Daniil Medvedev mengatakan bahwa ia "benci kekalahan" setelah menderita kekalahan mengejutkan pada putaran kedua oleh petenis Prancis peringkat 65 dunia Jeremy Chardy pada Paris Masters, Selasa, mengakhiri upayanya untuk mencapai final ketujuh berturut-turut.
Petenis Rusia berusia 23 tahun itu merebut set pembuka, namun mengalami kekalahan 6-4, 2-6, 4-6 di Bercy Arena.
Set kedua mengakhiri kemenangan 19 set beruntun yang dimenangi Medvedev, sementara kekalahan tersebut menghentikan sembilan kemenangan beruntun.
Baca juga: Federer tidak yakin ikuti Paris Masters
"Saya sama sekali tidak memikirkan yang berturut-turut itu saat berada di lapangan," katanya. "Saya hanya takut kalah. Saya benci kalah. Tapi saya juga tahu apa yang bisa saya lakukan ketika saya bermain.
"Terkadang Anda menang, kadang Anda kalah. Meskipun saya kalah, saya bisa menganggapnya sebagai pengalaman," katanya sebagaimana dikutip AFP.
Chardy, yang didukung oleh penonton tuan rumah di ibu kota Prancis, menyelamatkan sembilan break point pada set penentuan yang dramatis.
Baca juga: All Indonesian final pada tunggal putra Amman International
"Jeremy bermain sangat baik, tapi memalukan karena saya punya peluang," tambah Medvedev, yang merupakan satu-satunya pemain saat ini selain 'empat besar' Roger Federer, Novak Djokovic, Rafael Nadal dan Andy Murray yang berhasil mencapai enam final ATP berturut-turut.
"Perbedaannya adalah ia mampu mengambil kesempatan yang datang padanya dan saya tidak."
Laju keberhasilan Medvedev mencapai final terjadi sejak Juli lalu, ketika ia memperoleh gelar Cincinnati dan Shanghai Masters dan kalah pada final US Open oleh Rafael Nadal.
Di New York, ia adalah pria Rusia pertama yang mencapai final Grand Slam sejak Marat Safin pada Australia Open 2005 dan ia telah memenangi empat turnamen pada 2019 secara total.
Baca juga: Christopher/Goransson ke perempat final Liuzhou ATP
Medvedev selanjutnya akan menuju London untuk penampilan perdananya pada ATP Tour Finals bulan depan, tempat ia berharap akan menandingi juara tahun lalu dan sesama petenis muda Alexander Zverev.
"Sekarang saya punya lebih banyak waktu untuk menyiapkan diri menghadapi Tour Finals. Sungguh suatu mimpi bagi saya untuk pergi ke sana.
"Ini adalah turnamen tempat apapun bisa terjadi, Zverev menunjukkan itu di sana tahun lalu. Ini akan menjadi pengalaman yang bagus."
Ini kali pertama Chardy mencapai putaran ketiga di Bercy, setelah melewati dua pertandingan kualifikasi dan laga putaran pertama dengan Sam Querrey.
"Dua kemenangan melawan orang seperti dia (Medvedev) rasanya hebat," kata petenis berusia 32 tahun itu.
Chardy selanjutnya akan memainkan laga babak 16 besar melawan salah satu di antara unggulan 15 John Isner atau petenis Chile Cristian Garin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Petenis Rusia berusia 23 tahun itu merebut set pembuka, namun mengalami kekalahan 6-4, 2-6, 4-6 di Bercy Arena.
Set kedua mengakhiri kemenangan 19 set beruntun yang dimenangi Medvedev, sementara kekalahan tersebut menghentikan sembilan kemenangan beruntun.
Baca juga: Federer tidak yakin ikuti Paris Masters
"Saya sama sekali tidak memikirkan yang berturut-turut itu saat berada di lapangan," katanya. "Saya hanya takut kalah. Saya benci kalah. Tapi saya juga tahu apa yang bisa saya lakukan ketika saya bermain.
"Terkadang Anda menang, kadang Anda kalah. Meskipun saya kalah, saya bisa menganggapnya sebagai pengalaman," katanya sebagaimana dikutip AFP.
Chardy, yang didukung oleh penonton tuan rumah di ibu kota Prancis, menyelamatkan sembilan break point pada set penentuan yang dramatis.
Baca juga: All Indonesian final pada tunggal putra Amman International
"Jeremy bermain sangat baik, tapi memalukan karena saya punya peluang," tambah Medvedev, yang merupakan satu-satunya pemain saat ini selain 'empat besar' Roger Federer, Novak Djokovic, Rafael Nadal dan Andy Murray yang berhasil mencapai enam final ATP berturut-turut.
"Perbedaannya adalah ia mampu mengambil kesempatan yang datang padanya dan saya tidak."
Laju keberhasilan Medvedev mencapai final terjadi sejak Juli lalu, ketika ia memperoleh gelar Cincinnati dan Shanghai Masters dan kalah pada final US Open oleh Rafael Nadal.
Di New York, ia adalah pria Rusia pertama yang mencapai final Grand Slam sejak Marat Safin pada Australia Open 2005 dan ia telah memenangi empat turnamen pada 2019 secara total.
Baca juga: Christopher/Goransson ke perempat final Liuzhou ATP
Medvedev selanjutnya akan menuju London untuk penampilan perdananya pada ATP Tour Finals bulan depan, tempat ia berharap akan menandingi juara tahun lalu dan sesama petenis muda Alexander Zverev.
"Sekarang saya punya lebih banyak waktu untuk menyiapkan diri menghadapi Tour Finals. Sungguh suatu mimpi bagi saya untuk pergi ke sana.
"Ini adalah turnamen tempat apapun bisa terjadi, Zverev menunjukkan itu di sana tahun lalu. Ini akan menjadi pengalaman yang bagus."
Ini kali pertama Chardy mencapai putaran ketiga di Bercy, setelah melewati dua pertandingan kualifikasi dan laga putaran pertama dengan Sam Querrey.
"Dua kemenangan melawan orang seperti dia (Medvedev) rasanya hebat," kata petenis berusia 32 tahun itu.
Chardy selanjutnya akan memainkan laga babak 16 besar melawan salah satu di antara unggulan 15 John Isner atau petenis Chile Cristian Garin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019