Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Madiun, R Moerdjoko HW melakukan kunjungan ke Bali menjelang masa pengesahan warga PSHT pada bulan Suro (Muharam) yang akan datang.

"Perkembangan warga silat PSHT di Indonesia berkembang dengan pesat, termasuk juga di Provinsi Bali," kata Moerdjoko di Denpasar, Bali, Minggu.

Ia menjelaskan kunjungan kali ini adalah rangkaian kegiatan menjelang masa pengesahan warga silat PSHT. Kali ini, pihaknya berkunjung ke rumah sesepuh PSHT Bali Mas Djuworo yang juga Sekretariat PSHT Korwil Bali di Tuban, Kabupaten Badung, dengan dihadiri ketua cabang, ranting dan rayon seluruh Bali serta warga tingkat 1 dan siswa tingkat 2.

"PSHT merupakan salah satu perguruan pencak silat terbesar di Kota Madiun yang anggotanya menyebar seantero Nusantara bahkan di dunia, di antaranya di negara Belanda, Moskow, Hong Kong, Perancis, Malaysia, Taiwan, dan Amerika," katanya.

Menurut Moerdjoko, keberadaan PSHT yang berdiri tahun 1922, sekarang menjelma menjadi salah satu organisasi seni, olahraga dan budaya terbesar. Perjalanan perguruan silat tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dahulu anggota yang berjumlah sedikit dan sekarang menjadi salah satu organisasi massa terbesar melahirkan warga PSHT yang mengharumkan nama bangsa dengan prestasi tingkat dunia.

"Pembinaan terus akan kami lakukan, salah satunya dari pusat akan turun ke cabang untuk melakakukan komunikasi dua arah yang tentunya akan memberikan nilai positif, harapannya ke depan, keberadaan PSHT akan memberikan kontribusi untuk masyarakat, pemerintah daerah, bangsa, dan negara," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Ketua Ranting PSHT Nusa Penida, Klungkung, Gede Mahesa, menyampaikan di Pulau Nusa Penida baru berdiri setahun lalu, namun antusias masyarakat Nusa Penida sangat bagus dibuktikan saat ini Ranting Nusa Penida sudah memiliki 650 siswa yang ikut bergabung dan latihan di PSHT terdiri dari delapan rayon di seputaran Nusa Penida

"Kami terus berjuang untuk PSHT Pusat Madiun di Nusa Penida dan merangkul semua kalangan masyarakat, termasuk tokoh agama (jero mangku) untuk berlatih di Ranting Nusa penida," ucapnya.

Mahesa menambahkan pihaknya akan merubah pola pikir (mindset) masyarakat bahwa PSHT ini bukan hanya milik sekelompok orang atau etnis tertentu saja, tapi PSHT adalah milik bersama karena merupakan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan.

Ketua Satria Bali Miftachur Rohman mengatakan dengan adanya pertemuan ini akan menumbuhkan sisi positif untuk PSHT di daerah-daerah. Dengan pertemuan internal PSHT sendiri sedang diuji dengan adanya dualisme kepemimpinan yang akan memecah persaudaraan.

"Kami berharap dengan adanya kunjungan dari Ketua Umum PSHT dan melalui arahan penjelasan beliau, kita mumpunyai pegangan yang jelas tentang adanya berita diluar bahwa PSHT mengalami dualisme kepemimpinan dan faksi atau kelompok yang akan cenderung memecah persaudaraan di PSHT sendiri," katanya.

Rohman mengatakan seluruh warga PSHT berharap semoga kejadian ini bisa segera selesai dan kembali bersatu rukun untuk membawa masa organisasi PSHT mencapai puncuk tertinggi karena masih ada tujuan besar yang harus di emban oleh PSHT itu sendiri.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019