Saham-saham di Wall Street lebih tinggi pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mengawali kuartal kedua dengan catatan kuat, karena angka-angka manufaktur positif dari China dan Amerika Serikat meredakan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 329,74 poin atau 1,27 persen, menjadi berakhir di 26.258,42 poin. Indeks S&P 500 naik 32,79 poin atau 1,16 persen, menjadi ditutup pada 2.867,19 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 99,59 poin atau 1,29 persen, menjadi berakhir di 7.828,91 poin.
Indeks acuan S&P 500, yang hanya 2,2 persen di bawah rekor penutupan tertinggi pada September, memicu pola golden cross, di mana rata-rata pergerakan 50-hari melintas di atas rata-rata pergerakan 200-hari. Banyak yang percaya sinyal teknis ini bisa menandakan lebih banyak keuntungan untuk saham dalam jangka pendek.
Keuntungan di pasar-pasar ekuitas global didorong oleh data yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur China secara tak terduga kembali ke pertumbuhan pada Maret untuk pertama kalinya dalam empat bulan.
"Angka-angka China bangkit kembali, dan orang-orang mengambil lebih banyak risiko hari ini karenanya," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut.
Angka manufaktur AS untuk Maret juga lebih baik dari yang diperkirakan, membantu investor mengabaikan data penjualan ritel lemah untuk Februari.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global telah meredupkan sentimen sejak Federal Reserve mengumumkan pada akhir Januari bahwa pengetatan moneternya akan berakhir lebih awal dari yang diperkirakan, karena pihaknya mengutip "arus lintas" yang mempengaruhi perekonomian. Pergeseran dalam kebijakan Fed mendorong imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun di bawah imbal hasil surat utang tiga bulan pekan lalu untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Imbal hasil obligasi 10-tahun telah naik kembali di atas suku bunga surat utang tiga bulan dan pada Senin (1/4/2019) mencapai tertinggi satu minggu. Kenaikan imbal hasil obligasi 10-tahun pada Senin (1/4/2019) membantu mengangkat saham-saham finansial, yang memberikan dorongan terbesar bagi S&P 500 di antara 11 sektor indeks. Saham-saham bank S&P 500 melonjak 2,9 persen.
"Imbal hasil obligasi pemerintah telah dinilai suram, dan sekarang mereka membuka beberapa negativitas itu," kata Keith Lerner, kepala strategi pasar di SunTrust Advisory Services di Atlanta.
"Jadi, kami melihat uang bergerak kembali ke wilayah siklikal, itulah sebabnya sektor keuangan saat ini menjadi pemimpin besar."
Kekhawatiran tentang momentum yang melambat belum sepenuhnya hilang. Dengan musim pelaporan laba perusahaan kuartal pertama sekitar dua minggu lagi, investor bersiap untuk apa yang mungkin menjadi penurunan laba pertama AS sejak 2016. Analis memperkirakan laba kuartalan turun dua persen, menurut data Refinitiv.
Namun, pada Senin (1/4/2019), sebagian besar sektor S&P naik. Hanya saham-saham sektor kebutuhan pokok konsumen, real estat dan utilitas, yang cenderung menurun karena imbal hasil obligasi 10-tahun, berada di zona merah.
Saham-saham produsen mobil meningkat setelah Dewan Negara China mengatakan pada Minggu (31/3/2019) bahwa negara itu akan terus menangguhkan tarif tambahan pada impor kendaraan dan suku cadang dari AS setelah 1 April.
Saham General Motors Co bertambah 1,8 persen dan saham Ford Motor Co naik 2,3 persen.
Pembuat chip, yang menarik banyak pendapatan mereka dari China, juga naik. Indeks Philadelphia Semiconductor naik 2,5 persen.
Saham Wynn Resorts Ltd melonjak 8,4 persen, terbesar di antara perusahaan S&P 500, karena pendapatan perjudian Maret dari wilayah China, Makau, meningkat dari bulan sebelumnya.
Saham Lyft Inc anjlok 11,9 persen menjadi di bawah harga IPO mereka, setelah broker Guggenheim Securities memulai peliputan saham perusahaan perjalanan itu dengan peringkat "netral". Lyft memulai debutnya di Nasdaq pada Jumat (29/3/2019).
Jumlah saham naik melebihi jumlah yang menurun di NYSE dengan rasio 2,99 banding satu dan di Nasdaq dengan rasio 2,11 banding satu.
S&P 500 membukukan 63 tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak ada posisi terendah baru, dan Komposit Nasdaq mencatat 68 tertinggi baru dan 28 terendah baru.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 7,11 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,47 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 329,74 poin atau 1,27 persen, menjadi berakhir di 26.258,42 poin. Indeks S&P 500 naik 32,79 poin atau 1,16 persen, menjadi ditutup pada 2.867,19 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 99,59 poin atau 1,29 persen, menjadi berakhir di 7.828,91 poin.
Indeks acuan S&P 500, yang hanya 2,2 persen di bawah rekor penutupan tertinggi pada September, memicu pola golden cross, di mana rata-rata pergerakan 50-hari melintas di atas rata-rata pergerakan 200-hari. Banyak yang percaya sinyal teknis ini bisa menandakan lebih banyak keuntungan untuk saham dalam jangka pendek.
Keuntungan di pasar-pasar ekuitas global didorong oleh data yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur China secara tak terduga kembali ke pertumbuhan pada Maret untuk pertama kalinya dalam empat bulan.
"Angka-angka China bangkit kembali, dan orang-orang mengambil lebih banyak risiko hari ini karenanya," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut.
Angka manufaktur AS untuk Maret juga lebih baik dari yang diperkirakan, membantu investor mengabaikan data penjualan ritel lemah untuk Februari.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global telah meredupkan sentimen sejak Federal Reserve mengumumkan pada akhir Januari bahwa pengetatan moneternya akan berakhir lebih awal dari yang diperkirakan, karena pihaknya mengutip "arus lintas" yang mempengaruhi perekonomian. Pergeseran dalam kebijakan Fed mendorong imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun di bawah imbal hasil surat utang tiga bulan pekan lalu untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Imbal hasil obligasi 10-tahun telah naik kembali di atas suku bunga surat utang tiga bulan dan pada Senin (1/4/2019) mencapai tertinggi satu minggu. Kenaikan imbal hasil obligasi 10-tahun pada Senin (1/4/2019) membantu mengangkat saham-saham finansial, yang memberikan dorongan terbesar bagi S&P 500 di antara 11 sektor indeks. Saham-saham bank S&P 500 melonjak 2,9 persen.
"Imbal hasil obligasi pemerintah telah dinilai suram, dan sekarang mereka membuka beberapa negativitas itu," kata Keith Lerner, kepala strategi pasar di SunTrust Advisory Services di Atlanta.
"Jadi, kami melihat uang bergerak kembali ke wilayah siklikal, itulah sebabnya sektor keuangan saat ini menjadi pemimpin besar."
Kekhawatiran tentang momentum yang melambat belum sepenuhnya hilang. Dengan musim pelaporan laba perusahaan kuartal pertama sekitar dua minggu lagi, investor bersiap untuk apa yang mungkin menjadi penurunan laba pertama AS sejak 2016. Analis memperkirakan laba kuartalan turun dua persen, menurut data Refinitiv.
Namun, pada Senin (1/4/2019), sebagian besar sektor S&P naik. Hanya saham-saham sektor kebutuhan pokok konsumen, real estat dan utilitas, yang cenderung menurun karena imbal hasil obligasi 10-tahun, berada di zona merah.
Saham-saham produsen mobil meningkat setelah Dewan Negara China mengatakan pada Minggu (31/3/2019) bahwa negara itu akan terus menangguhkan tarif tambahan pada impor kendaraan dan suku cadang dari AS setelah 1 April.
Saham General Motors Co bertambah 1,8 persen dan saham Ford Motor Co naik 2,3 persen.
Pembuat chip, yang menarik banyak pendapatan mereka dari China, juga naik. Indeks Philadelphia Semiconductor naik 2,5 persen.
Saham Wynn Resorts Ltd melonjak 8,4 persen, terbesar di antara perusahaan S&P 500, karena pendapatan perjudian Maret dari wilayah China, Makau, meningkat dari bulan sebelumnya.
Saham Lyft Inc anjlok 11,9 persen menjadi di bawah harga IPO mereka, setelah broker Guggenheim Securities memulai peliputan saham perusahaan perjalanan itu dengan peringkat "netral". Lyft memulai debutnya di Nasdaq pada Jumat (29/3/2019).
Jumlah saham naik melebihi jumlah yang menurun di NYSE dengan rasio 2,99 banding satu dan di Nasdaq dengan rasio 2,11 banding satu.
S&P 500 membukukan 63 tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak ada posisi terendah baru, dan Komposit Nasdaq mencatat 68 tertinggi baru dan 28 terendah baru.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 7,11 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,47 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019