Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia akan melakukan pertemuan dengan sekitar 10 top manajemen dan Chief Executive Officer (CEO) dari korporasi-korporasi kakap Korea Selatan guna membidik investasi first class dari negeri ginseng itu.
"Ada dari Lotte Corporation, Posco, Hankook Technology Group, SK E&C, CJ Group, LG Chem, GS Global, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Doosan Corporation, dan The Export Import Bank of Korea (KEXIM)," kata Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Kepala BKPM dan sejumlah menteri lainnya akan mendampingi Presiden Jokowi di beberapa acara resmi dan kenegaraan pada Konferensi Tingkat Tinggi 30th ASEAN-ROK Commemorative Summit yang berlangsung hingga 26 November 2019 mendatang.
Rizal mengatakan, selain mendampingi Presiden, Bahlil akan membicarakan potensi peningkatan investasi Korea Selatan di Tanah Air.
"Investasi Korea kan sekarang masih di posisi enam dan tujuh. Masih ada ruang yang besar bagi Korea untuk meningkatkan existing capacity berinvestasi di Indonesia," ujarnya.
Rizal mengatakan sdenga mengundang korporasi kakap di Korea tersebut, Kepala BKPM ingin agar negara ini meningkatkan investasi first class mereka di Indonesia.
"Dari profil investor-investor yang diundang kelihatan bahwa Pak Kepala maunya Korsel meningkatkan investasi berbasis teknologi maju, memiliki proses alih teknologi dan peningkatan nilai tambah atas produk yang dihasilkan," ungkapnya.
Rizal mengatakan, Kepala BKPM menginginkan partisipasi Korea sejalan dengan program hilirisasi dan peningkatan Sumber Daya Manusia sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden.
"Jadi, investasi yang masuk akan meningkatkan nilai tambah dari industri pengolahan. Ini bukan saatnya lagi mengundang investasi kelas dua tapi sudah first class. Tidak lagi impor bahan mentah dari Indonesia," katanya.
Rizal mengatakan, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sangat konsen dengan Korea. Pasalnya, selain sebagai salah satu sumber aliran Penanaman Modal Asing (PMA), negara gingseng ini masih menempatkan Indonesia di posisi ketiga sebagai negara destinasi investasi utamanya.
"Bahkan kita masih kalah dari Vietnam. Ini tantangan kita," katanya.
Berdasarkan data BKPM, total PMA Korea ke Indonesia dari 2014 hingga triwulan III-2019 sebesar 7,67 miliar dolar AS. Sektor atau industri yang dimasuki yakni mesin dan industri elektronik sebesar 14 persen pertambangan (12 persen), pakaian (8 persen), karet dan plastik (8 persen), dan lain-lain sebesar 51 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Ada dari Lotte Corporation, Posco, Hankook Technology Group, SK E&C, CJ Group, LG Chem, GS Global, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Doosan Corporation, dan The Export Import Bank of Korea (KEXIM)," kata Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Kepala BKPM dan sejumlah menteri lainnya akan mendampingi Presiden Jokowi di beberapa acara resmi dan kenegaraan pada Konferensi Tingkat Tinggi 30th ASEAN-ROK Commemorative Summit yang berlangsung hingga 26 November 2019 mendatang.
Rizal mengatakan, selain mendampingi Presiden, Bahlil akan membicarakan potensi peningkatan investasi Korea Selatan di Tanah Air.
"Investasi Korea kan sekarang masih di posisi enam dan tujuh. Masih ada ruang yang besar bagi Korea untuk meningkatkan existing capacity berinvestasi di Indonesia," ujarnya.
Rizal mengatakan sdenga mengundang korporasi kakap di Korea tersebut, Kepala BKPM ingin agar negara ini meningkatkan investasi first class mereka di Indonesia.
"Dari profil investor-investor yang diundang kelihatan bahwa Pak Kepala maunya Korsel meningkatkan investasi berbasis teknologi maju, memiliki proses alih teknologi dan peningkatan nilai tambah atas produk yang dihasilkan," ungkapnya.
Rizal mengatakan, Kepala BKPM menginginkan partisipasi Korea sejalan dengan program hilirisasi dan peningkatan Sumber Daya Manusia sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden.
"Jadi, investasi yang masuk akan meningkatkan nilai tambah dari industri pengolahan. Ini bukan saatnya lagi mengundang investasi kelas dua tapi sudah first class. Tidak lagi impor bahan mentah dari Indonesia," katanya.
Rizal mengatakan, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sangat konsen dengan Korea. Pasalnya, selain sebagai salah satu sumber aliran Penanaman Modal Asing (PMA), negara gingseng ini masih menempatkan Indonesia di posisi ketiga sebagai negara destinasi investasi utamanya.
"Bahkan kita masih kalah dari Vietnam. Ini tantangan kita," katanya.
Berdasarkan data BKPM, total PMA Korea ke Indonesia dari 2014 hingga triwulan III-2019 sebesar 7,67 miliar dolar AS. Sektor atau industri yang dimasuki yakni mesin dan industri elektronik sebesar 14 persen pertambangan (12 persen), pakaian (8 persen), karet dan plastik (8 persen), dan lain-lain sebesar 51 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019