Semarapura (Antara Bali) - Puluhan ekor ayam di Kabupaten Klungkung, Bali, mati mendadak sehingga warga di daerah itu resah, apalagi sehari sebelumnya dua bocah penderita flu burung asal Kabupaten Bangli meninggal dunia.
"Saya punya 10 ekor ayam kampung. Semuanya mati secara mendadak," kata I Nyoman Karpa, pedagang ayam di Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Selasa.
Bukan hanya Karpa, ayam kampung milik warga lainnya juga bernasib yang sama, seperti yang dialami I Wayan Pondok.
Kepala Desa Tohpati, I Nengah Sutra, mengakui kalau warganya banyak yang memelihara ayam kampung.
Mereka memelihara ayam kampung tanpa dikandangkan. Dan, ayam-ayam kampung itu sering kali dimanfaatkan untuk kegiatan upacara adat.
Sementara untuk konsumsi sehari-hari, warga Desa Tohpati sering kali memperoleh ayam pedaging di Pasar Bangli.
Sutra menilai warganya kurang peka dalam mengantisipasi meluasnya wabah flu burung.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Saya punya 10 ekor ayam kampung. Semuanya mati secara mendadak," kata I Nyoman Karpa, pedagang ayam di Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Selasa.
Bukan hanya Karpa, ayam kampung milik warga lainnya juga bernasib yang sama, seperti yang dialami I Wayan Pondok.
Kepala Desa Tohpati, I Nengah Sutra, mengakui kalau warganya banyak yang memelihara ayam kampung.
Mereka memelihara ayam kampung tanpa dikandangkan. Dan, ayam-ayam kampung itu sering kali dimanfaatkan untuk kegiatan upacara adat.
Sementara untuk konsumsi sehari-hari, warga Desa Tohpati sering kali memperoleh ayam pedaging di Pasar Bangli.
Sutra menilai warganya kurang peka dalam mengantisipasi meluasnya wabah flu burung.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011