Dra Hj Sinta Nuriyah Wahid mengajak masyarakat menjadikan Ramadhan sebagai momentun memadamkan kobaran api kebencian dengan merajut kembali tali persaudaraan sesama anak bangsa usai Pemilu 2019.
Saat sahur bersama wartawan di Pooldeck Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Minggu, istri dari Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid itu, mengatakan, pemilu memang telah membuat jurang perbedaan yang menjurus pada perpecahan.
"Saatnya kita kembali dalam kebersamaan, kerukunan, saling menghormati, menghargai dan tolong menolong sesama anak bangsa Indonesia," tuturnya.
Diakui Sinta, sepanjang kunjungannya ke daerah-daerah, masyarakat selalu menyatakan wilayah mereka aman dan kondusif.
Namun dia melihat, potensi kerawanan itu tetap ada dan mengibaratkan air tenang bisa menghanyutkan.
"Ini yang harus kita waspadai bersama. Karena itu, harus kita persiapkan pada diri kita masing-masing. Caranya, pertebal keimanan dan ketaqwaan," katanya.
Terlebih di bulan suci Ramadhan saat ini, kata dia, amalan-amalan di bulan puasa bisa membuat diri lebih tenang dan dekat dengan Allah SWT.
"Hakikat puasa yaitu ajaran moral dan budi pekerti yang luhur. Karena puasa mengajarkan tentang kesabaran, kejujuran, keikhlasan, saling bertolong-tolongan. Dimana kita harus bisa merasakan bagaimana saudara kita yang dalam keadaan kurang beruntung harus kita tolong," jelas wanita yang dianugerahi gelar 'Ibu Bangsa' oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) itu.
Di akhir wejangannya, Sinta pun mengingatkan kembali apa yang diajarkan oleh sang suami mendiang Gus Dur soal berpolitik, yakni "Yang lebih penting dari politik adalah unsur kemanusiaan".
Sahur Keliling 2019 yang dilaksanakan oleh mantan Ibu Negara Indonesia itu bersamaan dengan gelaran sahur H Rudy Ariffin bersama jurnalis se-Kalsel yang menjadi tradisi tiap tahun.
Rudy Ariffin, tokoh Banua yang jadi Gubernur Kalsel dua periode (2005-2010 dan 2010-2015) itu mengaku bangga dan bersyukur atas kehadiran Sinta Nuriyah Wahid yang bisa mampir di bulan Ramadhan ini ke Bumi Lambung Mangkurat.
"Alhamdulilah ibu Sinta bisa bersama-sama kita semua melaksanakan sahur sembari memberikan wejangan dan petuahnya untuk kita semua anak bangsa," ungkap Rudy.
Apalagi Rudy mengaku mengenal betul sosok sang Ibu Bangsa yang begitu toleran dan selalu membawa kesejukan bagi semua kalangan.
"Saya tahu ibu Sinta kerap sahur di kelenteng atau di halaman gereja. Beliau juga begitu merakyat dan dikenal sederhana serta santun, sehingga patut jadi teladan generasi sekarang," tandasnya.
Pada kesempatan yang dihadiri sekitar 300 orang dari berbagai media itu, Rudy bersama sang putra yang juga anggota DPR RI Komisi III Fraksi PPP HM Aditya Mufti Ariffin SH MH juga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa sekaligus memohon maaf lahir bathin menyongsong Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Saat sahur bersama wartawan di Pooldeck Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Minggu, istri dari Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid itu, mengatakan, pemilu memang telah membuat jurang perbedaan yang menjurus pada perpecahan.
"Saatnya kita kembali dalam kebersamaan, kerukunan, saling menghormati, menghargai dan tolong menolong sesama anak bangsa Indonesia," tuturnya.
Diakui Sinta, sepanjang kunjungannya ke daerah-daerah, masyarakat selalu menyatakan wilayah mereka aman dan kondusif.
Namun dia melihat, potensi kerawanan itu tetap ada dan mengibaratkan air tenang bisa menghanyutkan.
"Ini yang harus kita waspadai bersama. Karena itu, harus kita persiapkan pada diri kita masing-masing. Caranya, pertebal keimanan dan ketaqwaan," katanya.
Terlebih di bulan suci Ramadhan saat ini, kata dia, amalan-amalan di bulan puasa bisa membuat diri lebih tenang dan dekat dengan Allah SWT.
"Hakikat puasa yaitu ajaran moral dan budi pekerti yang luhur. Karena puasa mengajarkan tentang kesabaran, kejujuran, keikhlasan, saling bertolong-tolongan. Dimana kita harus bisa merasakan bagaimana saudara kita yang dalam keadaan kurang beruntung harus kita tolong," jelas wanita yang dianugerahi gelar 'Ibu Bangsa' oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) itu.
Di akhir wejangannya, Sinta pun mengingatkan kembali apa yang diajarkan oleh sang suami mendiang Gus Dur soal berpolitik, yakni "Yang lebih penting dari politik adalah unsur kemanusiaan".
Sahur Keliling 2019 yang dilaksanakan oleh mantan Ibu Negara Indonesia itu bersamaan dengan gelaran sahur H Rudy Ariffin bersama jurnalis se-Kalsel yang menjadi tradisi tiap tahun.
Rudy Ariffin, tokoh Banua yang jadi Gubernur Kalsel dua periode (2005-2010 dan 2010-2015) itu mengaku bangga dan bersyukur atas kehadiran Sinta Nuriyah Wahid yang bisa mampir di bulan Ramadhan ini ke Bumi Lambung Mangkurat.
"Alhamdulilah ibu Sinta bisa bersama-sama kita semua melaksanakan sahur sembari memberikan wejangan dan petuahnya untuk kita semua anak bangsa," ungkap Rudy.
Apalagi Rudy mengaku mengenal betul sosok sang Ibu Bangsa yang begitu toleran dan selalu membawa kesejukan bagi semua kalangan.
"Saya tahu ibu Sinta kerap sahur di kelenteng atau di halaman gereja. Beliau juga begitu merakyat dan dikenal sederhana serta santun, sehingga patut jadi teladan generasi sekarang," tandasnya.
Pada kesempatan yang dihadiri sekitar 300 orang dari berbagai media itu, Rudy bersama sang putra yang juga anggota DPR RI Komisi III Fraksi PPP HM Aditya Mufti Ariffin SH MH juga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa sekaligus memohon maaf lahir bathin menyongsong Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019