Kepolisian Resor Kota Denpasar, Polda Bali, menerima kunjungan Kepolisian Australia (AFP) untuk berkoordinasi untuk mewaspadai geng motor OMCG yang melakukan aksi kejahatan di Negara Kangguru itu yang telah masuk ke Pulau Dewata.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Ruddi Setiawan saat menerima perwakilan kepolisian AFP, di ruang Rupatama Gedung Pesat Gatra Polresta Denpasar, Jumat, mengatakan siap mencegah keberadaan geng motor OMCG Australia ini apabila ada Bali, mengingat geng tersebut telah melakukan aksi kejahatan internasional seperti narkoba, korupsi, pencucian uang, prostitusi di negaranya.
"Kegiatan ini sangat baik dilaksanakan agar bisa memperkecil kejadian-kejadian yang diakibatkan oleh genk motor," ujar Ruddi.
Ia menegaskan tidak fokus terhadap pencinta motor besar, akan tetapi fokus memantau genk motor di Bali apabila melakukan kejahatan serupa. Dalam upaya ini, pihaknya akan berkoodinasi dengan tim CTOC Polda Bali.
"Tim CTOC kami juga sudah koordinasi dengan pihak Imigrasi. Untuk selalu mengetahui kegiatan-kegiatan terhadap genk motor dengan membentuk tim agar bisa cepat saling berbagi informasi yang berkaitan dengan genk motor," ujar Ruddi didampingi Waka Polresta Denpasar, Kasat Intel, Wakasat Reskrim, Kasat Sabhara, Kapolsek jajaran Polresta Denpasar, maupun Kasi Propam Polresta Denpasar.
Sementara itu, Perwakilan AFP, Jhos menuturkan, di Australia ada geng motor ada yg bernama OMCG yang sudah terindikasi kepolisian Australia melakukan kejahatan internasional seperti narkoba, korupsi, pencucian uang, prostitusi dan senjata.
"Di Australia ada 39 geng motor yang terlibat kejahatan berupa narkoba, senjata, korupsi. Namhn geng yang paling besar adalah OMCG," ujarnya.
Ia menuturkan saat ini geng OMCG di Australia sudah sangat terorganisasi dan pihak pemerintah Australia sudah membentuk Undang-Undang yang menyulitkan genk tersebut. Namun, mereka sudah mulai menyebar ke negara-negara lain diantaranya Indonesia, mengingat Indonesia sangat dekat dengan Australia.
"Sekarang pemerintah Australia sudah membentuk Satgas memerangi geng motor OMCG ini dan lembaga penegak hukum Australia sudah menetapkan 16 TO dan tiga orang dari TO tersebut terindikasi ada dari genk OMCG," ujarnya.
Hal ini dikatakan Jhos, inteligen AFP sudah melakukan pengintaian terhadap geng motor OMCG, dimana sejak Tahun 2015 hingga Tahun 2017 ada sekitar 332 orng Australia yg terindikasi terkait dengan geng OMCG memasuki wilayah Indonesia," katanya.
Selain itu, geng motor tersebut bepergian ke Singapura dan Thailand untuk transit dan menuju bali dalam kurun waktu yang lama. "Biasanya mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk kegiatan rapat-rapat dan perekrutan anggota baru dengan orang-orang lokal," ujarnya.
Sementara itu, pihak AFP yang hadir dalampertemuan itu, Jeri menuturkan dari hasil penyelikan bahwa geng motor OMCG sudah masuk ke Bali dan beberapa dari mereka sudah membentuk cabang di Bali.
"Hasil penelitian kami untuk geng Rebels terindikasi masuk ke Bali pada Tahun 2012 dan sempat ingin membentuk sebuah genk tapi pada akhirnya gagal dan kembali lagi ke Australia," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Ruddi Setiawan saat menerima perwakilan kepolisian AFP, di ruang Rupatama Gedung Pesat Gatra Polresta Denpasar, Jumat, mengatakan siap mencegah keberadaan geng motor OMCG Australia ini apabila ada Bali, mengingat geng tersebut telah melakukan aksi kejahatan internasional seperti narkoba, korupsi, pencucian uang, prostitusi di negaranya.
"Kegiatan ini sangat baik dilaksanakan agar bisa memperkecil kejadian-kejadian yang diakibatkan oleh genk motor," ujar Ruddi.
Ia menegaskan tidak fokus terhadap pencinta motor besar, akan tetapi fokus memantau genk motor di Bali apabila melakukan kejahatan serupa. Dalam upaya ini, pihaknya akan berkoodinasi dengan tim CTOC Polda Bali.
"Tim CTOC kami juga sudah koordinasi dengan pihak Imigrasi. Untuk selalu mengetahui kegiatan-kegiatan terhadap genk motor dengan membentuk tim agar bisa cepat saling berbagi informasi yang berkaitan dengan genk motor," ujar Ruddi didampingi Waka Polresta Denpasar, Kasat Intel, Wakasat Reskrim, Kasat Sabhara, Kapolsek jajaran Polresta Denpasar, maupun Kasi Propam Polresta Denpasar.
Sementara itu, Perwakilan AFP, Jhos menuturkan, di Australia ada geng motor ada yg bernama OMCG yang sudah terindikasi kepolisian Australia melakukan kejahatan internasional seperti narkoba, korupsi, pencucian uang, prostitusi dan senjata.
"Di Australia ada 39 geng motor yang terlibat kejahatan berupa narkoba, senjata, korupsi. Namhn geng yang paling besar adalah OMCG," ujarnya.
Ia menuturkan saat ini geng OMCG di Australia sudah sangat terorganisasi dan pihak pemerintah Australia sudah membentuk Undang-Undang yang menyulitkan genk tersebut. Namun, mereka sudah mulai menyebar ke negara-negara lain diantaranya Indonesia, mengingat Indonesia sangat dekat dengan Australia.
"Sekarang pemerintah Australia sudah membentuk Satgas memerangi geng motor OMCG ini dan lembaga penegak hukum Australia sudah menetapkan 16 TO dan tiga orang dari TO tersebut terindikasi ada dari genk OMCG," ujarnya.
Hal ini dikatakan Jhos, inteligen AFP sudah melakukan pengintaian terhadap geng motor OMCG, dimana sejak Tahun 2015 hingga Tahun 2017 ada sekitar 332 orng Australia yg terindikasi terkait dengan geng OMCG memasuki wilayah Indonesia," katanya.
Selain itu, geng motor tersebut bepergian ke Singapura dan Thailand untuk transit dan menuju bali dalam kurun waktu yang lama. "Biasanya mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk kegiatan rapat-rapat dan perekrutan anggota baru dengan orang-orang lokal," ujarnya.
Sementara itu, pihak AFP yang hadir dalampertemuan itu, Jeri menuturkan dari hasil penyelikan bahwa geng motor OMCG sudah masuk ke Bali dan beberapa dari mereka sudah membentuk cabang di Bali.
"Hasil penelitian kami untuk geng Rebels terindikasi masuk ke Bali pada Tahun 2012 dan sempat ingin membentuk sebuah genk tapi pada akhirnya gagal dan kembali lagi ke Australia," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019