Gunung Agung dengan ketinggian (3.142 mdlp) kembali meletus pada Minggu (12/5) sekitar pukul 22.29 Wita dengan dentuman dan gemuruh sangat keras hingga radius 10 kilometer dari puncak gunung tertinggi di Pulau Bali.

"Tadi malam, saya dengar dentuman keras dari sini (Desa Nongan). Warga sempat berhamburan keluar rumah. Namun mereka tetap tenang," kata seorang warga Nongan, Karangasem, Dewa Ngakan Klaci, Senin.

Ia mengatakan warga di sekitar Gunung Agung sudah terbiasa mendengar dentuman dari Gunung Agung, terlebih saat ini memang gunung tersebut dalam level III (siaga).

Sementara itu, petugas Pos Pantau Gunungapi Agung menyebutkan visual Gunung Agung tak teramati. Kendati begitu dari seismogram terekam adanya lontaran material pijar sejauh lebih kurang 3.000 meter mengarah ke barat dan barat laut

PVMBG juga mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya, yaitu di seluruh area di dalam radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019