Denpasar (Antara Bali) - Indonesia yang menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN Summit) ke-19 mempunyai arti penting untuk menaikkan posisi tawar di mata dunia internasional.

"Apalagi jika penyelenggaraannya berjalan dengan baik, akan mampu menaikkan citra negeri ini tidak hanya di mata anggota ASEAN, tetapi hingga berbagai negara di luar Asia Tenggara," kata pengamat hubungan internasional dari Universitas Udayana I Made Anom Wiranata SIP, MA, di Denpasar, Jumat.

Dengan menjadi tuan rumah pertemuan ASEAN, yang berlangsung 13-19 November 2011 di Nusa Dua, ucap dia, sekaligus memiliki peran menentukan akan dibawa ke mana ASEAN ini ke depannya.

"Dalam politik, jika Anda menginginkan dapat memenangkan perang dalam perencanaan yang diputuskan melalui konferensi, ikutilah agendanya dan tuan rumah menangnya di situ," ujar akademisi yang mengajar di FISIP Udayana ini.

Terkait zona bebas nuklir yang akan menjadi salah satu agenda bahasan dalam pertemuan negara Asia Timur (Eas Asia Summit) yang dirangkaikan dengan ASEAN Summit, katanya, gagasan ini menjadi sangat bermanfaat dalam menciptakan perdamaian dan situasi yang kondusif.

"Jangankan persenjataan nuklir, satu saja negara tetangga membeli pesawat perang baru akan membuat ketar-ketir negara lainnya. Apalagi keberadaan nuklir sangat berdampak memicu ketegangan. Mana kita tahu jika negara-negara pembawa nuklir hanya melintas biasa, jika ternyata dia membawa ancaman, efeknya akan luar biasa bagi negara yang dilintasinya," ucap Anom.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011