Calon Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Jamhadi menyatakan para mahasiswa tidak perlu takut bersaing di era 4.0 bahkan sudah menuju ke era 5.0.
"Mahasiswa ialah generasi emas yang akan menentukan arah bangsa ke depannya," kata Jamhadi yang juga Dewan Pembina Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jatim di Surabaya, Jumat.
Namun, Jamhadi mengingatkan kepada mahasiswa bahwa di era 4.0 ini akan banyak sektor-sektor yang terdisrupsi akibat digitalisasi dan robotisasi. Untuk itulah, mahasiswa diajak untuk bisa beradaptasi dan meningkatkan skill-nya.
"Bagaimana mahasiswa merespons masa depan, ialah dengan komitmen peningkatan investasi di pengembangan digital skill, selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru," ujar mantan Ketua Kadin Surabaya ini.
Selain itu, lanjut dia, menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill, dilakukannya kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan, dan menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukan materi terkait human-digital skills.
Menurut Jamhadi yang akan maju dalam pencalonan Ketua Umum Kadin Jatim pada 18 Desember 2019, ke depan akan semakin banyak pekerjaan hilang karena teknologi.
Baca juga: Rektor UGM: inovasi kunci menang dalam Revolusi Industri 4.0
Sebanyak 5 juta pekerjaan akan hilang dalam kurun 2015–2020, contohnya perkantoran dan administrasi, manufaktur dan produksi, konstruksi dan tambang, seni, desain entertainment, olahraga, media, hukum, instalasi dan maintenance.
Sementara pekerjaan yang muncul ialah bisnis dan finansial, manajemen, komputer dan matematika, arsitektur dan teknik, sales, pendidikan dan training.
Era digitalisasi juga berpotensi memberikan peningkatan tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada 2025. Kurang lebih 17 juta pemilik dan karyawan berbisnis daring, 9 juta pekerja pendukung industri UMKM seperti bidang produksi dan pemasaran, 250 ribu pekerja logistik, 100 ribu pekerja platform e-tailing.
"Diharapkan dengan mampu menyesuaikan kemampuan di bidang teknologi, akan mendorong tren pertumbuhan ekonomi," katanya.
Jamhadi memprediksi pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun 2019 ialah 5,3 persen dan 2020 pertumbuhannya diprediksi 5,3 persen-5,6 persen. Sedangkan inflasi pada 2019 ditaksir di angka 3,5 persen, 2020 sebanyak 2,0 persen sampai 4,0 persen.
"Saat ini dua perubahan besar sedang terjadi, perubahan demografi dan teknologi," kata Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Alumni (IKBA) Untag 45 Surabaya ini.
Untuk menyiapkan kebutuhan kompetensi SDM di era industri 4.0 dan ekonomi digital, ditetapkan strategi perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi antara lain reformasi kelembagaan, pengembangan standar kompetensi, pembakuan mekanisme pemagangan dan pendanaan.
Baca juga: PII: tiga prioritas masuki Revolusi Industri 4.0
Pernyataan tersebut pernah disampaikah Jamhadi selaku Direktur Kadin Institute dibawah kepemimpinan Ketum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattaliti saat menajdi narasumber dalam Seminar Nasional Final LKTIN dengan tema "Bonus Demografi, Peluang atau Ancaman" yang digelar di Graha Wiyata lantai 9, Gedung Untag 45 Surabaya, Rabu (27/11).
Selain Jamhadi, narasumber lainnya ialah Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi dan Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano dengan moderator Kapodri Magister Kebijakan Publik Untag 45 Surabaya Bambang Kusbandrijo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Mahasiswa ialah generasi emas yang akan menentukan arah bangsa ke depannya," kata Jamhadi yang juga Dewan Pembina Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jatim di Surabaya, Jumat.
Namun, Jamhadi mengingatkan kepada mahasiswa bahwa di era 4.0 ini akan banyak sektor-sektor yang terdisrupsi akibat digitalisasi dan robotisasi. Untuk itulah, mahasiswa diajak untuk bisa beradaptasi dan meningkatkan skill-nya.
"Bagaimana mahasiswa merespons masa depan, ialah dengan komitmen peningkatan investasi di pengembangan digital skill, selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru," ujar mantan Ketua Kadin Surabaya ini.
Selain itu, lanjut dia, menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill, dilakukannya kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan, dan menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukan materi terkait human-digital skills.
Menurut Jamhadi yang akan maju dalam pencalonan Ketua Umum Kadin Jatim pada 18 Desember 2019, ke depan akan semakin banyak pekerjaan hilang karena teknologi.
Baca juga: Rektor UGM: inovasi kunci menang dalam Revolusi Industri 4.0
Sebanyak 5 juta pekerjaan akan hilang dalam kurun 2015–2020, contohnya perkantoran dan administrasi, manufaktur dan produksi, konstruksi dan tambang, seni, desain entertainment, olahraga, media, hukum, instalasi dan maintenance.
Sementara pekerjaan yang muncul ialah bisnis dan finansial, manajemen, komputer dan matematika, arsitektur dan teknik, sales, pendidikan dan training.
Era digitalisasi juga berpotensi memberikan peningkatan tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada 2025. Kurang lebih 17 juta pemilik dan karyawan berbisnis daring, 9 juta pekerja pendukung industri UMKM seperti bidang produksi dan pemasaran, 250 ribu pekerja logistik, 100 ribu pekerja platform e-tailing.
"Diharapkan dengan mampu menyesuaikan kemampuan di bidang teknologi, akan mendorong tren pertumbuhan ekonomi," katanya.
Jamhadi memprediksi pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun 2019 ialah 5,3 persen dan 2020 pertumbuhannya diprediksi 5,3 persen-5,6 persen. Sedangkan inflasi pada 2019 ditaksir di angka 3,5 persen, 2020 sebanyak 2,0 persen sampai 4,0 persen.
"Saat ini dua perubahan besar sedang terjadi, perubahan demografi dan teknologi," kata Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Alumni (IKBA) Untag 45 Surabaya ini.
Untuk menyiapkan kebutuhan kompetensi SDM di era industri 4.0 dan ekonomi digital, ditetapkan strategi perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi antara lain reformasi kelembagaan, pengembangan standar kompetensi, pembakuan mekanisme pemagangan dan pendanaan.
Baca juga: PII: tiga prioritas masuki Revolusi Industri 4.0
Pernyataan tersebut pernah disampaikah Jamhadi selaku Direktur Kadin Institute dibawah kepemimpinan Ketum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattaliti saat menajdi narasumber dalam Seminar Nasional Final LKTIN dengan tema "Bonus Demografi, Peluang atau Ancaman" yang digelar di Graha Wiyata lantai 9, Gedung Untag 45 Surabaya, Rabu (27/11).
Selain Jamhadi, narasumber lainnya ialah Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi dan Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano dengan moderator Kapodri Magister Kebijakan Publik Untag 45 Surabaya Bambang Kusbandrijo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019