Pemerintah Indonesia tengah memperluas pasar ekspor ke negara-negara kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia karena dinilai sebagai kawasan yang paling berkembang di dunia selain Asia.
"Kawasan Amerika Latin dan Karibia merupakan pasar non tradisional yang perlu kita garap dengan sungguh-sungguh dan harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Ratu Silvy Gayatri pada peluncuran gelaran ke-34 Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin.
Silvy menjelaskan bahwa produk yang akan dipromosikan ke Amerika Latin dan Karibia yakni makanan dan minuman, seperti produk kelapa, seafood serta produk furnitur. Produk strategis dan berteknologi tinggi, seperti kereta api, alat berat, senjata api dan kapal juga didorong agar bisa penetrasi ke pasar tersebut.
Menurut dia, Amerika Latin dan Karibia menjadi pasar potensial karena berpenduduk 647 juta jiwa dengan Produk Domestik Bruto (GDP) sebesar 5,3 triliun dolar AS. Saat ini nilai perdagangan Indonesia dengan kawasan tersebut sebesar 1,98 triliun dolar AS.
Ia menyebut sebenarnya tidak ada tantangan yang berarti bagi Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar ke dua kawasan tersebut.
"Yang menjadi halangan itu sekarang 'mindset' kita yang menganggap Amerika Latin itu jauh sekali. Dari segi geografis memang jauh tapi tinggal tambah dua jam saja dari Amerika Serikat," katanya.
Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri berupaya untuk menarik pengusaha "buyer" asing melalui Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 yang dijadwalkan berlangsung pada 16-20 Oktober 2019 di ICE BSD Tangerang, Banten.
Trade Expo Indonesia (TEI) bertujuan mempromosikan produk nasional berkualitas yang diproduksi di Indonesia ke pasar global, mengembangkan jejaring bisnis dan investasi, serta memamerkan produk-produk unggulan dan terbaik Indonesia.
Sebelum digelar TEI, pemerintah juga akan menggelar Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-Latamcar) Business Forum 2019 pada 15 Oktober 2019.
"Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam mengembangan hubungan kerja sama dengan Amerika Latin dan Karibia. Kami juga akan melakukan penggalangan pengusaha yang berada di luar negeri," kata Silvy.
Selain dengan Amerika Latin dan Karibia, Indonesia juga membidik pasar ekspor non tradisional lainnya, seperti negara di kawasan Afrika, Asia Selatan dan Amerika Selatan. ***1***
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kawasan Amerika Latin dan Karibia merupakan pasar non tradisional yang perlu kita garap dengan sungguh-sungguh dan harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Ratu Silvy Gayatri pada peluncuran gelaran ke-34 Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin.
Silvy menjelaskan bahwa produk yang akan dipromosikan ke Amerika Latin dan Karibia yakni makanan dan minuman, seperti produk kelapa, seafood serta produk furnitur. Produk strategis dan berteknologi tinggi, seperti kereta api, alat berat, senjata api dan kapal juga didorong agar bisa penetrasi ke pasar tersebut.
Menurut dia, Amerika Latin dan Karibia menjadi pasar potensial karena berpenduduk 647 juta jiwa dengan Produk Domestik Bruto (GDP) sebesar 5,3 triliun dolar AS. Saat ini nilai perdagangan Indonesia dengan kawasan tersebut sebesar 1,98 triliun dolar AS.
Ia menyebut sebenarnya tidak ada tantangan yang berarti bagi Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar ke dua kawasan tersebut.
"Yang menjadi halangan itu sekarang 'mindset' kita yang menganggap Amerika Latin itu jauh sekali. Dari segi geografis memang jauh tapi tinggal tambah dua jam saja dari Amerika Serikat," katanya.
Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri berupaya untuk menarik pengusaha "buyer" asing melalui Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 yang dijadwalkan berlangsung pada 16-20 Oktober 2019 di ICE BSD Tangerang, Banten.
Trade Expo Indonesia (TEI) bertujuan mempromosikan produk nasional berkualitas yang diproduksi di Indonesia ke pasar global, mengembangkan jejaring bisnis dan investasi, serta memamerkan produk-produk unggulan dan terbaik Indonesia.
Sebelum digelar TEI, pemerintah juga akan menggelar Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-Latamcar) Business Forum 2019 pada 15 Oktober 2019.
"Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam mengembangan hubungan kerja sama dengan Amerika Latin dan Karibia. Kami juga akan melakukan penggalangan pengusaha yang berada di luar negeri," kata Silvy.
Selain dengan Amerika Latin dan Karibia, Indonesia juga membidik pasar ekspor non tradisional lainnya, seperti negara di kawasan Afrika, Asia Selatan dan Amerika Selatan. ***1***
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019