Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)  Mohamad Nasir berharap tidak ada tindakan langsung membenci terkait kontra terhadap rencana menghadirkan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia dalam rangka meningkatkan peringkat universitas Indonesia di kelas dunia.

"Kepada seluruh rakyat Indonesia masalah rektor asing,  guru besar atau dosen asing itu di semua negara menjadi hal yang biasa bukan hal aneh dan ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita supaya ada kompetisi, daya saing. Kalau kita tidak mengompetisikan diri di tingkat dunia mana mungkin kita akan menjadi perguruan tinggi kelas dunia," katanya kepada wartawan di Gedung Ristekdikti, Jakarta, Jumat.

Menteri Nasir menuturkan akan berbicara tentang rencana mendatangkan rektor dari luar negeri kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Dengan DPR kita bicarakan, pro dan kontra itu hal yang biasa, yang penting kalau kontra jangan terlalu membenci, kalau yang namanya kontra mari kita ajak bicara berilah kesempatan pemerintah untuk melakukan hal ini, jangan kontra langsung membenci, semua ditutup itu namanya tidak kooperatif, yang namanya koperatif itu bagaimana berilah kesempatan ini bisa jalan," ujarnya.

Ia menuturkan ide mendatangkan rektor asing sudah ada sejak 2016, namun menuai pro kontra. Pada 2019, rencana itu mendapat persetujuan dari Presiden RI Joko Widodo.

"Saya bicara ini sudah 2016 tapi karena mereka mem-'bully' (merundung) saya habis-habisan ya saya 'stop' (hentikan) dulu lah, wah ini perlu di-'challenge' (ditantang) kembali nih, saya lebih keras lagi," ujarnya.

Baca juga: Menristekdikti minta rektor jangan sebarkan berita bohong

Dia optimistis rencana itu akan dilakukan, namun memang perlu perbaikan regulasi untuk mendukung rencana tersebut.

"Saya yakin ini adalah jalan keluar terbaik untuk negara, jalan terbaik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, saya hanya ingin Indonesia punya perguruan tinggi yang masuk 200 besar dunia," tuturnya.
 

Pewarta: Martha Herlinawati S

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019