Mendiang Aristides Katoppo, wartawan senior dan salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di akhir hidupnya suka membincangkan soal keindonesiaan serta kondisi bangsa belakangan ini.

"Lebih banyak kalau yang terakhir-terakhir ini ngomongin mengenai keutuhan NKRI, Pancasila, sejarahnya, Sumpah Pemuda, dan sebagainya," kata Jura, sapaan akrab Judistira Katoppo.

Judistira, putra sulung Aristides ditemui di Rumah Duka Sentosa, Rumah Sakit Pusat Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Minggu.

Jura mengatakan ayahnya cukup perhatian dengan kondisi bangsa akhir-akhir ini dan mengharapkan masyarakat untuk mempertahankan keutuhan NKRI.

Baca juga: Ketua AJI Jakarta minta DPR jangan bersikap fasis demi sahkan RKUHP

"Orang-orang Indonesia macam-macam tapi bisa bersatu. Kayaknya dia agak concern 
dengan keadaan sekarang. Kalau sama saya, selalu kalau ngomong mengenai kesatuan Indonesia," katanya.

Baca juga: HUT Ke-25, AJI bahas tantangan pers di era "disrupsi digital"

Aristides merupakan wartawan senior 
kelahiran Tomohon, Sulawesi Utara, 14 Maret 1938.

Jurnalis yang dikenal berani pada era Orde Baru itu memiliki tiga anak dari perkawinan pertamanya. Istri dan dua anaknya sudah meninggal dunia. Aristides kemudian menikah lagi dan memiliki dua anak tiri.

Aristides meninggal pada usia 81 tahun, Minggu, 29 September 2019, pukul 12.05 WIB di RS Abdi Waluyo. Jenazahnya saat ini disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Rencananya, jenazah Aristides dikremasi pada Selasa, 1 Oktober 2019, di Oasis Lestari, Tangerang, Banten.

Pewarta: Zuhdiar Laeis

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019