Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 1.000 pohon bonsai akan dipamerkan dalam ajang Pekan Flori dan Flora Nasional serta Sanur Village Festival, guna memperoleh penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri).
"Jenis bonsai yang dipamerkan beragam, di antaranya santigi, ficus-ficus jenis beringin, sancang, cemara, jeruk kingkit, asam jawa dan serut," kata Ketua Panitia Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) Gede Ambara Putra, di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pameran bonsai itu rencananya digelar selama dua kegiatan besar yang didukung Pemkot Denpasar dan Yayasan Pembangunan Sanur tersebut berlangsung, 19-22 November 2011.
Sementara Wayan Jelantik, koordinator pameran bonsai Sanur Village Festival (SVF) mengatakan, kegiatan yang telah lima kali mengiringi ajang festival tersebut, merupakan salah satu upaya pelestarian dan pengembangan budidaya tanaman bernilai seni tinggi.
Jelantik menjelaskan, melalui acara ini diharapkan semakin menambah wawasan pecinta dan terus meningkatkan nilai ekonomi bonsai.
Selain itu, kecintaan terhadap bonsai diharapkan berkembang menjadi kepedulian terhadap alam lingkungan sekitar. Terlebih lagi, lanjut Jelantik, nilai seni yang melekat pada bonsai dapat memberikan terapi jiwa.
"Perpaduan ketenteraman jiwa dan pelestarian lingkungan akan melahirkan suasana tenang dan damai," ujarnya menandaskan.
Sekretaris Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Korcab Bali, I Made Kari, mengatakan, pameran bonsai dengan 1.000 pohon merupakan yang terbesar, baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Pameran terbesar yang pernah dilaksanakan hanya mampu menampilkan 750 bonsai. Kegiatan itu digelar di Surabaya pada 2010," ujarnya.
Dia berharap, dengan banyaknya koleksi tersebut juga semakin membuka pasar yang seluas-luasnya, terutama hadirnya pembeli internasional sehingga apresiasi dan nilai ekonomis semakin dirasakan bagi penggemar bonsai.
"Kami optimis bisa mendatangkan 1.000 pohon bonsai dari para penghobi tanaman eksotik ini, sekaligus memecahkan rekor Muri," kata Kari, yang dibenarkan oleh Jelantik.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Jenis bonsai yang dipamerkan beragam, di antaranya santigi, ficus-ficus jenis beringin, sancang, cemara, jeruk kingkit, asam jawa dan serut," kata Ketua Panitia Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) Gede Ambara Putra, di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pameran bonsai itu rencananya digelar selama dua kegiatan besar yang didukung Pemkot Denpasar dan Yayasan Pembangunan Sanur tersebut berlangsung, 19-22 November 2011.
Sementara Wayan Jelantik, koordinator pameran bonsai Sanur Village Festival (SVF) mengatakan, kegiatan yang telah lima kali mengiringi ajang festival tersebut, merupakan salah satu upaya pelestarian dan pengembangan budidaya tanaman bernilai seni tinggi.
Jelantik menjelaskan, melalui acara ini diharapkan semakin menambah wawasan pecinta dan terus meningkatkan nilai ekonomi bonsai.
Selain itu, kecintaan terhadap bonsai diharapkan berkembang menjadi kepedulian terhadap alam lingkungan sekitar. Terlebih lagi, lanjut Jelantik, nilai seni yang melekat pada bonsai dapat memberikan terapi jiwa.
"Perpaduan ketenteraman jiwa dan pelestarian lingkungan akan melahirkan suasana tenang dan damai," ujarnya menandaskan.
Sekretaris Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Korcab Bali, I Made Kari, mengatakan, pameran bonsai dengan 1.000 pohon merupakan yang terbesar, baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Pameran terbesar yang pernah dilaksanakan hanya mampu menampilkan 750 bonsai. Kegiatan itu digelar di Surabaya pada 2010," ujarnya.
Dia berharap, dengan banyaknya koleksi tersebut juga semakin membuka pasar yang seluas-luasnya, terutama hadirnya pembeli internasional sehingga apresiasi dan nilai ekonomis semakin dirasakan bagi penggemar bonsai.
"Kami optimis bisa mendatangkan 1.000 pohon bonsai dari para penghobi tanaman eksotik ini, sekaligus memecahkan rekor Muri," kata Kari, yang dibenarkan oleh Jelantik.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011