Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menghadiri "Karya Atiwa-Atiwa, Metatah dan Mamukur Massal" di Griya Gede Manik Uma Jati di Desa Pakraman Kepaon, Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan.
Wali Kota Rai Mantra mengatakan upacara potong gigi (mepandes) merupakan bagian dari ritual "Manusa Yadnya" dilakukan ketika seorang anak telah menginjak remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut ajaran Hindu dikenal dengan istilah "Sad Ripu" (enam musuh manusia).
Dengan telah dilaluinya prosesi ini menjadikan yang bersangkutan lebih dewasa, baik dalam berpikir, berkata maupun dari segi perbuatan.
"Kami sangat mengapresiasi dengan telah dilaksanakannya 'Upacara Mepandes Massal' yang merupakan bagian dari rangkaian 'Karya Atiwa-Atiwa, Metatah dan Mamukur Massal' di Griya Gede Manik Uma Jati di Desa Pakraman Kepaon, Pemogan, Densel. Semoga dengan terselenggaranya Karya ini dengan lancar, dapat memberikan kemanfaatan yang baik bagi pembangunan nilai masyarakat Kota Denpasar yang berbudaya," ujar Rai Mantra.
Sementara Ketua Panitia Karya, Ida Pandita Mpu Yogiswara Griya Gede Manik Umajati Desa Pakraman Kepaon, Pemogan Densel menjelaskan bahwa rangkaian "Karya Atiwa-Atiwa, Metatah dan Mamukur Massal" Griya Gede Manik Uma Jati di Desa Pakraman Kepaon, Pemogan, Densel dimulai sejak Soma Wage Kulantir, pada 3 Juni 2019.
Serangkaian upacara Mepandes Massal diikuti oleh 42 peserta dan upacara Mamukur Massal diikuti 32 Puspa Lingga. Upacara diawali dengan prosesi Ngekeb lalu Sungkem peserta kepada orangtua sebagai simbol meminta doa restu. Selain juga dilaksanakan diantaranya rangkaian prosesi Puncak Karya serta Murwa Daksina.
Sementara, sekitar pukul 20.00 waktu setempat dilanjutkan dengan upacara Pailen-ilen, Pemendak serta Pedatengan Memutru. Karya dipuput oleh tiga orang sulinggih (pandita) yaitu Ida Nabe Jaya Wijaya Nandha Griya Kutuh, Ida Pandita Mpu Tegal serta Ida Pandita Mpu Yogiswara Grya Gede Manik Umajati Desa Pakraman Kepaon.
Rentetan upacara dilanjutkan pada Anggara Umanis Wariga, 25 Juni 2019 dengan upacara Petetangan serta Nganyud di Pantai Matahari Terbit, Sanur. Dan dilanjutkan pada Redite Umanis Warigadian, 30 Juni 2019 dengan upacara Nyegara Gunung dan Meajar-ajar, lalu Mepamit dan Mapegat Sot Sari lalu Nyineb Karya pada Soma Paing Waregadian, 1 Juli 2019.
Seorang peserta Mepandes Massal, Gede Indra Jagadhita mengaku senang dan bangga dapat mengikuti rangkaian upacara Mepandes dengan lancar, apalagi ditatah langsung oleh Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra.
"Tentu dengan kehadiran beliau secara tidak langsung sebagai doa restu untuk kebaikan krama yang melaksanakan Karya ini," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Wali Kota Rai Mantra mengatakan upacara potong gigi (mepandes) merupakan bagian dari ritual "Manusa Yadnya" dilakukan ketika seorang anak telah menginjak remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut ajaran Hindu dikenal dengan istilah "Sad Ripu" (enam musuh manusia).
Dengan telah dilaluinya prosesi ini menjadikan yang bersangkutan lebih dewasa, baik dalam berpikir, berkata maupun dari segi perbuatan.
"Kami sangat mengapresiasi dengan telah dilaksanakannya 'Upacara Mepandes Massal' yang merupakan bagian dari rangkaian 'Karya Atiwa-Atiwa, Metatah dan Mamukur Massal' di Griya Gede Manik Uma Jati di Desa Pakraman Kepaon, Pemogan, Densel. Semoga dengan terselenggaranya Karya ini dengan lancar, dapat memberikan kemanfaatan yang baik bagi pembangunan nilai masyarakat Kota Denpasar yang berbudaya," ujar Rai Mantra.
Sementara Ketua Panitia Karya, Ida Pandita Mpu Yogiswara Griya Gede Manik Umajati Desa Pakraman Kepaon, Pemogan Densel menjelaskan bahwa rangkaian "Karya Atiwa-Atiwa, Metatah dan Mamukur Massal" Griya Gede Manik Uma Jati di Desa Pakraman Kepaon, Pemogan, Densel dimulai sejak Soma Wage Kulantir, pada 3 Juni 2019.
Serangkaian upacara Mepandes Massal diikuti oleh 42 peserta dan upacara Mamukur Massal diikuti 32 Puspa Lingga. Upacara diawali dengan prosesi Ngekeb lalu Sungkem peserta kepada orangtua sebagai simbol meminta doa restu. Selain juga dilaksanakan diantaranya rangkaian prosesi Puncak Karya serta Murwa Daksina.
Sementara, sekitar pukul 20.00 waktu setempat dilanjutkan dengan upacara Pailen-ilen, Pemendak serta Pedatengan Memutru. Karya dipuput oleh tiga orang sulinggih (pandita) yaitu Ida Nabe Jaya Wijaya Nandha Griya Kutuh, Ida Pandita Mpu Tegal serta Ida Pandita Mpu Yogiswara Grya Gede Manik Umajati Desa Pakraman Kepaon.
Rentetan upacara dilanjutkan pada Anggara Umanis Wariga, 25 Juni 2019 dengan upacara Petetangan serta Nganyud di Pantai Matahari Terbit, Sanur. Dan dilanjutkan pada Redite Umanis Warigadian, 30 Juni 2019 dengan upacara Nyegara Gunung dan Meajar-ajar, lalu Mepamit dan Mapegat Sot Sari lalu Nyineb Karya pada Soma Paing Waregadian, 1 Juli 2019.
Seorang peserta Mepandes Massal, Gede Indra Jagadhita mengaku senang dan bangga dapat mengikuti rangkaian upacara Mepandes dengan lancar, apalagi ditatah langsung oleh Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra.
"Tentu dengan kehadiran beliau secara tidak langsung sebagai doa restu untuk kebaikan krama yang melaksanakan Karya ini," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019