Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menginginkan daerah yang dipimpinnya bisa mengikuti praktik sejumlah negara maju yang telah memakai energi terbarukan yang ramah lingkungan.

"Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) tepat dibangun di Bali, karena semua kabupaten/kota yang ada di sini dialiri oleh sungai-sungai yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan pembangkit ini," katanya saat menerima audiensi perwakilan Pemerintah Kota Toyama Jepang Superhead of Agriculture Planning and Manager of Enviroment Policy Mr Koshin Takata, di Denpasar, Selasa.

Pertemuan tersebut untuk membahas lanjutan kerja sama di bidang energi terbarukan antara Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Tabanan dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bali telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Toyama Jepang sejak tahun 2011 dengan menandatangani Surat Pernyataan Kehendak (Letter of Intent).

Kerja sama tersebut meliputi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang sistem pembangkit listrik tenaga mikro hidro, penggilingan beras dan pengelolaan sampah, pengelolaan lingkungan hidup dan peningkatan SDM.

Dalam kesempatan itu, Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu mengucapkan terima kasih atas hibah dari Pemerintah Toyama yang diberikan kepada Bali, dimulai dari Kabupaten Tabanan yang selama ini sudah memulai kerja sama "sister city".

"Untuk itu, kami berharap kedepan Pemerintah Kota Toyama tidak hanya memberikan hibah kepada Kabupaten Tabanan, melainkan juga dapat disebarkan ke kabupaten/kota lainnya yang ada di Bali. Dengan demikian, semua kabupaten dapat memiliki teknologi energi terbarukan ini, khususnya untuk menunjang kehidupan listrik para petani dalam penerangan jalur irigasinya," ucap Cok Ace yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Terkait pembangunan stasiun bahan bakar gas, menurutnya, Pemprov Bali sangat mendukung apabila Toyama dapat membantu Bali dalam mewujudkan energi terbarukan di bidang pemanfaatan sampah menjadi gas, karena hal tersebut sesuai dengan visi misi Gubernur Bali saat ini.

"Untuk itu dalam mewujudkan ini saya akan berkoordinasi dengan Bapak Gubernur terlebih dahulu mengenai teknis pelaksanaanya dan organisasi perangkat daerah (OPD) mana yang akan menjadi leading sectornya," ujar Cok Ace

Sementara itu, Superhead of Agriculture Planning and Manager of Enviroment Policy Koshin Takata yang juga didampingi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan I Gede Susila, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Toyama

Dari kerja sama tersebut, telah berjalan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang merupakan proyek hibah dari Pemerintah Kota Toyama, Jepang, dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Subak Jatiluwih-Tabanan dan sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat untuk penerangan subak Jatiluwih.

"Sedangkan untuk kerja sama selanjutnya, kami akan memberikan hibah untuk pengelolaan sampah dan berencana membangun stasiun pengisian bahan bakar gas," ucapnya,

Dengan demikian, kendaraan di Bali yang saat ini masih memakai bahan bakar minyak dapat beralih ke bahan bakar gas, khususnya angkutan umum terlebih dahulu guna mewujudkan Bali yang ramah lingkungan sesuai dengan visi misi Gubernur Bali yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Sebelumnya (22/3/2019), perwakilan Pemerintah Toyama, Jepang, juga telah bertemu dengan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, sekaligus memberi bantuan berupa Rice Milling (Penyosohan Beras) dan Teknologi Ramah Lingkungan untuk Angkutan Trans Serasi serta pengolahan Sampah.

"Pemerintah Toyama memilih Tabanan dalam penyaluran bantuan, karena mereka beranggapan bahwa Daerah Tabanan ini mirip seperti Daerah di Toyama. Mereka (Pemerintah Toyama) telah beberapa kali melakukan kunjungan, melakukan survei dan melihat letak geografis Tabanan dan Masyarakat Tabanan, dengan masyarakat Tabanan yang mayoritas adalah Petani, dan mereka tertarik ikut menjaga Warisan Budaya Dunia yang ada di Tabanan," kata Bupati.

Selain Rice Milling dan PLTA, Bupati Eka juga menjelaskan Tabanan juga dibantu mesin persampahan, juga mengkaji berupaya menggantikan energi minyak dengan energi gas untuk angkutan Trans Serasi. “Kita ada 200 armada yang akan ditransfer menjadi gas, sehingga akan menjadi suatu fasilitas publik yang aman, nyaman tidak polusi dan termasuk salah satu program untuk Indonesia. Pak Presiden, Pak Gubernur juga menginginkan ramah lingkungan. Jadi akan dilakukan studi selama tiga tahun di Tabanan, karena kita harus men-convert dulu kendaraan dan kita harus menyiapkan Gas Station," katanya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019