Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 harus menjadi momentum awal dari kejayaan olahraga Indonesia.
"Kita ingin Asian Games 2018 tidak hanya dikenang karena kesuksesan penyelenggaraannya, tapi juga meninggalkan legacy. Kalau bisa Asian Games 2018 adalah momentum awal dari kejayaan olahraga Indonesia," ujar Bambang dalam Seminar Refleksi 1 Tahun Asian Games 2018 dan Rencana Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis.
Setahun lalu, perhelatan Asian Games ke-18 telah sukses dilaksanakan di Jakarta dan Palembang. Kesuksesan itu menyangkut tiga hal, yakni sukses penyelenggaraan, prestasi, dan ekonomi.
Baca juga: PB PASI kirim atlet ASG berprestasi ke SEA Youth 2020
Secara penyelenggaraan, meskipun persiapan dalam bersolek bisa dibilang ngebut, namun pelaksanaan olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade itu ternyata sukses mempertandingkan 40 cabang olahraga dengan 465 nomor pertandingan dan 11.720 atlet, naik 20 persen daripada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Bahkan mampu menggaet hingga sekitar 1,7 juta wisatawan domestik dan 78 ribu wisatawan mancanegara.
Baca juga: ASEAN dorong olahraga tradisional dilombakan di tingkat internasional
Belum lagi secara catatan prestasi, Indonesia mengukir sejarah baru dengan menempati peringkat keempat dalam klasemen perolehan medali. Menurut Bambang, momentum ini tidak boleh hilang begitu saja. Apalagi dalam penyelenggaraan Asian Games tahun-tahun sebelumnya, Indonesia selalu kesulitan mendapatkan medali emas.
Adapun peningkatan secara ekonomi, survei Bappenas dan LPEM FEB UI mencatat pengeluaran pengunjung Asian Games sebagian besar untuk belanja suvenir, hotel, dan makanan minuman dengan total pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar Rp 1,9 triliun dan total pengeluaran wisatawan nusantara sebesar Rp 1,8 triliun. Itu menunjukkan terjadi pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 0,05 persen.
Bambang juga menyampaikan kesuksesan dalam sarana dan prasana olahraga di Asian Games 2018 harus terpelihara dan terpakai dengan baik.
"Mudah-mudahan dari aset baik GBK dan Jakabaring tetap terpelihara dan terpakai dan tetap jadi standar bagi fasilitas olahraga Indonesia," ucapnya.
Dengan keberhasilan tersebut, Bambang melanjutkan bahwa orientasi Indonesia harus bergeser, tidak lagi pada SEA Games, tetapi Asian Games dan Olimpiade. Menurut dia, SEA Games hanyalah ajang persiapan dan uji coba bagi atlet junior untuk bisa bersaing di kejuaraan internasional.
Selain itu, dengan prestasi yang diraih di Asian Games 2018, ia berharap Indonesia bisa meraih lebih banyak medali emas di perhelatan olahraga yang lebih besar yakni Olimpiade Tokyo 2020 nanti.
"Jadi momentum Asian Games ini hanya bisa dipertahankan kalau kita melakukan sesuatu, paling tidak ya cukup berhasil di Olimpiade Tokyo. Di sana kita bisa buktikan apakah momentum di Asian Games akan berlanjut atau tidak,"
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kita ingin Asian Games 2018 tidak hanya dikenang karena kesuksesan penyelenggaraannya, tapi juga meninggalkan legacy. Kalau bisa Asian Games 2018 adalah momentum awal dari kejayaan olahraga Indonesia," ujar Bambang dalam Seminar Refleksi 1 Tahun Asian Games 2018 dan Rencana Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis.
Setahun lalu, perhelatan Asian Games ke-18 telah sukses dilaksanakan di Jakarta dan Palembang. Kesuksesan itu menyangkut tiga hal, yakni sukses penyelenggaraan, prestasi, dan ekonomi.
Baca juga: PB PASI kirim atlet ASG berprestasi ke SEA Youth 2020
Secara penyelenggaraan, meskipun persiapan dalam bersolek bisa dibilang ngebut, namun pelaksanaan olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade itu ternyata sukses mempertandingkan 40 cabang olahraga dengan 465 nomor pertandingan dan 11.720 atlet, naik 20 persen daripada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Bahkan mampu menggaet hingga sekitar 1,7 juta wisatawan domestik dan 78 ribu wisatawan mancanegara.
40 cabang dengan 465 nomor pertandingan dan lebih dari 16 ribu partisipan. Meningkat 20 persen dibanding peserta pada Asian Games Incheon 2014.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asian Games dan "Nation Branding" Indonesia", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/22/103409826/asian-games-dan-nation-branding-indonesia?page=all.
Editor : Amir Sodikin
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asian Games dan "Nation Branding" Indonesia", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/22/103409826/asian-games-dan-nation-branding-indonesia?page=all.
Editor : Amir Sodikin
40 cabang dengan 465 nomor pertandingan dan lebih dari 16 ribu partisipan. Meningkat 20 persen dibanding peserta pada Asian Games Incheon 2014.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asian Games dan "Nation Branding" Indonesia", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/22/103409826/asian-games-dan-nation-branding-indonesia?page=all.
Editor : Amir Sodikin
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asian Games dan "Nation Branding" Indonesia", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/22/103409826/asian-games-dan-nation-branding-indonesia?page=all.
Editor : Amir Sodikin
ipertandingkan 40 cabang dengan 465 nomor pertandingan dan lebih dari 16 ribu partisipan. Meningkat 20 persen dibanding peserta pada Asian Games Incheon 2014.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asian Games dan "Nation Branding" Indonesia", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/22/103409826/asian-games-dan-nation-branding-indonesia?page=all.
Editor : Amir Sodikin
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asian Games dan "Nation Branding" Indonesia", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/22/103409826/asian-games-dan-nation-branding-indonesia?page=all.
Editor : Amir Sodikin
Baca juga: ASEAN dorong olahraga tradisional dilombakan di tingkat internasional
Belum lagi secara catatan prestasi, Indonesia mengukir sejarah baru dengan menempati peringkat keempat dalam klasemen perolehan medali. Menurut Bambang, momentum ini tidak boleh hilang begitu saja. Apalagi dalam penyelenggaraan Asian Games tahun-tahun sebelumnya, Indonesia selalu kesulitan mendapatkan medali emas.
Adapun peningkatan secara ekonomi, survei Bappenas dan LPEM FEB UI mencatat pengeluaran pengunjung Asian Games sebagian besar untuk belanja suvenir, hotel, dan makanan minuman dengan total pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar Rp 1,9 triliun dan total pengeluaran wisatawan nusantara sebesar Rp 1,8 triliun. Itu menunjukkan terjadi pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 0,05 persen.
Bambang juga menyampaikan kesuksesan dalam sarana dan prasana olahraga di Asian Games 2018 harus terpelihara dan terpakai dengan baik.
"Mudah-mudahan dari aset baik GBK dan Jakabaring tetap terpelihara dan terpakai dan tetap jadi standar bagi fasilitas olahraga Indonesia," ucapnya.
Dengan keberhasilan tersebut, Bambang melanjutkan bahwa orientasi Indonesia harus bergeser, tidak lagi pada SEA Games, tetapi Asian Games dan Olimpiade. Menurut dia, SEA Games hanyalah ajang persiapan dan uji coba bagi atlet junior untuk bisa bersaing di kejuaraan internasional.
Selain itu, dengan prestasi yang diraih di Asian Games 2018, ia berharap Indonesia bisa meraih lebih banyak medali emas di perhelatan olahraga yang lebih besar yakni Olimpiade Tokyo 2020 nanti.
"Jadi momentum Asian Games ini hanya bisa dipertahankan kalau kita melakukan sesuatu, paling tidak ya cukup berhasil di Olimpiade Tokyo. Di sana kita bisa buktikan apakah momentum di Asian Games akan berlanjut atau tidak,"
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019