Banyak produk perhutanan sosial yang memiliki nilai tinggi dan bisa sukses dipasarkan jika diberi impresi yang kuat sehingga bisa menjadi komoditas unggulan Indonesia, menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki.
"Tadi saya sudah berbicara dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya), produk-produk dari perhutanan sosial kita kalau di-branding dengan kuat karena punya dampak kepada perubahan sosial, ekonomi, lalu juga dari aspek lingkungan juga kuat. Ini masuk dalam kategori value based commodity," ujar Teten ketika menghadiri Festival PeSoNa di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta pada Kamis.
Semua hal itu bisa menjadi aspek yang dapat membantu produk-produk perhutanan sosial menjadi komoditas andalan Indonesia, yang bahkan bisa dijual ke pasar luar, menurut Teten.
Produk-produk itu bahkan bisa dipasarkan lewat acara yang mengusung tema produk masyarakat adat karena Indonesia kaya akan komoditas yang berkelas dunia seperti kopi.
Kopi Indonesia, kata Teten, hampir 95 persen dihasilkan dari kawasan konservasi yang dibudidayakan oleh rakyat dan bukannya korporasi perkebunan. Hal itu memberikan nilai tambah tidak hanya dalam aspek sosial ekonomi, tapi juga secara dalam sektor pelestarian lingkungan.
"Saya sudah lihat, komoditas-komoditas mana yang bisa di-scale up, bisa dibranding untuk masuk ke ekspor," ujar dia.
Teten hadir Bersama Menteri LHK Siti Nurbaya dalam Festival Perhutanan Sosial Nasional (PeSoNa), acara yang digelar untuk merayakan hutan sosial yang telah diterima di masyarakat dan banyak tokoh yang berhasil secara ekonomi, sosial maupun ekologi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menkop UKM Teten Masduki menyerahkan penghargaan kepada kelompok-kelompok tani hutan dan tokoh-tokoh yang dianggap berjasa dan sukses memanfaatkan hutan sosial.
Dalam festival tersebut menampilkan ragam hutan sosial dari seluruh Indonesia dan produk yang dihasilkan serta kisah sukses para pengelola hutan setelah mendapatkan legalisasi.
Perhutanan sosial adalah program yang termasuk dalam Program Strategis Nasional yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Pemerintah menargetkan 12,7 juta hektare hutan sosial akan dimanfaatkan oleh masyarakat meski hingga Juni 2019 baru tercatat 3,4 juta hektare lahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Tadi saya sudah berbicara dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya), produk-produk dari perhutanan sosial kita kalau di-branding dengan kuat karena punya dampak kepada perubahan sosial, ekonomi, lalu juga dari aspek lingkungan juga kuat. Ini masuk dalam kategori value based commodity," ujar Teten ketika menghadiri Festival PeSoNa di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta pada Kamis.
Semua hal itu bisa menjadi aspek yang dapat membantu produk-produk perhutanan sosial menjadi komoditas andalan Indonesia, yang bahkan bisa dijual ke pasar luar, menurut Teten.
Produk-produk itu bahkan bisa dipasarkan lewat acara yang mengusung tema produk masyarakat adat karena Indonesia kaya akan komoditas yang berkelas dunia seperti kopi.
Kopi Indonesia, kata Teten, hampir 95 persen dihasilkan dari kawasan konservasi yang dibudidayakan oleh rakyat dan bukannya korporasi perkebunan. Hal itu memberikan nilai tambah tidak hanya dalam aspek sosial ekonomi, tapi juga secara dalam sektor pelestarian lingkungan.
"Saya sudah lihat, komoditas-komoditas mana yang bisa di-scale up, bisa dibranding untuk masuk ke ekspor," ujar dia.
Teten hadir Bersama Menteri LHK Siti Nurbaya dalam Festival Perhutanan Sosial Nasional (PeSoNa), acara yang digelar untuk merayakan hutan sosial yang telah diterima di masyarakat dan banyak tokoh yang berhasil secara ekonomi, sosial maupun ekologi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menkop UKM Teten Masduki menyerahkan penghargaan kepada kelompok-kelompok tani hutan dan tokoh-tokoh yang dianggap berjasa dan sukses memanfaatkan hutan sosial.
Dalam festival tersebut menampilkan ragam hutan sosial dari seluruh Indonesia dan produk yang dihasilkan serta kisah sukses para pengelola hutan setelah mendapatkan legalisasi.
Perhutanan sosial adalah program yang termasuk dalam Program Strategis Nasional yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Pemerintah menargetkan 12,7 juta hektare hutan sosial akan dimanfaatkan oleh masyarakat meski hingga Juni 2019 baru tercatat 3,4 juta hektare lahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019