Universitas Pendidikan Nasional Denpasar terus berupaya mencetak lulusan yang berjiwa wirausaha dengan berlandaskan pada hasil riset, ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0
"Itu semua menjadi bekal dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Jadi, lulusan kami mampu menciptakan pekerjaan sendiri, bukan mencari-cari pekerjaan," kata Rektor Undiknas Denpasar Dr Nyoman Sri Subawa, ST, SSos, MM, saat menyampaikan laporan pada acara Wisuda Sarjana (S1) dan Magister (S2) ke-83, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Sabtu.
Menurut Sri Subawa, disrupsi teknologi pada Revolusi Industri 4.0 telah mengakselerasi perubahan dalam setiap lini kehidupan. Bukan saja mengubah cara kerja seseorang untuk cerdas memanfaatkan teknologi, tetapi juga menuntut seseorang untuk menjadi lebih produktif, transparan dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan.
"Undiknas sebagai sebuah lembaga pendidikan yang selalu berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didik, maka kami senantiasa terus berbenah untuk menjawab tantangan tersebut," ujarnya pada acara yang sekaligus merupakan rapat senat terbuka, yang dipimpin oleh Ketua Senat Akademik Undiknas Prof Dr I Nyoman Budiana, SH, MHum tersebut.
Sri Subawa menambahkan, Undiknas mengedepankan tiga pilar pengembangan akademik yaitu sumber literasi yang beragam, blended learning (kombinasi pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online yang menggunakan e-learning) dan pendidikan dipandang sebagai proses belajar sepanjang hayat (life-long education).
"Berkaitan dengan implementasi dari ketiga pilar metode pembelajaran tersebut, Undiknas yang kini mengusung tagline 'techno research-preneur campus' pun memberikan atensi terhadap berlangsungnya Pendidikan 4.0. Kami telah melakukan digitalisasi pada sistem pembelajaran dengan pengaplikasian elektronik Learning Management System, membuka long distance class dengan pengaplikasian video conference dan pengaplikasian sistem absen mahasiswa berbasis digital," ucapnya.
Undiknas yang sedang berkembang menjadi universitas riset sehingga dosen dan mahasiswanya harus berinovasi melalui riset. "Kami memulai langkah itu melalui Smart Solution Hall yang terdiri atas sarana perpustakaan yang lengkap, lab komputer dan bahasa, ruang teater, ruang multimedia, hingga ruang kedap suara bagi dosen dan mahasiswa yang ingin fokus dalam menyelesaikan karya ilmiah.
"Selain itu, kami juga mengintegrasikan dimensi internasional pada proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bentuk kerjasama internasional bidang Tri Darma Perguruan Tinggi. Undiknas sebagai member of AACSB, ABEST 21 juga sedang bersiap untuk bergabung menjadi anggota ASEAN University Network (AUN) sehingga diharapkan seluruh prodi di Undiknas dapat tersertifikasi AUN Quality Assurance," katanya.
Baca juga: Sri Subawa bertekad bawa Undiknas unggul sebagai Universitas Riset
Di bidang akademik, Undiknas pun memiliki terobosan di bidang akademik terkait pelaksanaan PKL dan KKN di luar negeri dalam rentang waktu enam bulan.
Dari pelaksanaan PKL dan KKN di luar negeri itu, beberapa mata kuliah yang belum tertempuh dan yang relevan dengan kegiatan PKL dan KKN dapat disetarakan dan dikonversi ke dalam nilai mata kuliah konsentrasi maksimal 9 SKS, sehingga mahasiswa tetap bisa tamat tepat waktu.
Pada kesempatan tersebut, sebelum dilakukan penyerahan ijazah oleh Rektor Undiknas, diawali dengan pembacaan SK wisudawan oleh Vice Rector for Academic Development Dr Ni Wayan Widhiasthini, SSos, MSi. Wisuda diikuti sebanyak 191 wisudawan/wisudawati program Sarjana (S1) dan Magister (S2) dari 10 program studi di kampus setempat.
Baca juga: Akademisi: Bali perlu perbanyak inkubator bisnis
Pada kesempatan itu diberikan penghargaan kepada mahasiswa peraih IPK tertinggi pada masing-masing prodi yakni atas nama Kadek Ari Sudana, SM, I Made Dwita Wijaya, SAk, Kadek Dwi Ayu Lestari, SAP, Lily Rosy, SH, Yuvensius Joman, S.Ikom, I Putu Agus Paulus Adi Putra, ST, dan Gde Eka Saputra Darmayudha ST.
Peraih IPK tertinggi untuk program magister Ni Wayan Diah Pertami,SE, MM, Ni Made Rousmini. SSos, MAP dan I Nyoman Dharma Wiasa, SKp, S, MMKes, M.H, itu aerta penghargaan kepada dosen berprestasi bidang Tridharma Perguruan Tinggi, dan yang memasuki masa purnabakti.
Sebagai upaya untuk pengembangan bidang pengabdian masyarakat juga dilakukan penandatanganan MoU antara Undiknas dengan pihak Pemkab Klungkung, yang ditandatangani langsung oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, serta diberikan kesempatan kepada Bupati Klungkung untuk menyampaikan orasi ilmiah dengan tema "Reinverthing Government".
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa MSi dalam sambutannya memberikan apresiasi akan keberadaan Undiknas.
Baca juga: Rektor Undiknas Denpasar ajak sivitas akademika berorientasi revolusi industri 4.0
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Itu semua menjadi bekal dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Jadi, lulusan kami mampu menciptakan pekerjaan sendiri, bukan mencari-cari pekerjaan," kata Rektor Undiknas Denpasar Dr Nyoman Sri Subawa, ST, SSos, MM, saat menyampaikan laporan pada acara Wisuda Sarjana (S1) dan Magister (S2) ke-83, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Sabtu.
Menurut Sri Subawa, disrupsi teknologi pada Revolusi Industri 4.0 telah mengakselerasi perubahan dalam setiap lini kehidupan. Bukan saja mengubah cara kerja seseorang untuk cerdas memanfaatkan teknologi, tetapi juga menuntut seseorang untuk menjadi lebih produktif, transparan dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan.
"Undiknas sebagai sebuah lembaga pendidikan yang selalu berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didik, maka kami senantiasa terus berbenah untuk menjawab tantangan tersebut," ujarnya pada acara yang sekaligus merupakan rapat senat terbuka, yang dipimpin oleh Ketua Senat Akademik Undiknas Prof Dr I Nyoman Budiana, SH, MHum tersebut.
Sri Subawa menambahkan, Undiknas mengedepankan tiga pilar pengembangan akademik yaitu sumber literasi yang beragam, blended learning (kombinasi pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online yang menggunakan e-learning) dan pendidikan dipandang sebagai proses belajar sepanjang hayat (life-long education).
"Berkaitan dengan implementasi dari ketiga pilar metode pembelajaran tersebut, Undiknas yang kini mengusung tagline 'techno research-preneur campus' pun memberikan atensi terhadap berlangsungnya Pendidikan 4.0. Kami telah melakukan digitalisasi pada sistem pembelajaran dengan pengaplikasian elektronik Learning Management System, membuka long distance class dengan pengaplikasian video conference dan pengaplikasian sistem absen mahasiswa berbasis digital," ucapnya.
Undiknas yang sedang berkembang menjadi universitas riset sehingga dosen dan mahasiswanya harus berinovasi melalui riset. "Kami memulai langkah itu melalui Smart Solution Hall yang terdiri atas sarana perpustakaan yang lengkap, lab komputer dan bahasa, ruang teater, ruang multimedia, hingga ruang kedap suara bagi dosen dan mahasiswa yang ingin fokus dalam menyelesaikan karya ilmiah.
"Selain itu, kami juga mengintegrasikan dimensi internasional pada proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bentuk kerjasama internasional bidang Tri Darma Perguruan Tinggi. Undiknas sebagai member of AACSB, ABEST 21 juga sedang bersiap untuk bergabung menjadi anggota ASEAN University Network (AUN) sehingga diharapkan seluruh prodi di Undiknas dapat tersertifikasi AUN Quality Assurance," katanya.
Baca juga: Sri Subawa bertekad bawa Undiknas unggul sebagai Universitas Riset
Di bidang akademik, Undiknas pun memiliki terobosan di bidang akademik terkait pelaksanaan PKL dan KKN di luar negeri dalam rentang waktu enam bulan.
Dari pelaksanaan PKL dan KKN di luar negeri itu, beberapa mata kuliah yang belum tertempuh dan yang relevan dengan kegiatan PKL dan KKN dapat disetarakan dan dikonversi ke dalam nilai mata kuliah konsentrasi maksimal 9 SKS, sehingga mahasiswa tetap bisa tamat tepat waktu.
Pada kesempatan tersebut, sebelum dilakukan penyerahan ijazah oleh Rektor Undiknas, diawali dengan pembacaan SK wisudawan oleh Vice Rector for Academic Development Dr Ni Wayan Widhiasthini, SSos, MSi. Wisuda diikuti sebanyak 191 wisudawan/wisudawati program Sarjana (S1) dan Magister (S2) dari 10 program studi di kampus setempat.
Baca juga: Akademisi: Bali perlu perbanyak inkubator bisnis
Pada kesempatan itu diberikan penghargaan kepada mahasiswa peraih IPK tertinggi pada masing-masing prodi yakni atas nama Kadek Ari Sudana, SM, I Made Dwita Wijaya, SAk, Kadek Dwi Ayu Lestari, SAP, Lily Rosy, SH, Yuvensius Joman, S.Ikom, I Putu Agus Paulus Adi Putra, ST, dan Gde Eka Saputra Darmayudha ST.
Peraih IPK tertinggi untuk program magister Ni Wayan Diah Pertami,SE, MM, Ni Made Rousmini. SSos, MAP dan I Nyoman Dharma Wiasa, SKp, S, MMKes, M.H, itu aerta penghargaan kepada dosen berprestasi bidang Tridharma Perguruan Tinggi, dan yang memasuki masa purnabakti.
Sebagai upaya untuk pengembangan bidang pengabdian masyarakat juga dilakukan penandatanganan MoU antara Undiknas dengan pihak Pemkab Klungkung, yang ditandatangani langsung oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, serta diberikan kesempatan kepada Bupati Klungkung untuk menyampaikan orasi ilmiah dengan tema "Reinverthing Government".
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa MSi dalam sambutannya memberikan apresiasi akan keberadaan Undiknas.
Baca juga: Rektor Undiknas Denpasar ajak sivitas akademika berorientasi revolusi industri 4.0
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019