Untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di sungai, Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali akan melibatkan peran LSM serta aktivis pecinta lingkungan.
“Penanganan sampah sungai, tidak bisa hanya dari pemerintah saja, tapi perlu dukungan segenap masyarakat termasuk kolaborasi dengan LSM serta aktivis yang sudah lama berkecimpung dalam penanganan sampah, khususnya sampah plastik," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat menerima audensi dari 4 Ocean Bali, salah satu LSM yang bergerak di bidang penanganan sampah plastik, di Negara, Senin.
Ia menyambut baik partisipasi serta dukungan yang diberikan LSM 4 Ocean Bali dalam kegiatan resik sampah, khususnya sampah plastik sungai, namun ia berpesan cara-cara penanggulangan sampah tetap mengakomodir kearifan lokal.
Ia mencontohkan, dalam penamaan kegiatan mengggunakan istilah lokal, jangan bahasa asing sehingga lebih menyentuh masyarakat setempat.
Terkait penanganan sampah plastik di sungai, ia mengungkapkan, Pemkab Jembrana sudah melakukan hal tersebut dengan saat ini fokus pada Sungai Ijogading, yang merupakan ikon Kota Negara.
Baca juga: Nelayan pengguna aplikasi "Laut Nusantara" terus meningkat
Baca juga: Jembrana, daerah terakhir jelajah negeri KPK di Bali
"Dengan adanya dukungan LSM yang sudah lama berkecimpung menangani persoalan sampah, tentu lebih bagus dan hasilnya akan maksimal. Sinergi tetap diperlukan," katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, ruang lingkup kerjasama dengan 4 Ocean diantaranya memberikan sosialisasi kepada masyarakat di DAS (Daerah Aliran Sungai) untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Selain itu, katanya, dengan menempatkan kontainer pembuangan sampah dibantu oleh 4 0cean dan DLH, dan secara rutin melaksanakan pengangkutan sampah, termasuk melakukan pendidikan pemilahan sampah terhadap masyarakat sekitar sungai.
"Menjaga sungai bersih dari sampah, membutuhkan peran besar dari masyarakat dengan minimal tidak membuang sampah sembarangan. Pemerintah tidak bisa sendirian, berapapun jumlah personil dan alat yang kami miliki akan tetap kewalahan, jika tidak diimbangi kesadaran bersama," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
“Penanganan sampah sungai, tidak bisa hanya dari pemerintah saja, tapi perlu dukungan segenap masyarakat termasuk kolaborasi dengan LSM serta aktivis yang sudah lama berkecimpung dalam penanganan sampah, khususnya sampah plastik," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat menerima audensi dari 4 Ocean Bali, salah satu LSM yang bergerak di bidang penanganan sampah plastik, di Negara, Senin.
Ia menyambut baik partisipasi serta dukungan yang diberikan LSM 4 Ocean Bali dalam kegiatan resik sampah, khususnya sampah plastik sungai, namun ia berpesan cara-cara penanggulangan sampah tetap mengakomodir kearifan lokal.
Ia mencontohkan, dalam penamaan kegiatan mengggunakan istilah lokal, jangan bahasa asing sehingga lebih menyentuh masyarakat setempat.
Terkait penanganan sampah plastik di sungai, ia mengungkapkan, Pemkab Jembrana sudah melakukan hal tersebut dengan saat ini fokus pada Sungai Ijogading, yang merupakan ikon Kota Negara.
Baca juga: Nelayan pengguna aplikasi "Laut Nusantara" terus meningkat
Baca juga: Jembrana, daerah terakhir jelajah negeri KPK di Bali
"Dengan adanya dukungan LSM yang sudah lama berkecimpung menangani persoalan sampah, tentu lebih bagus dan hasilnya akan maksimal. Sinergi tetap diperlukan," katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, ruang lingkup kerjasama dengan 4 Ocean diantaranya memberikan sosialisasi kepada masyarakat di DAS (Daerah Aliran Sungai) untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Selain itu, katanya, dengan menempatkan kontainer pembuangan sampah dibantu oleh 4 0cean dan DLH, dan secara rutin melaksanakan pengangkutan sampah, termasuk melakukan pendidikan pemilahan sampah terhadap masyarakat sekitar sungai.
"Menjaga sungai bersih dari sampah, membutuhkan peran besar dari masyarakat dengan minimal tidak membuang sampah sembarangan. Pemerintah tidak bisa sendirian, berapapun jumlah personil dan alat yang kami miliki akan tetap kewalahan, jika tidak diimbangi kesadaran bersama," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019