Nusa Penida (Antara Bali) - Anak-anak korban perahu "Sri Murah Rejeki" yang tenggelam pada 21 September, melakukan upacara "metatah massal" atau potong gigi massal yang merupakan rangkaian dari upacara ngaben orang tua mereka yang menjadi korban kecelakaan.
"Upacara metatah itu diikuti sembilan orang, empat cowok dan lima cewek," kata I Wayan Guna, seorang keluarga korban perahu tenggelam, di Nusa Penida, Bali, Jumat.
Upacara metatah massal itu dilakukan serangkaian dengan upacara "ngroras" atau 12 hari setelah upacara pembakaran jenazah.
Ritual itu diikuti oleh enam anak serta cucu dari Mangku Wayan rame, salah seorang Pemangku Pura Dalem Peed.
Kesembilan orang itu adalah Guna, Heryana, Windia, Edy, Diary, Ayu, Astuti, Dewi dan Sumertiasih.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Upacara metatah itu diikuti sembilan orang, empat cowok dan lima cewek," kata I Wayan Guna, seorang keluarga korban perahu tenggelam, di Nusa Penida, Bali, Jumat.
Upacara metatah massal itu dilakukan serangkaian dengan upacara "ngroras" atau 12 hari setelah upacara pembakaran jenazah.
Ritual itu diikuti oleh enam anak serta cucu dari Mangku Wayan rame, salah seorang Pemangku Pura Dalem Peed.
Kesembilan orang itu adalah Guna, Heryana, Windia, Edy, Diary, Ayu, Astuti, Dewi dan Sumertiasih.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011