Masyarakat Bali bersama keluarga korban dan para penyintas tragedi Bom Bali, memadati kawasan Monumen Bom Bali, Legian, Badung, untuk mengenang para korban dalam peristiwa yang terjadi 17 tahun yang lalu tersebut.
"Kami setiap tahun datang ke sini untuk mengenang anak dan menantu saya yang menjadi korban dari peristiwa Bom Bali," ujar warga negara Jepang, Takako Suzuki, Sabtu.
Takako Suzuki merupakan ibu dari Kosuke Suzuki yang bersama istrinya, Yuka Suzuki menjadi korban tewas dalam tragedi yang merenggut 202 jiwa itu.
Meskipun peristiwa tersebut telah terjadi pada 17 tahun yang lalu. Ia mengaku sampai saat ini masih merasakan kesedihan yang begitu mendalam.
"Harapan kami dan juga menjadi harapan semua orang di dunia agar tidak terjadi peristiwa terorisme seperti ini lagi," katanya.
Senada dengan Takako, Konsul Jenderal Jepang di Denpasar, Hirohisa Chiba, juga berharap peristiwa terorisme seperti tragedi bom Bali itu tidak akan terjadi kembali.
Ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Bali dan seluruh masyarakat yang telah membantu para keluarga korban.
"Saya harap semua manusia di dunia hidup dalam damai. Saya harap semua manusia dapat hidup dalam damai, karena perdamaian itu sangat penting," ujarnya.
Dalam peringatan tersebut, sejak Sabtu pagi, para masyarakat dan keluarga korban mulai berdatangan ke kawasan Monumen Bom Bali untuk berdoa dan meletakkan karangan bunga.
Pada malam hari, di kawasan monumen itu juga diselenggarakan kegiatan peringatan para korban tragedi Bom Bali yang diisi dengan doa bersama ,renungan, penyalaan lilin dan tabur bunga.
Ketua panitia peringatan ke-17 tragedi Bom Bali di kawasan Monumen Bom Bali, Putu Adyana menjelaskan, melalui kegiatan itu pihaknya juga ingin mengajak seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak lain untuk sama-sama menjaga keamanan sehingga tragedi tersebut tidak terulang kembali.
"Melalui kegiatan sederhana ini kami berusaha untuk tidak mengurangi makna. Utamanya kami mengajak seluruh masyarakat termasuk para pelajar tadi yang berpartisipasi untuk mengenang dan merenung bahwa 17 tahun yang lalu terjadi peristiwa ini dan bersama mendoakan para korban," katanya.
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kami setiap tahun datang ke sini untuk mengenang anak dan menantu saya yang menjadi korban dari peristiwa Bom Bali," ujar warga negara Jepang, Takako Suzuki, Sabtu.
Takako Suzuki merupakan ibu dari Kosuke Suzuki yang bersama istrinya, Yuka Suzuki menjadi korban tewas dalam tragedi yang merenggut 202 jiwa itu.
Meskipun peristiwa tersebut telah terjadi pada 17 tahun yang lalu. Ia mengaku sampai saat ini masih merasakan kesedihan yang begitu mendalam.
"Harapan kami dan juga menjadi harapan semua orang di dunia agar tidak terjadi peristiwa terorisme seperti ini lagi," katanya.
Senada dengan Takako, Konsul Jenderal Jepang di Denpasar, Hirohisa Chiba, juga berharap peristiwa terorisme seperti tragedi bom Bali itu tidak akan terjadi kembali.
Ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Bali dan seluruh masyarakat yang telah membantu para keluarga korban.
"Saya harap semua manusia di dunia hidup dalam damai. Saya harap semua manusia dapat hidup dalam damai, karena perdamaian itu sangat penting," ujarnya.
Dalam peringatan tersebut, sejak Sabtu pagi, para masyarakat dan keluarga korban mulai berdatangan ke kawasan Monumen Bom Bali untuk berdoa dan meletakkan karangan bunga.
Pada malam hari, di kawasan monumen itu juga diselenggarakan kegiatan peringatan para korban tragedi Bom Bali yang diisi dengan doa bersama ,renungan, penyalaan lilin dan tabur bunga.
Ketua panitia peringatan ke-17 tragedi Bom Bali di kawasan Monumen Bom Bali, Putu Adyana menjelaskan, melalui kegiatan itu pihaknya juga ingin mengajak seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak lain untuk sama-sama menjaga keamanan sehingga tragedi tersebut tidak terulang kembali.
"Melalui kegiatan sederhana ini kami berusaha untuk tidak mengurangi makna. Utamanya kami mengajak seluruh masyarakat termasuk para pelajar tadi yang berpartisipasi untuk mengenang dan merenung bahwa 17 tahun yang lalu terjadi peristiwa ini dan bersama mendoakan para korban," katanya.
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019