Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta para pengungsi kembali ke tempat tinggal mereka di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, yang kondisi keamanannya sudah mulai kondusif, sedangkan Kemenkes mencatat 31 korban meninggal dalam kerusuhan itu. 

"Ayo kembali ke Wamena, karena kami menjaga keamanan seluruh warga," kata Kapolda pada Selasa kepada warga yang mengungsi di halaman Masjid Al Aqsa Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, menyusul kerusuhan yang merenggut nyawa di Wamena pada 23 September.

Ia memahami bahwa kerusuhan Wamena telah menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan yang mendorong warga mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman.

"Jangan berlarut dalam ketakutan dan trauma karena aparat keamanan siap mengamankan warga dari berbagai gangguan," kata Paulus Waterpauw, yang kembali menjabat sebagai Kapolda Papua mulai Senin (30/9).

Mantan Kapolda Sumatera Utara itu mengatakan bahwa kondisi keamanan Wamena sudah mulai kondusif. "Jangan takut, kami ada dan akan melindungi warga dari segala gangguan," katanya.

Di kompleks Masjid Al Aqsa Sentani ada 115 pengungsi dari Wamena. Sebagian pengungsi mengaku belum memutuskan akan segera kembali ke Wamena.

"Saya dan keluarga ingin pulang dulu memenangkan pikiran di kampung," kata Fuad, pengungsi dari Wamena yang mengaku sudah 20 tahun tinggal di ibu kota Jayawijaya.

Baca juga: Papua Terkini - Presiden imbau masyarakat Papua antisipasi fitnah
Baca juga: Kapolri: Kericuhan Wamena didesain curi perhatian internasional

31 korban
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa korban meninggal akibat peristiwa kerusuhan di Wamena, Provinsi Papua, total sebanyak 31 orang.

"Di catatan saya dari Tim Kesehatan Papua, total ada 31 orang meninggal," kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek di Kemkes, Jakarta (30/9).

Ia merinci bahwa 31 korban meninggal tersebut, sebanyak 26 orang meninggal sebelum mendapat perawatan dan lima orang lainnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit.

Sementara itu, sebanyak 14 orang yang masih dalam perawatan di Wamena, dan sebanyak 22 orang dirujuk ke rumah sakit di Jayapura. Sedangkan yang sudah dipulangkan ada 62 orang.

Menkes menambahkan bahwa selain di Waimena, kerusuhan juga terjadi di Ilaga, Tolikara dan lainnya. Tim kesehatan di daerah tersebut jumlahnya masih kurang.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan juga mengirimkan tim kesehatan gabungan ke daerah tersebut. "Kami mengirim tim kesehatan gabungan. Tim kesehatan gabungan ini terdiri dari unsur TNI, Polri dan sipil, dalam hal ini dari Kementerian Kesehatan."

Menurut Menkes, tim kesehatan gabungan tersebut diperbantukan di daerah di luar Waimena juga dan sudah diberangkatkan.

Baca juga: Wapres JK bantah usulan referendum Papua di PBB
Baca juga: Aksi anarkis di Wamena berdampak lumpuhnya fasilitas pemerintah

Pewarta: Evarukdijati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019