Dinas Kehutanan Provinsi Bali meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati beraktivitas di kawasan hutan agar tidak sampai memicu terjadinya kebakaran hutan.
"Kami berharap masyarakat yang masuk hutan untuk tujuan persembahyangan, mengambil lebah madu, ataupun sebagainya untuk berhati-hati, jangan sampai membuang rokok sembarangan, demikian juga penggunaan dupa untuk sarana persembahyangan," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali I Made Gunaja, di Denpasar, Kamis.
Menurut Gunaja, banyak juga kawasan hutan di Bali yang memiliki izin khusus karena di dalamnya terdapat pura. "Untuk itu, umat yang bersembahyang harus berhati-hati," ucapnya.
Baca juga: Polhut Bali Temukan Titik Api Kebakaran Hutan
Gunaja mengemukakan ada sejumlah kawasan hutan di Bali yang memang rawan terbakar, seperti di daerah Gerokgak, Sumberkelampok dan Sumberkima di Kabupaten Buleleng. Demikian juga kawasan hutan di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
"Hutan-hutan di Gerokgak dan Sumberkelampok misalnya, memang tanahnya berbatu, bahkan lebih banyak batunya daripada tanahnya. Jadi, ketika panas, mudah menyebabkan kebakaran," ujarnya.
Dinas Kehutanan, lanjut dia, sebenarnya memang rutin melakukan patroli pada hutan-hutan yang rawan kebakaran.
"Kawasan hutan yang berdekatan dengan puncak Gunung Agung sempat terjadi kebakaran beberapa waktu lalu, namun kami juga 'nggak bisa efektif mengendalikan karena daerahnya tinggi sekali," ucap mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali itu.
Oleh karena itu, yang terpenting, menurut Gunaja, masyarakat ikut berperan serta membantu menjaga kawasan dan hati-hati beraktivitas di sekitar kawasan hutan. "Jangan pula mulai melakukan aktivitas penanaman dengan pembakaran," ujarnya.
Baca juga: Kawasan Hutan Bali Barat Terbakar
Sebelumnya terjadi kebakaran di puncak Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan, pada Senin (12/8) malam yang membakar kawasan hutan dan lahan sekitar 300 meter per sergi. Beruntung kebakaran tersebut tidak sampai membakar Pura Luhur Puncak Kedaton yang terdapat di kawasan hutan Gunung Batukaru.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kami berharap masyarakat yang masuk hutan untuk tujuan persembahyangan, mengambil lebah madu, ataupun sebagainya untuk berhati-hati, jangan sampai membuang rokok sembarangan, demikian juga penggunaan dupa untuk sarana persembahyangan," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali I Made Gunaja, di Denpasar, Kamis.
Menurut Gunaja, banyak juga kawasan hutan di Bali yang memiliki izin khusus karena di dalamnya terdapat pura. "Untuk itu, umat yang bersembahyang harus berhati-hati," ucapnya.
Baca juga: Polhut Bali Temukan Titik Api Kebakaran Hutan
Gunaja mengemukakan ada sejumlah kawasan hutan di Bali yang memang rawan terbakar, seperti di daerah Gerokgak, Sumberkelampok dan Sumberkima di Kabupaten Buleleng. Demikian juga kawasan hutan di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
"Hutan-hutan di Gerokgak dan Sumberkelampok misalnya, memang tanahnya berbatu, bahkan lebih banyak batunya daripada tanahnya. Jadi, ketika panas, mudah menyebabkan kebakaran," ujarnya.
Dinas Kehutanan, lanjut dia, sebenarnya memang rutin melakukan patroli pada hutan-hutan yang rawan kebakaran.
"Kawasan hutan yang berdekatan dengan puncak Gunung Agung sempat terjadi kebakaran beberapa waktu lalu, namun kami juga 'nggak bisa efektif mengendalikan karena daerahnya tinggi sekali," ucap mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali itu.
Oleh karena itu, yang terpenting, menurut Gunaja, masyarakat ikut berperan serta membantu menjaga kawasan dan hati-hati beraktivitas di sekitar kawasan hutan. "Jangan pula mulai melakukan aktivitas penanaman dengan pembakaran," ujarnya.
Baca juga: Kawasan Hutan Bali Barat Terbakar
Sebelumnya terjadi kebakaran di puncak Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan, pada Senin (12/8) malam yang membakar kawasan hutan dan lahan sekitar 300 meter per sergi. Beruntung kebakaran tersebut tidak sampai membakar Pura Luhur Puncak Kedaton yang terdapat di kawasan hutan Gunung Batukaru.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019