Layar kaca nasional akan diramaikan oleh sebuah tayangan reality show bertema pencak silat yang diakui penggagasnya, sebuah perusahaan properti olah raga bela diri, sebagai bagian dari usaha mengembangkan peluang pasar mereka di Indonesia.
"Ini sangat penting untuk kami, mengingat pencak silat sudah menjadi sejarah panjang di Indonesia. Kami begitu bersemangat membawa program-program acara kami ke masyarakat Indonesia," tutur CEO dan pendiri ONE Championship Chadtri Sityodtong dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penambahan pencak silat dalam rencana program mereka diharapkan menarik minat masyarakat Indonesia kepada pencak silat dan bisa memberikan tayangan bela diri yang tidak hanya menampilkan kompetisi, namun juga menggali nilai sejarah dan nilai kehidupan.
Baca juga: Taipei fasilitasi perkembangan pencak silat
Meski tidak akan mengambil porsi penayangan dengan jumlah besar layaknya Mixed Martial Arts (MMA), Kickboxing, atau Thaiboxing, namun cabang pencak silat bisa menjadi ragam baru serta penyegaran bagi penonton Indonesia dan Asia Tenggara.
"Ada rencana untuk meresmikan silat dalam program tayangan ONE Championsip, tapi mengingat bahwa tayangan utamanya adalah MMA, yang mana merupakan pondasi fundamental ONE, jadi mungkin porsinya tidak sebesar MMA atau bela diri lain," katanya menambahkan.
Wakil Presiden ONE Championship Miesha Tate menjelaskan konsep tayangan yang diusung pihaknya sehingga optimistis bisa menjaring penonton dalam jumlah besar di Indonesia.
Baca juga: Ketum PSHT Pusat Madiun Moerdjoko kunjungi Bali
Menurut mantan juara dunia kelas bantam ini, yang membuat pencak silat atau ragam bela diri di Asia menjadi menarik ialah adanya nilai-nilai yang menonjol dan latar sejarah yang sudah berlangsung ratusan tahun.
Hal ini sesuai dengan keinginan ONE Championship yang mencari otentisitas dalam tayangan mereka.
"Konsep bela diri Asia berbeda dengan bela diri Barat, kami mencari otentisitas. Berbeda dengan UFC yang menonjolkan drama dan tidak berkelanjutan. Misalnya saat McGregor bertanding maka penonton mereka sangat banyak, tetapi hal sebaliknya terjadi jika ia tidak bertanding. Kami tidak mencari yang seperti ini," tutur Tate.
Masyarakat di Asia lebih menyukai tayangan yang memiliki nilai perjuangan dan bukan menampilkan drama di arena, oleh sebab itu ONE Championship berani berinvestasi di Asia dan termasuk Indonesia, tutup Tate.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Ini sangat penting untuk kami, mengingat pencak silat sudah menjadi sejarah panjang di Indonesia. Kami begitu bersemangat membawa program-program acara kami ke masyarakat Indonesia," tutur CEO dan pendiri ONE Championship Chadtri Sityodtong dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penambahan pencak silat dalam rencana program mereka diharapkan menarik minat masyarakat Indonesia kepada pencak silat dan bisa memberikan tayangan bela diri yang tidak hanya menampilkan kompetisi, namun juga menggali nilai sejarah dan nilai kehidupan.
Baca juga: Taipei fasilitasi perkembangan pencak silat
Meski tidak akan mengambil porsi penayangan dengan jumlah besar layaknya Mixed Martial Arts (MMA), Kickboxing, atau Thaiboxing, namun cabang pencak silat bisa menjadi ragam baru serta penyegaran bagi penonton Indonesia dan Asia Tenggara.
"Ada rencana untuk meresmikan silat dalam program tayangan ONE Championsip, tapi mengingat bahwa tayangan utamanya adalah MMA, yang mana merupakan pondasi fundamental ONE, jadi mungkin porsinya tidak sebesar MMA atau bela diri lain," katanya menambahkan.
Wakil Presiden ONE Championship Miesha Tate menjelaskan konsep tayangan yang diusung pihaknya sehingga optimistis bisa menjaring penonton dalam jumlah besar di Indonesia.
Baca juga: Ketum PSHT Pusat Madiun Moerdjoko kunjungi Bali
Menurut mantan juara dunia kelas bantam ini, yang membuat pencak silat atau ragam bela diri di Asia menjadi menarik ialah adanya nilai-nilai yang menonjol dan latar sejarah yang sudah berlangsung ratusan tahun.
Hal ini sesuai dengan keinginan ONE Championship yang mencari otentisitas dalam tayangan mereka.
"Konsep bela diri Asia berbeda dengan bela diri Barat, kami mencari otentisitas. Berbeda dengan UFC yang menonjolkan drama dan tidak berkelanjutan. Misalnya saat McGregor bertanding maka penonton mereka sangat banyak, tetapi hal sebaliknya terjadi jika ia tidak bertanding. Kami tidak mencari yang seperti ini," tutur Tate.
Masyarakat di Asia lebih menyukai tayangan yang memiliki nilai perjuangan dan bukan menampilkan drama di arena, oleh sebab itu ONE Championship berani berinvestasi di Asia dan termasuk Indonesia, tutup Tate.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019