Tim estafet 4x100 putra Indonesia mengejar tiket menuju Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, yang salah satunya melalui kejuaraan Grand Prix Asia 2019 di Chongqing, China, 4-7 Juni.
"Di kejuaraan ini kesempatan kita untuk memperbaiki catatan waktu. Saat ini mereka baru menembus 39,39 detik," kata pelatih atletik Indonesia Eni Nuraeni Sumartoyo di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.
Catatan waktu 39,39 detik itu dibukukan Lalu Muhammad Zohri dan kawan-kawan pada kejuaraan dunia lari estafet di Jepang beberapa waktu lalu. Hasil tersebut juga lebih baik dibandingkan hasil kejuaraan Asia di Qatar yaitu 39,96 detik.
Pada Grand Prix Asia 2019, Lalu Muhammad Zohri dan kawan-kawan diharapkan mampu menembus catatan waktu 39,00 detik atau masuk final. Apalagi untuk bisa lolos ke Olimpiade 2020 harus mampu berada di posisi 16 dari 230 negara.
Meski demikian, Eni menjelaskan jika tim estafet juga masih dihadapkan dengan kendala yang harus segera dibenahi yang di antaranya perpindahan tongkat antar pelari. Kurangnya sinkronisasi waktu antara pelari satu dengan yang lain, kata dia, dapat menyebabkan clash, sehingga waktu dapat terbuang hingga beberapa detik.
“Persiapan yang kami benahi adalah membenahi kurangnya pada pertukaran tongkat antar pelari,” kata Eni.
"Setelah itu membangun kekompakan di antara mereka, selanjutnya kami akan berusaha meningkatkan prestasi mereka," kata Eni menerangkan.
Pada kejuaraan bergengsi di China itu, Indonesia tetap mengandalkan sprinter terbaik yang ada. Selain nama Lalu Muhammad Zohri ada nama Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara, Joko Kuncoro dan Mochammad Bisma Diwa Abina. Mereka akan bertolak ke China, Minggu (2/6).
Saat ini cabang olahraga atletik Indonesia sudah memastikan satu tiket ke Olimpiade 2020 di Tokyo Jepang atas nama Lalu Muhammad Zohri dari nomor 100 meter putra. Estafet putra diharapkan mampu menyusul ke kejuaraan empat tahunan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Di kejuaraan ini kesempatan kita untuk memperbaiki catatan waktu. Saat ini mereka baru menembus 39,39 detik," kata pelatih atletik Indonesia Eni Nuraeni Sumartoyo di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.
Catatan waktu 39,39 detik itu dibukukan Lalu Muhammad Zohri dan kawan-kawan pada kejuaraan dunia lari estafet di Jepang beberapa waktu lalu. Hasil tersebut juga lebih baik dibandingkan hasil kejuaraan Asia di Qatar yaitu 39,96 detik.
Pada Grand Prix Asia 2019, Lalu Muhammad Zohri dan kawan-kawan diharapkan mampu menembus catatan waktu 39,00 detik atau masuk final. Apalagi untuk bisa lolos ke Olimpiade 2020 harus mampu berada di posisi 16 dari 230 negara.
Meski demikian, Eni menjelaskan jika tim estafet juga masih dihadapkan dengan kendala yang harus segera dibenahi yang di antaranya perpindahan tongkat antar pelari. Kurangnya sinkronisasi waktu antara pelari satu dengan yang lain, kata dia, dapat menyebabkan clash, sehingga waktu dapat terbuang hingga beberapa detik.
“Persiapan yang kami benahi adalah membenahi kurangnya pada pertukaran tongkat antar pelari,” kata Eni.
"Setelah itu membangun kekompakan di antara mereka, selanjutnya kami akan berusaha meningkatkan prestasi mereka," kata Eni menerangkan.
Pada kejuaraan bergengsi di China itu, Indonesia tetap mengandalkan sprinter terbaik yang ada. Selain nama Lalu Muhammad Zohri ada nama Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara, Joko Kuncoro dan Mochammad Bisma Diwa Abina. Mereka akan bertolak ke China, Minggu (2/6).
Saat ini cabang olahraga atletik Indonesia sudah memastikan satu tiket ke Olimpiade 2020 di Tokyo Jepang atas nama Lalu Muhammad Zohri dari nomor 100 meter putra. Estafet putra diharapkan mampu menyusul ke kejuaraan empat tahunan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019