Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali mencapai 4 persen per tahun sehingga menunjukkan peluang untuk memiliki usaha cukup besar, kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM provinsi Bali, I Gede Indra Dewa Putra, di Denpasar, Selasa..
"Pengusaha UMKM memiliki peluang yang bagus, kami gembira UMKM di Bali terus tumbuh 4 persen di Bali, selain itu lebih dominan wirausaha baru adalah lulusan Universitas yang kami ajak kerjasama dan kami bina, dengan meningkatkan UMKM menunjukkan bahwa generasi muda bisa melihat peluang," katanya dalam Temu Konsultasi Mitra Usaha koperasi UMKM di Denpasar.
Ia juga mengatakan Bali yang juga sebagai tempat favorit wisata, menumbuhkan pelaku - pelaku usaha yang dapat mengembangkan produk lokal. Salah satunya, dari kerajinan tangan, kuliner dan sebagainya tanpa menghilangkan khas Balinya. Potensi ini sangat bisa dimanfaatkan, tidak hanya bagi pasar lokal Bali saja, melainkan berpotensi menarik pasaran nasional dan ekspor.
Pihaknya juga melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi, agar nantinya para lulusan dari perguruan tinggi di Bali wajib dibekali dengan materi kewirausahaan. Dengan keberadaan dari ruang inkubator bisnis di setiap kampus, memberikan hasil yang positif, terlebih didukung dengan teknologi informasi dalam melakukan pemasaran dan bisnis online.
Selain itu, pelaku usaha saat ini didominasi oleh anak - anak muda, dengan berbagai jenis produk lokal yang dapat diolah untuk dipasarkan secara luas. Berbagai tempat kekinian juga dipelopori dari wirausaha - wirausaha muda yang sudah dibina dan mampu memanfaatkan peluang.
"Karena Bali adalah daerah wisata, jadi produk lokal yang meningkat berupa kain kebaya, tenun, kain endek dengan omzet yang terus meningkat dari 100 hingga 300 persen, " jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa ini juga dapat menjadi bukti bahwa Pemerintah Provinsi Bali memberikan perhatian yang tinggi untuk perkembangan perekonomian di Bali. Bagi pelaku usaha juga diharapkan dalam penjualannya, mengutamakan produk lokal dari perajin Bali, seperti produk cinderamata, souvenir, dan kuliner khas Bali.
Jumlah rasio wirausaha di Bali meningkat sekitar 7 persen melebihi dari kondisi nasional sekitar 2 persen. Hasil ini diperoleh berdasarkan kolaborasi Pemerintah Provinsi Bali dengan perguruan tinggi di Bali. Dengan menunjukkan jenis usaha yang dimiliki setelah dinyatakan lulus dari perguruan tinggi.
Dengan peningkatan ini, Dinas Koperasi dan UKM provinsi Bali bersama instansi terkait lainnya, mendapat apresiasi dari Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha atas pencapaian dari para wirausaha muda ini.
"Setelah lulus, para sarjana ini biasanya akan melakukan pelatihan, sudah dilatih diberikan setifikat dan modal awal usaha, Rp10 - Rp13 Juta. Nah modal awal ini nanti berguna untuk membuat perencanaan yang akan dilakukan, kita tinggal monitor perkembangannya, untuk mendorong perkembangannya," kata Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Wardoyo.
Ia juga mengatakan dengan tumbuhnya wirausaha muda lebih banyak lagi, maka dapat memberikan motivasi bagi pelaku usaha baru untuk mengembangkan produk lokal yang dimiliki masing - masing daerah di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Pengusaha UMKM memiliki peluang yang bagus, kami gembira UMKM di Bali terus tumbuh 4 persen di Bali, selain itu lebih dominan wirausaha baru adalah lulusan Universitas yang kami ajak kerjasama dan kami bina, dengan meningkatkan UMKM menunjukkan bahwa generasi muda bisa melihat peluang," katanya dalam Temu Konsultasi Mitra Usaha koperasi UMKM di Denpasar.
Ia juga mengatakan Bali yang juga sebagai tempat favorit wisata, menumbuhkan pelaku - pelaku usaha yang dapat mengembangkan produk lokal. Salah satunya, dari kerajinan tangan, kuliner dan sebagainya tanpa menghilangkan khas Balinya. Potensi ini sangat bisa dimanfaatkan, tidak hanya bagi pasar lokal Bali saja, melainkan berpotensi menarik pasaran nasional dan ekspor.
Pihaknya juga melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi, agar nantinya para lulusan dari perguruan tinggi di Bali wajib dibekali dengan materi kewirausahaan. Dengan keberadaan dari ruang inkubator bisnis di setiap kampus, memberikan hasil yang positif, terlebih didukung dengan teknologi informasi dalam melakukan pemasaran dan bisnis online.
Selain itu, pelaku usaha saat ini didominasi oleh anak - anak muda, dengan berbagai jenis produk lokal yang dapat diolah untuk dipasarkan secara luas. Berbagai tempat kekinian juga dipelopori dari wirausaha - wirausaha muda yang sudah dibina dan mampu memanfaatkan peluang.
"Karena Bali adalah daerah wisata, jadi produk lokal yang meningkat berupa kain kebaya, tenun, kain endek dengan omzet yang terus meningkat dari 100 hingga 300 persen, " jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa ini juga dapat menjadi bukti bahwa Pemerintah Provinsi Bali memberikan perhatian yang tinggi untuk perkembangan perekonomian di Bali. Bagi pelaku usaha juga diharapkan dalam penjualannya, mengutamakan produk lokal dari perajin Bali, seperti produk cinderamata, souvenir, dan kuliner khas Bali.
Jumlah rasio wirausaha di Bali meningkat sekitar 7 persen melebihi dari kondisi nasional sekitar 2 persen. Hasil ini diperoleh berdasarkan kolaborasi Pemerintah Provinsi Bali dengan perguruan tinggi di Bali. Dengan menunjukkan jenis usaha yang dimiliki setelah dinyatakan lulus dari perguruan tinggi.
Dengan peningkatan ini, Dinas Koperasi dan UKM provinsi Bali bersama instansi terkait lainnya, mendapat apresiasi dari Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha atas pencapaian dari para wirausaha muda ini.
"Setelah lulus, para sarjana ini biasanya akan melakukan pelatihan, sudah dilatih diberikan setifikat dan modal awal usaha, Rp10 - Rp13 Juta. Nah modal awal ini nanti berguna untuk membuat perencanaan yang akan dilakukan, kita tinggal monitor perkembangannya, untuk mendorong perkembangannya," kata Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Wardoyo.
Ia juga mengatakan dengan tumbuhnya wirausaha muda lebih banyak lagi, maka dapat memberikan motivasi bagi pelaku usaha baru untuk mengembangkan produk lokal yang dimiliki masing - masing daerah di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019