Bangli (Antara Bali) - Tradisi berjalan sejauh 18 kilometer mengelilingi Gunung Batur di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, dengan membentangkan kain berwarna putih diperkirakan akan diikuti sekitar enam ribu orang.
"Enam ribu orang sudah siap mengikuti tradisi itu," kata Jero Arya, warga Desa Batur, Sabtu.
Menurut dia, petugas keamanan, baik dari instansi polisian maupun lembaga masyarakat desa atau "pecalang" sudah melakukan serangkaian persiapan menjelang tradisi itu digelar pada 15 November 2011.
Tradisi tersebut digelar setiap 15 tahun sekali oleh masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api berketinggian 1.717 meter dari permukaan laut itu.
Menurut Arya, tradisi dilaksanakan setelah masyarakat setempat melakukan persembahyangan di Pura Jati di sekitar gunung api yang terakhir kali meletus pada 2005 itu.
Selain membentangkan kain putih, pada saat tradisi itu digelar warga akan memasukkan seekor kerbau bertanduk emas ke kawah Gunung Batur.
Selain masih aktif, Gunung Batur memiliki daya tarik wisata berupa danau dengan panjang sekitar 7,5 kilometer dan lebar 2,5 kilometer di sebelah tenggara gunung itu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Enam ribu orang sudah siap mengikuti tradisi itu," kata Jero Arya, warga Desa Batur, Sabtu.
Menurut dia, petugas keamanan, baik dari instansi polisian maupun lembaga masyarakat desa atau "pecalang" sudah melakukan serangkaian persiapan menjelang tradisi itu digelar pada 15 November 2011.
Tradisi tersebut digelar setiap 15 tahun sekali oleh masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api berketinggian 1.717 meter dari permukaan laut itu.
Menurut Arya, tradisi dilaksanakan setelah masyarakat setempat melakukan persembahyangan di Pura Jati di sekitar gunung api yang terakhir kali meletus pada 2005 itu.
Selain membentangkan kain putih, pada saat tradisi itu digelar warga akan memasukkan seekor kerbau bertanduk emas ke kawah Gunung Batur.
Selain masih aktif, Gunung Batur memiliki daya tarik wisata berupa danau dengan panjang sekitar 7,5 kilometer dan lebar 2,5 kilometer di sebelah tenggara gunung itu.*
Editor : Nyoman Budhiana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011