Jaringan produsen minuman dalam kemasan yang terkemuka, Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI), mendukung "Gerakan Indonesia Bersih" yang digagas Kemenko Kemaritiman untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menciptakan persepsi yang sama dengan masyarakat terkait pengelolaan sampah.
"Banyak inisiatif yang telah dijalankan oleh pemerintah Indonesia untuk mengajak semua pihak turut aktif dalam hal penanganan sampah, salah satunya melalui Gerakan Indonesia Bersih, karena itu kami mendukung guna mencari jalan keluar yang terbaik untuk lingkungan. Isu tentang sampah merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan bersama," kata Direktur Public Affairs, Communications& Sustainability Amatil Indonesia, Lucia Karina.
Dukungan itu merupakan bagian dari aspirasi Coca-Cola Amatil 2020 Sustainability Goal dan The Coca-Cola Company "World Without Waste" (Dunia TanpaSampah) pada tahun 2030. "Kami akan berupaya keras untuk mewujudkan komitmen global tersebut di Indonesia," katanya.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menhub Budi Karya Sumadi,Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti dan Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam KLHK Laksmi Wijayanti telah menghadiri sosialisasi Gerakan Indonesia Bersih serta memungut sampah di sekitar pusat kota.
Dukungan Amatil Indonesia diatur oleh "empat pilar keberlanjutan terintegrasi" yaitu People, Wellbeing, Environment dan Community, karena itu Coca-Cola Amatil Indonesia telah menggerakkan ribuan karyawan di tiap area untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan komunitas lokal dalam menjalankan berbagai inisiatif bersih-bersih lingkungan lebih dari satu dekade.
Beberapa kegiatan berkelanjutan yang telah dijalankan antara lain : program Water Stewardship untuk mengembalikan jumlah air yang terpakai dalam proses produksi kembali ke alam dan masyarakat (hingga tahun 2017, jumlah air yang telah dikembalikan mencapai 130 persen), Coke Kicks, Coca-Cola Forest di Lampung, Bandung, dan Semarang (Amatil Indonesia telah menanam lebih dari 6.200 pohon dan menyumbangkan lebih dari 350.000 pohon pada masyarakat), serta program gerakan bersih lingkungan (termasuk kegiatan Bali Beach Clean Up yang sering mendapatkan penghargaan).
Pada tahun 2018, Coca-Cola Amatil Indonesia bersama Kementerian PUPR mendirikan pusat pelatihan "waste management" dan menyerahkan bantuan satu unit mesin cacah plastik ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST 3R) Seminyak. Mesin tersebut yang akan mendukung pengadaan teknologi aspal plastik, mengurangi sampah plastik di lingkungan sekitar, serta menciptakan nilai sampah plastik, seharga Rp2.000 - Rp4.000 per kilogram, sedangkan pusat pelatihan tersebut dipergunakan untuk pemberian program pelatihan bagi komunitas atau institusi yang berkehendak untuk belajar dan membuat bank sampah.
Hingga bulan Desember 2018, program harian Bali Beach Clean Up telah menyingkirkan lebih dari 39 juta kg sampah dari pesisir pantai sepanjang 9,7 kilometer. Program ini didukung dengan4 traktor pantai, 2 barber surf rakes, 3 truk sampah, 78 kru dari komunitas lokal di sekitar pantai, serta 150 tempat sampah baru tiap tahunnya.
Bali Beach Clean Up juga memperpanjang dukungan untuk Kuta Beach Sea Turtle Conservation (KBSTC) sebagai bagian dari program. Lebih dari 220.000 bayi penyu telah dikembalikan ke laut sejak peresmian KBSTC di tahun 2010. Selain itu, mulai tahun 2018, Amatil Indonesia juga mendonasikan tempat sampah yang dibagi menjadi tiga sistem bagi masyarakat di tiap wilayah operasionalnya, termasuk Bali, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Banyak inisiatif yang telah dijalankan oleh pemerintah Indonesia untuk mengajak semua pihak turut aktif dalam hal penanganan sampah, salah satunya melalui Gerakan Indonesia Bersih, karena itu kami mendukung guna mencari jalan keluar yang terbaik untuk lingkungan. Isu tentang sampah merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan bersama," kata Direktur Public Affairs, Communications& Sustainability Amatil Indonesia, Lucia Karina.
Dukungan itu merupakan bagian dari aspirasi Coca-Cola Amatil 2020 Sustainability Goal dan The Coca-Cola Company "World Without Waste" (Dunia TanpaSampah) pada tahun 2030. "Kami akan berupaya keras untuk mewujudkan komitmen global tersebut di Indonesia," katanya.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menhub Budi Karya Sumadi,Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti dan Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam KLHK Laksmi Wijayanti telah menghadiri sosialisasi Gerakan Indonesia Bersih serta memungut sampah di sekitar pusat kota.
Dukungan Amatil Indonesia diatur oleh "empat pilar keberlanjutan terintegrasi" yaitu People, Wellbeing, Environment dan Community, karena itu Coca-Cola Amatil Indonesia telah menggerakkan ribuan karyawan di tiap area untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan komunitas lokal dalam menjalankan berbagai inisiatif bersih-bersih lingkungan lebih dari satu dekade.
Beberapa kegiatan berkelanjutan yang telah dijalankan antara lain : program Water Stewardship untuk mengembalikan jumlah air yang terpakai dalam proses produksi kembali ke alam dan masyarakat (hingga tahun 2017, jumlah air yang telah dikembalikan mencapai 130 persen), Coke Kicks, Coca-Cola Forest di Lampung, Bandung, dan Semarang (Amatil Indonesia telah menanam lebih dari 6.200 pohon dan menyumbangkan lebih dari 350.000 pohon pada masyarakat), serta program gerakan bersih lingkungan (termasuk kegiatan Bali Beach Clean Up yang sering mendapatkan penghargaan).
Pada tahun 2018, Coca-Cola Amatil Indonesia bersama Kementerian PUPR mendirikan pusat pelatihan "waste management" dan menyerahkan bantuan satu unit mesin cacah plastik ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST 3R) Seminyak. Mesin tersebut yang akan mendukung pengadaan teknologi aspal plastik, mengurangi sampah plastik di lingkungan sekitar, serta menciptakan nilai sampah plastik, seharga Rp2.000 - Rp4.000 per kilogram, sedangkan pusat pelatihan tersebut dipergunakan untuk pemberian program pelatihan bagi komunitas atau institusi yang berkehendak untuk belajar dan membuat bank sampah.
Hingga bulan Desember 2018, program harian Bali Beach Clean Up telah menyingkirkan lebih dari 39 juta kg sampah dari pesisir pantai sepanjang 9,7 kilometer. Program ini didukung dengan4 traktor pantai, 2 barber surf rakes, 3 truk sampah, 78 kru dari komunitas lokal di sekitar pantai, serta 150 tempat sampah baru tiap tahunnya.
Bali Beach Clean Up juga memperpanjang dukungan untuk Kuta Beach Sea Turtle Conservation (KBSTC) sebagai bagian dari program. Lebih dari 220.000 bayi penyu telah dikembalikan ke laut sejak peresmian KBSTC di tahun 2010. Selain itu, mulai tahun 2018, Amatil Indonesia juga mendonasikan tempat sampah yang dibagi menjadi tiga sistem bagi masyarakat di tiap wilayah operasionalnya, termasuk Bali, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019