Pameran produk dari pesantren bertajuk "One Pesantren One Product (OPOP) Expo" diharapkan menjadi pintu masuk penguatan ekonomi masyarakat, terutama untuk semakin mendorong pertumbuhan daerahnya, kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"Melalui OPOP Expo ini harapannya perekonomian di Jatim semakin menguat," ujar Khofifah di sela pembukaan "OPOP Expo" di JX International, Surabaya, Jumat.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut teringat pesan Presiden Joko Widodo yang menenkankan tentang penciptaan lapangan kerja dan diharapkan usaha mikro maupun usaha kecil di wilayahnya dapat memberi kesempatan warga untuk bekerja.
"Satu usaha mikro bisa membuka 2-3 lapangan kerja, kemudian usaha kecil bisa 10-20 lapangan kerja. Nah, kalau semua bergerak maka ini awal untuk memberikan keoptimistisan pertumbuhan ekonomi di Jattim semakin positif dan produktif," ucapnya.
Baca juga: Menkop: UMKM harus terintegrasi dengan "Global Value Chain"
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga berpesan para pengusaha mikro, kecil maupun menengah di wilayahnya, khususnya pelaku usaha dari kalangan pesantren memiliki sinergi dengan pihak yang selama ini memiliki keahlian andal.
Menurut dia, lembaga seperti BUMN, BUMD hingga lembaga sektor privat yang berkomitmen bisa memberikan ilmunya bisa melakukan pendampingan sebagai penguatan di bidang kemampuan manajerial.
"Setelah itu harus diajak melihat hari ini peta pasarnya seperti apa. Apalagi sekarang sudah banyak digital IT yang digunakan dalam proses dagang. OPOP harus lompat, bukan lari apalagi jalan," katanya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga melihat peluang pelaku usaha dan produk yang luar biasa dari pesantren karena berpotensi lokal serta beragam, seperti pupuk, kopi, jagung, gandum, beras hingga hidroponik.
"Inikan sebetulnya potensi dan tinggal bagaimana kemudian menjadi faktual dan efektif sehingga diterima di pasar. Dan yang terpenting adalah pasar menerima produk," tuturnya.
Baca juga: BI : Indonesia peringkat pertama dunia dalam keuangan syariah
Sementara itu, OPOP Expo digelar pada 28-30 November 2019 dengan memamerkan memamerkan produk-produk karya pesantren di wilayah setempat sekaligus memperkenalkannya ke masyarakat.
Sebanyak 45 stan disiapkan, yang 30 stan di antaranya khusus untuk produk dari pesantren, sedangkan stan sisanya untuk memperkenalkan UMKM binaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur beserta produk lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Melalui OPOP Expo ini harapannya perekonomian di Jatim semakin menguat," ujar Khofifah di sela pembukaan "OPOP Expo" di JX International, Surabaya, Jumat.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut teringat pesan Presiden Joko Widodo yang menenkankan tentang penciptaan lapangan kerja dan diharapkan usaha mikro maupun usaha kecil di wilayahnya dapat memberi kesempatan warga untuk bekerja.
"Satu usaha mikro bisa membuka 2-3 lapangan kerja, kemudian usaha kecil bisa 10-20 lapangan kerja. Nah, kalau semua bergerak maka ini awal untuk memberikan keoptimistisan pertumbuhan ekonomi di Jattim semakin positif dan produktif," ucapnya.
Baca juga: Menkop: UMKM harus terintegrasi dengan "Global Value Chain"
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga berpesan para pengusaha mikro, kecil maupun menengah di wilayahnya, khususnya pelaku usaha dari kalangan pesantren memiliki sinergi dengan pihak yang selama ini memiliki keahlian andal.
Menurut dia, lembaga seperti BUMN, BUMD hingga lembaga sektor privat yang berkomitmen bisa memberikan ilmunya bisa melakukan pendampingan sebagai penguatan di bidang kemampuan manajerial.
"Setelah itu harus diajak melihat hari ini peta pasarnya seperti apa. Apalagi sekarang sudah banyak digital IT yang digunakan dalam proses dagang. OPOP harus lompat, bukan lari apalagi jalan," katanya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga melihat peluang pelaku usaha dan produk yang luar biasa dari pesantren karena berpotensi lokal serta beragam, seperti pupuk, kopi, jagung, gandum, beras hingga hidroponik.
"Inikan sebetulnya potensi dan tinggal bagaimana kemudian menjadi faktual dan efektif sehingga diterima di pasar. Dan yang terpenting adalah pasar menerima produk," tuturnya.
Baca juga: BI : Indonesia peringkat pertama dunia dalam keuangan syariah
Sementara itu, OPOP Expo digelar pada 28-30 November 2019 dengan memamerkan memamerkan produk-produk karya pesantren di wilayah setempat sekaligus memperkenalkannya ke masyarakat.
Sebanyak 45 stan disiapkan, yang 30 stan di antaranya khusus untuk produk dari pesantren, sedangkan stan sisanya untuk memperkenalkan UMKM binaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur beserta produk lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019