Denpasar (Antara Bali) - Inflasi pedesaan di Bali selama Oktober 2011 mencapai 0,34 persen, lebih besar dibanding rata-rata nasional yang tercatat 0,13 persen.

Kondisi tersebut menempatkan Bali pada urutan ke sembilan dari 20 provinsi di Indonesia yang mengalami inflasi pedesaan, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Gede Suarsa di Denpasar, Kamis.

Dari 32 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran servei, katanya, 20 provinsi mengalami inflasi pedesaan, termasuk Bali, sepuluh provinsi mencatatkan angka deflasi dan dua provinsi tidak mengalami perubahan.

Kedua provinsi yang tidak mengalami perubahan tersebut Sulawesi Utara dan Yogyakarta.

Sementara inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,58 persen dan deflasi pedesaan tertinggi di Provinsi Maluku tercatat 0,33 persen.

Menurut Gede Suarsa, pencatatan inflasi pedesaan itu ditentukan oleh nilai tukar petani (NTP) dan perubahan indeks. NTP Bali pada Oktober lalu tercatat 106.73 persen , naik 0,24 persen dibanding bulan sebelumnya 106,49 persen.

Hal itu didukung empat subsektor yang mengalami peningkatan cukup signifikan, meliputi tanaman pangan sebesar 0,30 persen, hortikultura 1,25 persen, peternakan 0,12 persen dan subsektor perikanan 0,12 persen.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011