Denpasar (Antara Bali) - Impor kerajinan tenun dari Bali relatif sedikit dibandingkan dengan ekspor.
"Benang impor yang diterima pengrajin paling-paling benang emas atau perak untuk hiasan kain songket, sedangkan sisanya bahan baku lokal," Nyoman Sudimampir, penenun cagcag asal Kabupaten Klungkung, Minggu.
Ia bersama belasan penenun lainnya menerima pesanan dari seorang pengusaha eksportir berupa kain tenunan songket, sabuk dan kain tenunan jenis lainnya untuk memenuhi permintaan konsumen lokal, turis dan untuk pasaran ekspor.
Benang bahan baku kain tenunan biasanya didatangkan dari China, India dan Negara lainnya, namun jumlahnya sedikit. Benang emas atau perak banyak diimpor, tetapi benang lainnya buatan dalam negeri, kata Putri, wanita penenun lainnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Benang impor yang diterima pengrajin paling-paling benang emas atau perak untuk hiasan kain songket, sedangkan sisanya bahan baku lokal," Nyoman Sudimampir, penenun cagcag asal Kabupaten Klungkung, Minggu.
Ia bersama belasan penenun lainnya menerima pesanan dari seorang pengusaha eksportir berupa kain tenunan songket, sabuk dan kain tenunan jenis lainnya untuk memenuhi permintaan konsumen lokal, turis dan untuk pasaran ekspor.
Benang bahan baku kain tenunan biasanya didatangkan dari China, India dan Negara lainnya, namun jumlahnya sedikit. Benang emas atau perak banyak diimpor, tetapi benang lainnya buatan dalam negeri, kata Putri, wanita penenun lainnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011