Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana, I Putu Artha  melantik I Ketut Galung sebagai bendesa adat Gilimanuk di Wantilan Pura Puseh, Desa Adat setempat, Kecamatan Melaya, Rabu.

Dalam pelantikan bendesa itu dihadir pejabat cukup lengkap, karena selain Bupati Artha juga tampak Wakil Bupati, I Made Kembang Hartawan, Ketua DPRD, I Ketut Sugiasa, Ketua Majelis Madya Desa Pekraman, I Nyoman Rayun, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jembrana, I Ketut Semaraguna dan Camat Melaya, I Putu Eka Suarnama.

Komposisi pimpinan adat di Gilimanuk ini juga unik, karena I Ketut Sudarta yang dikalahkan Galung dalam pemilihan bendesa juga dilantik menjadi wakil bendesa.

Bupati Artha mengatakan, seorang bendesa harus bisa menjadi pengayom umat dengan membuat suasana aman, nyaman dan damai.

"Saya bangga karena pemilihan bendesa di Gilimanuk ini bisa berlangsung dengan baik, semoga ke depan desa adat ini akan lebih baik lagi," katanya.

Menurut Artha, Gilimanuk memiliki arti khusus tidak hanya bagi Jembrana, tapi juga Bali karena merupakan pintu gerbang masuk dan keluar dari Pulau Dewata.

Selain itu, karena penduduknya sangat heterogen dan mobilitasnya yang sangat tinggi, dituntut seorang pemimpin adat yang memiliki kepekaan.

"Kalau bendesa tidak jeli dalam memimpin akan muncul kerawanan yang berpengaruh terhadap keamanan, kenyamanan dan kedamaian," ujar Artha.

Agar semua berjalan baik, Artha minta bendesa dan pengurus adat yang baru untuk berpegang pada awig-awig atau aturan desa adat setempat.

Sementara, Ketua Panitia Pelantikan, I Nyoman Merta mengatakan, dalam mencari pemimpin lewat sistem pemilihan langsung wajar ada yang kalah dan menang.(**)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011