Lebih dari 5.000 karateka memecahkan rekor MURI gerakan kata dengan peserta terbanyak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu pagi.
Perwakilan Museum Rekor Dunia Indonesia resmi menyerahkan sertifikat MURI kepada Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, yang memimpin upaya pemecahan rekor yang digelar di sekitar Menara Pandang Banjarmasin di pinggiran sungai Martapura.
"Terima kasih kepada karateka dari seluruh Kalimantan Selatan yang berpartisipasi pada kesempatan hari ini di mana kita bersama-sama memecahkan rekor latihan karate dengan peserta terbanyak di Indonesia," kata sang gubernur.
Ribuan Karateka yang mengenakan seragam serba putih dan ikat kepala dari kain berwarna warni berbaris di ruas jalan sepanjang sungai Martapura dan memulai gerakan kata secara serentak sekitar pukul 08:45 WITA.
Manajer MURI Triyono mengungkapkan tercatat 5.502 karateka dari anak-anak hingga orang dewasa ambil bagian dalam pemecahan rekor yang digelar sebagai salah satu rangkaian acara puncak peringatan Hari Olah Raga Nasional 2019.
"Perhitungan dilakukan ketika karateka disiapkan berbaris rapi dengan melibatkan dua verifikator," kata Triono.
Rekor baru itu pun memecahkan rekor gerakan kata massal yang diikuti oleh sekitar 3.000 karateka di Bandung pada 2016.
Salah satu karateka pemegang sabuk coklat Hendra Wahyudi, dari perguruan Lemkari, mengungkapkan hanya memerlukan satu minggu untuk persiapan pemecahan rekor di Banjarmasin itu.
Baca juga: Pelajar Indonesia rebut 22 medali di Kejuaraan Karate Belgia
Baca juga: 418 atlet ikuti Kejurda Inkai Gianyar
"Ada 90 orang dari Lemkari yang ikut," kata Hendra.
Ada pula karateka pemula seperti Auni Maulida yang masih memegang sabuk putih.
"Saya dari Badan Keuangan Daerah Provinsi. Baru-baru saja ikut karate. Berlatih mungkin sekitar satu hingga dua bulan," kata Auni.
Deputi Pembudayaan Olah Raga Kementerian Pemuda dan Olah Raga Raden Isnanta mengaku terkesan oleh antusiasme warga Kalimantan Selatan dalam upaya pemecahan rekor karate itu.
"Rekor MURI dengan jumlah karateka terbanyak ini luar biasa. Dengan jumlah yang begitu banyak minimal ini bisa menginspirasi masyarakat untuk ikut karate," kata Isnanta.
Hal itu juga sejalan dengan program Kemenpora dalam hal pembudayaan olah raga mengingat peringatan Haornas 2019 digunakan sebagai momentum mendorong masyarakat agar lebih aktif berolahraga dengan mengusung tema #ayoolahraga #dimanakapansaja.
"Ini menjadi pertanda masyarakat sudah berolahraga," kata Isnanta mengingat sebelum pemecahan rekor MURI tersebut digelar juga ajang sepeda santai bertajuk Gowes Nusantara yang diikuti sekitar 7.000 peserta.
"Ini berarti gerakan olah raga di sini sudah masif," kata Isnanta.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Perwakilan Museum Rekor Dunia Indonesia resmi menyerahkan sertifikat MURI kepada Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, yang memimpin upaya pemecahan rekor yang digelar di sekitar Menara Pandang Banjarmasin di pinggiran sungai Martapura.
"Terima kasih kepada karateka dari seluruh Kalimantan Selatan yang berpartisipasi pada kesempatan hari ini di mana kita bersama-sama memecahkan rekor latihan karate dengan peserta terbanyak di Indonesia," kata sang gubernur.
Ribuan Karateka yang mengenakan seragam serba putih dan ikat kepala dari kain berwarna warni berbaris di ruas jalan sepanjang sungai Martapura dan memulai gerakan kata secara serentak sekitar pukul 08:45 WITA.
Manajer MURI Triyono mengungkapkan tercatat 5.502 karateka dari anak-anak hingga orang dewasa ambil bagian dalam pemecahan rekor yang digelar sebagai salah satu rangkaian acara puncak peringatan Hari Olah Raga Nasional 2019.
"Perhitungan dilakukan ketika karateka disiapkan berbaris rapi dengan melibatkan dua verifikator," kata Triono.
Rekor baru itu pun memecahkan rekor gerakan kata massal yang diikuti oleh sekitar 3.000 karateka di Bandung pada 2016.
Salah satu karateka pemegang sabuk coklat Hendra Wahyudi, dari perguruan Lemkari, mengungkapkan hanya memerlukan satu minggu untuk persiapan pemecahan rekor di Banjarmasin itu.
Baca juga: Pelajar Indonesia rebut 22 medali di Kejuaraan Karate Belgia
Baca juga: 418 atlet ikuti Kejurda Inkai Gianyar
"Ada 90 orang dari Lemkari yang ikut," kata Hendra.
Ada pula karateka pemula seperti Auni Maulida yang masih memegang sabuk putih.
"Saya dari Badan Keuangan Daerah Provinsi. Baru-baru saja ikut karate. Berlatih mungkin sekitar satu hingga dua bulan," kata Auni.
Deputi Pembudayaan Olah Raga Kementerian Pemuda dan Olah Raga Raden Isnanta mengaku terkesan oleh antusiasme warga Kalimantan Selatan dalam upaya pemecahan rekor karate itu.
"Rekor MURI dengan jumlah karateka terbanyak ini luar biasa. Dengan jumlah yang begitu banyak minimal ini bisa menginspirasi masyarakat untuk ikut karate," kata Isnanta.
Hal itu juga sejalan dengan program Kemenpora dalam hal pembudayaan olah raga mengingat peringatan Haornas 2019 digunakan sebagai momentum mendorong masyarakat agar lebih aktif berolahraga dengan mengusung tema #ayoolahraga #dimanakapansaja.
"Ini menjadi pertanda masyarakat sudah berolahraga," kata Isnanta mengingat sebelum pemecahan rekor MURI tersebut digelar juga ajang sepeda santai bertajuk Gowes Nusantara yang diikuti sekitar 7.000 peserta.
"Ini berarti gerakan olah raga di sini sudah masif," kata Isnanta.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019