Organisasi Dharma Ghosana mengadakan rapat besar (paruman agung) atau "Paruman Dharma Ghosana se-Nusantara" yang bertema "Apulung Rasa, Manunggal Idep, Nincepang Kaweruhan, Gilik Masemeton, Eling Maring Swadharma, Ngardi Sukertaning Jagat" di Denpasar dengan diikuti kurang lebih 480 sulinggih Peranda Siwa-Budha yang hadir dari sembilan kabupaten/kota se-Bali, dan juga beberapa diantaranya berasal dari Pulau Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Rapat besar (paruman) yang diadakan pada setiap enam bulan sekali itu bertujuan memperkuat persaudaraan sesama Ida Pedanda se-Nusantara yang juga dalam rangka pembelajaran dan mengapresiasi ajaran "Ida Bhatara Lelangit". Untuk tahun ini, Dharmopadesa Cabang Denpasar yang mendapat giliran untuk menyelenggarakan Paruman Dharma Ghosana se-Nusantara itu yang dipusatkan di Pura Tanjung Sari, Griya Santrian Sanur, Sabtu, Umanis Uku Bala (6/4).
Dalam kegiatan yangi dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati, Wakil DPRD Kota Denpasar Wayan Mariana Wandira, bersama tokoh-tohoh puri se-Bali itu, Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, mengucapkan terima kasih karena Denpasar bisa menjadi tuan rumah dari kegiatan Paruman Agung Dharma Ghosana Se-Nusantara.
"Ini sebuah kebanggaan bagi Denpasar bisa menyambut para pandita Hindu dari seluruh Nusantara dan diharapkan kepada seluruh sulinggih nantinya dapat menghasilkan sebuah acuan dalam melaksanakan yadnya yang satwika, dengan acuan nista, madya, utama mandala. Serta menyempurnakan paruman agung berdasarkan sastra yang patut dipakai acuan oleh seluruh umat sedharma," katanya.
Sementara itu, Manggala Karya, IB Gede Sidharta yang juga palingsir Pura Tanjung Sari Sanur mengatakan, seperti diketahui paruman Dharma Ghosana setiap enam bulan sekali diselenggarakan. Dimana sebelumnya diadakan di Kabupaten Gianyar dan untuk enam bulan kedepan akan diselenggarakan di Kabupaten Badung.
Dengan tujuan para ida peranda memberikan suatu persepsi aspek ajaran agama hindu yang sudah diwariskan oleh betara lelangit agar penyamaan visi dan misi dalam implementasi kitab suci Weda melalui peningkatan penyebarluasan kualitas tatwa, susila dan upakara bisa berjalan dengan baik.
"Saya sangat beruntung dimana Pura Tanjung Sari ini diemong oleh Griya Gede Dalem Sanur ini bisa dihadri oleh ratusan Ida Peranda se-Nusantara, ini merupakan sebuah berkah tersendiri bagi kami pengemong Pura Tanjung Sari Sanur, karena jika seorang Ida Peranda dayang ke rumah ada merupakan sebuah sinar suci bagi anda, apalagi ini ratuasan Ida Peranda, pastinya ini sebuah berkah tersendiri bagi kami," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Rapat besar (paruman) yang diadakan pada setiap enam bulan sekali itu bertujuan memperkuat persaudaraan sesama Ida Pedanda se-Nusantara yang juga dalam rangka pembelajaran dan mengapresiasi ajaran "Ida Bhatara Lelangit". Untuk tahun ini, Dharmopadesa Cabang Denpasar yang mendapat giliran untuk menyelenggarakan Paruman Dharma Ghosana se-Nusantara itu yang dipusatkan di Pura Tanjung Sari, Griya Santrian Sanur, Sabtu, Umanis Uku Bala (6/4).
Dalam kegiatan yangi dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati, Wakil DPRD Kota Denpasar Wayan Mariana Wandira, bersama tokoh-tohoh puri se-Bali itu, Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, mengucapkan terima kasih karena Denpasar bisa menjadi tuan rumah dari kegiatan Paruman Agung Dharma Ghosana Se-Nusantara.
"Ini sebuah kebanggaan bagi Denpasar bisa menyambut para pandita Hindu dari seluruh Nusantara dan diharapkan kepada seluruh sulinggih nantinya dapat menghasilkan sebuah acuan dalam melaksanakan yadnya yang satwika, dengan acuan nista, madya, utama mandala. Serta menyempurnakan paruman agung berdasarkan sastra yang patut dipakai acuan oleh seluruh umat sedharma," katanya.
Sementara itu, Manggala Karya, IB Gede Sidharta yang juga palingsir Pura Tanjung Sari Sanur mengatakan, seperti diketahui paruman Dharma Ghosana setiap enam bulan sekali diselenggarakan. Dimana sebelumnya diadakan di Kabupaten Gianyar dan untuk enam bulan kedepan akan diselenggarakan di Kabupaten Badung.
Dengan tujuan para ida peranda memberikan suatu persepsi aspek ajaran agama hindu yang sudah diwariskan oleh betara lelangit agar penyamaan visi dan misi dalam implementasi kitab suci Weda melalui peningkatan penyebarluasan kualitas tatwa, susila dan upakara bisa berjalan dengan baik.
"Saya sangat beruntung dimana Pura Tanjung Sari ini diemong oleh Griya Gede Dalem Sanur ini bisa dihadri oleh ratusan Ida Peranda se-Nusantara, ini merupakan sebuah berkah tersendiri bagi kami pengemong Pura Tanjung Sari Sanur, karena jika seorang Ida Peranda dayang ke rumah ada merupakan sebuah sinar suci bagi anda, apalagi ini ratuasan Ida Peranda, pastinya ini sebuah berkah tersendiri bagi kami," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019