Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, Bali menggelar pasar murah di Pasar Pidada serangkaian bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
Kegiatan pasar murah yang dilakukan Disperindag itu ditinjau Wakil Wali Kota (Wawako) Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Rabu.
Pelaksana Tugas Kepala Disperindag Denpasar, Ida Bagus Anom Suniem mengatakan pada bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, pihaknya melaksanakan delapan kali pasar murah di seluruh kecamatan di Kota Denpasar secara berkelanjutan.
Ia menambahkan kegiatan ini juga untuk menekan inflasi sehingga pihaknya dalam kegiatan ini berkolaborasi dengan TPID Kota Denpasar.
Kegiatan pasar murah ini untuk memastikan harga bahan kebutuhan pokok harganya sangat terjangkau karena langsung melibatkan distributornya seperti Perum Bulog, PT Perusahan Perdagangan Indonesia, Hiswana Migas, PT Halus Ciptanadi, Pertamina, PT GIEB Indonesia, PT Tiara Dewata, Bu Komang Pedagang Buah, CV Ayu Nadi, dan Level 21.
Lebih lanjut, ia meminta kepada masyarakat tidak menggunakan kantong plastik, karena pihaknya juga melibatkan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Kota Denpasar untuk memberikan tas ramah lingkungan kepada para pembeli.
Dengan pasar murah ini, Suniem berharap bisa menekan kenaikan harga barang, karena sebelum di laksanakan pasar murah harga di pasar seperti bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Wawako Denpasar Jaya Negara menyebutkan dengan berbagai upaya dilakukan memastikan bahan kebutuhan pokok dalam pasar murah harganya sangat terjangkau dan terbilang sangat murah dibandingan harga di pasaran.
Menurutnya harga bisa terjangkau karena Pemerintah Kota Denpasar langsung bekerja sama distributor. "Harganya sangat terjangkau seperti halnya beras C4 di pasaran dijual Rp55 ribu dalam pasar murah ini masyarakat bisa membeli dengan harga Rp50 ribu. Sehingga masyarakat bisa hemat Rp5 ribu untuk beli beras," ujarnya.
Dengan dilaksanakan pasar murah ini, ia berharap dapat menekan kenaikan harga pada saat bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, serta menekan terjadinya inflasi di Kota Denpasar.
Ketua Umum DPC Iwapi Kota Denpasar, Jro Puspawati membenarkan setiap pasar murah pihaknya selalu terlibat dengan memberikan 100 tas ramah lingkungan kepada para pembeli. Sebelumnya dia juga terlibat dalam pasar murah sebelumnya.
Selain pasar murah, tambahnya pihaknya juga mendukung kegiatan lainnya yang berkaitan dengan Perwako Nomor 36 tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.
"Kami selalu mendukung semua kegiatan Pemkot Denpasar yang berkaitan dengan lingkungan. Karena Iwapi Kota Denpasar telah membuat 20.000 tas ramah lingkungan dan telah beredar 18 ribu di Kota Denpasar," jelasnya.
Seorang pembeli Ni Made Rusmini mengaku harga dalam pasar murah kali ini terbilang murah dibandingkan di pasar. Sehingga banyak pengunjung tertarik membeli.
"Harga cukup murah seperti beras super seharga Rp50 ribu dan beras biasa hanya Rp48 ribu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Kegiatan pasar murah yang dilakukan Disperindag itu ditinjau Wakil Wali Kota (Wawako) Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Rabu.
Pelaksana Tugas Kepala Disperindag Denpasar, Ida Bagus Anom Suniem mengatakan pada bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, pihaknya melaksanakan delapan kali pasar murah di seluruh kecamatan di Kota Denpasar secara berkelanjutan.
Ia menambahkan kegiatan ini juga untuk menekan inflasi sehingga pihaknya dalam kegiatan ini berkolaborasi dengan TPID Kota Denpasar.
Kegiatan pasar murah ini untuk memastikan harga bahan kebutuhan pokok harganya sangat terjangkau karena langsung melibatkan distributornya seperti Perum Bulog, PT Perusahan Perdagangan Indonesia, Hiswana Migas, PT Halus Ciptanadi, Pertamina, PT GIEB Indonesia, PT Tiara Dewata, Bu Komang Pedagang Buah, CV Ayu Nadi, dan Level 21.
Lebih lanjut, ia meminta kepada masyarakat tidak menggunakan kantong plastik, karena pihaknya juga melibatkan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Kota Denpasar untuk memberikan tas ramah lingkungan kepada para pembeli.
Dengan pasar murah ini, Suniem berharap bisa menekan kenaikan harga barang, karena sebelum di laksanakan pasar murah harga di pasar seperti bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Wawako Denpasar Jaya Negara menyebutkan dengan berbagai upaya dilakukan memastikan bahan kebutuhan pokok dalam pasar murah harganya sangat terjangkau dan terbilang sangat murah dibandingan harga di pasaran.
Menurutnya harga bisa terjangkau karena Pemerintah Kota Denpasar langsung bekerja sama distributor. "Harganya sangat terjangkau seperti halnya beras C4 di pasaran dijual Rp55 ribu dalam pasar murah ini masyarakat bisa membeli dengan harga Rp50 ribu. Sehingga masyarakat bisa hemat Rp5 ribu untuk beli beras," ujarnya.
Dengan dilaksanakan pasar murah ini, ia berharap dapat menekan kenaikan harga pada saat bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, serta menekan terjadinya inflasi di Kota Denpasar.
Ketua Umum DPC Iwapi Kota Denpasar, Jro Puspawati membenarkan setiap pasar murah pihaknya selalu terlibat dengan memberikan 100 tas ramah lingkungan kepada para pembeli. Sebelumnya dia juga terlibat dalam pasar murah sebelumnya.
Selain pasar murah, tambahnya pihaknya juga mendukung kegiatan lainnya yang berkaitan dengan Perwako Nomor 36 tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.
"Kami selalu mendukung semua kegiatan Pemkot Denpasar yang berkaitan dengan lingkungan. Karena Iwapi Kota Denpasar telah membuat 20.000 tas ramah lingkungan dan telah beredar 18 ribu di Kota Denpasar," jelasnya.
Seorang pembeli Ni Made Rusmini mengaku harga dalam pasar murah kali ini terbilang murah dibandingkan di pasar. Sehingga banyak pengunjung tertarik membeli.
"Harga cukup murah seperti beras super seharga Rp50 ribu dan beras biasa hanya Rp48 ribu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019