Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengajak pihak-pihak terkait untuk memperbanyak pola-pola sosialisasi pencegahan kanker sehingga angka kasusnya dapat ditekan.

"Yang sangat kami harapkan dari masyarakat adanya perubahan pola pikir tentang kanker, jadi perlu transformasi program kegiatan di pemerintah maupun sasaran sosialisasi," kata Rai Mantra saat menghadiri acara Pemeriksaan Lomba Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna (PKTP)/YKI Tingkat Provinsi Bali di SMP PGRI 2 Denpasar, Kamis.

Apalagi, lanjut dia, berdasarkan data kesehatan dari WHO maupun yang disampaikan Yayasan Kanker Indonesia, 90 persen kanker disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat dan hanya kisaran 5-10 persen karena faktor genetik.

"Jadi jika pola hidup kita salah dan kurang sehat, potensi 5 persen kanker dari faktor genetik, bisa berubah menjadi 90 persen. Ketika sudah terkena kanker, tentu penanggulangannya nanti akan membutuhkan biaya yang besar," ucapnya.

Oleh karena itu, Rai Mantra memandang penting upaya sosialisasi melalui dunia pendidikan dan sekaligus diperlukan variasi pola-pola sosialisasi di masyarakat.

Baca juga: Dokter: pasien kanker otak RSUD Wangaya Denpasar meningkat 15-20 persen

Sementara itu, Ketua YKI Cabang Kota Denpasar Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra mengatakan Pemerintah Kota Denpasar dalam upaya menurunkan kasus kanker, terutama melalui penurunan paparan negatif asap rokok telah mengeluarkan Perda No 7 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

Selain itu telah memberikan vaksinasi kanker serviks kepada para siswi yang bersekolah di SMP negeri. Dari 2013 hingga 2016, sudah 11.936 remaja putri yang mendapatkan vaksinasi. Selain itu, pada 2017, sebanyak 4.460 siswi di SMP negeri dan swasta juga sudah mendapatkan vaksinasi.

"Dengan demikian, dari 2013-2017, sudah 16.396 siswi SMP di Denpasar yang mendapatkan vaksinasi kanker serviks. Bahkan mulai 2018, vaksinasi kanker serviks juga menyasar murid SD kelas V di SD negeri dan swasta, sejalan dengan upaya menuju program Bali Bebas Kanker Serviks 2020," ucapnya.

Selain itu juga telah diberikan pelayanan pap smear gratis dan pemeriksaan IV A test serangkaian safari kesehatan, HUT Kota Denpasar, Bulan Peduli Kanker Payudara, dan Hari Kesehatan Nasional.

"Upaya penyuluhan mengenai kanker serviks, SADARI dan pap smear pun telah dilakukan di berbagai tingkatan, selain di sekolah, banjar (dusun), desa/kelurahan, juga hingga tingkat kecamatan," kata Selly Mantra.

Dalam lomba Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna (PKTP)/YKI Tingkat Provinsi Bali, SMP PGRI 2 Denpasar dan SDN 3 Tonja, Denpasar, terpilih menjadi duta Kota Denpasar untuk ke tingkat provinsi.

Baca juga: Diskes Denpasar lakukan vaksinasi kanker serviks kepada siswi

Sementara itu, Kepala SMP PGRI 2 Denpasar I Gede Wenten Aryasuda mengatakan lembaga pendidikan memang cukup efektif dan strategis untuk menyosialisasikan pencegahan kanker.

"Lembaga yang paling intensif berkomunikasi antara pendidik dan siswa adalah di dunia pendidikan. Hampir setiap hari guru berkomunikasi dengan siswa yang jumlahnya mendekati sama dengan jumlah penduduk," ucapnya.

Anak-anak sebagai generasi penerus pembangunan, menurut Wenten, dari awal mereka harus sehat. "Jadi, lebih penting bagaimana menyadarkan siswa, mindset (pola pikir) juga harus diubah, yang biasa pola hidup tidak sehat, harus sehat, bersama-sama menjaga lingkungan menjadi sehat," ujarnya.

Wenten tidak memungkiri untuk mengubah pola pikir memang tidak mudah, diperlukan upaya berkelanjutan, dan itu salah satunya bisa dimulai dari sekolah.

Terkait dengan lomba PKTP tersebut, pihaknya telah mempersiapkan secara bertahap, hingga akhirnya Pemkot Denpasar mempercayakan pada sekolah setempat untuk mewakili ke tingkat provinsi. "Yang jelas, kami berpikir bagaimana menyiapkan anak-anak untuk hidup menerapkan pola hidup sehat," ucapnya.

Baca juga: DPRD Bali dorong pengadaan radioterapi atasi kanker

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019