Kepala Kantor Wilayah Kementerian Pertahanan Provinsi Bali, Kolonel Infanteri Ketut Budiastawa, menjelaskan pentas budaya yang diadakan pasca-Pemilu 2019 berfungsi untuk mewujudkan persatuan dan meredakan ketegangan setelah pesta demokrasi itu.

Dalam pentas budaya yang dilaksanakan pada momen "car free day" di Lapangan Bajra Sandhi, Renon, Denpasar, Minggu, Ketut Budiastawa mengajarkan tujuh hakekat ancaman yang harus dihindari dan diantisipasi agar tidak sampai terjadi.

"Kemhan merumuskan hakekat ancaman meliputi tujuh hal yakni Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Keselamatan Umum, serta Teknologi dan Legislasi. Melalui pentas budaya ini, kami mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk mengantisipasi munculnya pelanggaran dari ancaman tersebut," katanya.

Bentuk ancaman yang menyebabkan perpecahan itu dikenalkan Kemhan Bali melalui pesta hiburan, bazar murah, pemeriksaan kesehatan, ada donor darah. Ada juga tari, bondress, penampilan band dan senam zumba untuk masyarakat.

"Pentas budaya ini merupakan ajang menikmati kebersamaan dan fasilitas yang telah disediakan. Ini merupakan tugas pokok Kemhan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia cinta Tanah Air melalui budaya dan persatuan, sehingga menumbuhkan rasa bela negara," katanya.

Acara Pentas Budaya juga memperoleh dukungan penuh dari berbagai pihak, seperti Pemerintah Provinsi Bali, mulai dari Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Sekretaris Daerah, BPBD, Dinas UMKM, dan juga bekerja sama dengan pihak rumah sakit.

"Kemhan juga melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah untuk menanamkan cinta Tanah Air dan meningkatkan wawasan kebangsaan," katanya.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019