Negara (Antara Bali) - DPRD Jembrana meminta pemerintah kabupaten di wilayah barat Bali itu meninggalkan program maupun proyek prestius yang cenderung menguras anggaran daerah.
Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa di Negara, Rabu mengatakan, selama ini proyek maupun program muluk-muluk yang dilakukan pemerintah kabupaten lebih banyak berujung pada mangkraknya proyek atau program tersebut.
"Akhirnya program yang dibiayai dari dana APBD yang tidak sedikit itu sama sekali tidak bermanfaat untuk kepentingan masyarakat," katanya menegaskan.
Untuk itu ia minta eksekutif agar lebih menggarap sektor yang potensinya sudah ada, seperti pariwisata.
Menurut Sugiasa, jika digarap dengan serius maka sektor pariwisata ini cukup menjanjikan untuk menambah pendapatan asli daerah.
Ia menilai selama ini daerah Jembrana hanya dijadikan ladang mencari uang, namun uang itu kembali dibawa keluar daerah, entah untuk berwisata maupun kepentingan lainnya.
"Kalau di Jembrana ada objek wisata yang bagus tentu masyarakat kita tidak akan keluar daerah untuk rekreasi, dan pada akhirnya uang mereka hanya berputar di daerah sendiri," ujarnya.
Selain objek wisata, Sugiasa mengatakan, kegiatan tertentu seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali hingga HUT Kota Negara terbukti bagus untuk memutar roda perekonomian masyarakat kelas bawah.
Saat sejumlah kegiatan itu berlangsung, usaha masyarakat, seperti penginapan, katering, warung dan lain-lain ikut terdongkrak penghasilannya.
"Namun, karena kegiatan itu cepat atau lambat akan selesai, maka harus kita carikan gantinya agar roda ekonomi masyarakat tetap berputar, salah satunya lewat sektor pariwisata," kata Sugiasa menjelaskan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa di Negara, Rabu mengatakan, selama ini proyek maupun program muluk-muluk yang dilakukan pemerintah kabupaten lebih banyak berujung pada mangkraknya proyek atau program tersebut.
"Akhirnya program yang dibiayai dari dana APBD yang tidak sedikit itu sama sekali tidak bermanfaat untuk kepentingan masyarakat," katanya menegaskan.
Untuk itu ia minta eksekutif agar lebih menggarap sektor yang potensinya sudah ada, seperti pariwisata.
Menurut Sugiasa, jika digarap dengan serius maka sektor pariwisata ini cukup menjanjikan untuk menambah pendapatan asli daerah.
Ia menilai selama ini daerah Jembrana hanya dijadikan ladang mencari uang, namun uang itu kembali dibawa keluar daerah, entah untuk berwisata maupun kepentingan lainnya.
"Kalau di Jembrana ada objek wisata yang bagus tentu masyarakat kita tidak akan keluar daerah untuk rekreasi, dan pada akhirnya uang mereka hanya berputar di daerah sendiri," ujarnya.
Selain objek wisata, Sugiasa mengatakan, kegiatan tertentu seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali hingga HUT Kota Negara terbukti bagus untuk memutar roda perekonomian masyarakat kelas bawah.
Saat sejumlah kegiatan itu berlangsung, usaha masyarakat, seperti penginapan, katering, warung dan lain-lain ikut terdongkrak penghasilannya.
"Namun, karena kegiatan itu cepat atau lambat akan selesai, maka harus kita carikan gantinya agar roda ekonomi masyarakat tetap berputar, salah satunya lewat sektor pariwisata," kata Sugiasa menjelaskan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011