Ribuan umat Hindu mengikuti ritual Melasti ke Segara (Pantai) Watu Klotok "Sesunan" Pura Agung Besakih dalam rangkaian "Pancawali Krama dan Turun Kabeh" di pura terbesar di Bali, Sabtu.
Ritual Melasti adalah sebuah proses untuk membersihkan arca-arca untuk pembersihan secara spiritual tersebut dengan menempuh jarak lebih kurang 70 kilometer dari Pura Agung Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
Awal dari rangkaian upacara ritual tersebut, "Jempana" yang berjalan dan paling depan adalah Betara Catur Lawa, yakni Ida Ratu Bagus Pande, Ida Ratu Pasek, Ida Ratu Penyarikan, dan Ida Ratu Dukuh.
Pengusung dari "Jempana" Ratu Pande, semuanya menggunakan kostum serba merah, begitu juga pengusung Ida Betara Pasek memakai busana warna putih-putih kuning, Ida Ratu Penyarikan mengenakan pakaian serba putih dan Ida Betara Dukuh "pemundut jempana" memakai pakaian putih dipadu dengan kuning.
Suasana selama iring-iringan perjalanan ritual Melasti Betara Pura Besakih, sepanjang akses jalan menuju pura tersebut untuk sementara ditutup dan dialihkan ke jalan alternatif lainnya.
Umat Hindu yang datang dari pelosok desa, dan bahkan dari luar Pulau Dewata dengan tertib berjalan mengiringi proses Melasti Betara Pura Besakih ke Pantai Watu Klotok, Kabupaten Klungkung.
Sepanjang perjalanan umat yang panjangnya hampir 2 kilometer itu, di setiap desa pakraman yang dilewati prosesi iring-iringan tersebut, umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan umat manusia dan alam semesta ini.
Bendesa Pakraman Besakih yang sekaligus Prawartaka Upacara Panca Walikrama Pura Besakih Jero Mangku Widiarta mengatakan prosesi ini sudah diawali dengan 'Nedunang Ida Batara' pada Kamis (1/3) yang dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakilnya Cok Ace, Ketua PHDI Bali Gusti Ngurah Sudiana, rohaniawan Hindu dan masyarakat.
Ia mengatakan proses Melasti ke Segara Watu Klotok adalah serangkaian upacara "Pancawali Krama" yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali di Pura Agung Besakih.
"Oleh karena itu, umat sedharma pada ritual pemelastian ini pasti ramai melakukan persembahyangan dan mengiringi ritual tersebut. Masyarakat Hindu yang hadir tidak saja dari Bali, tapi juga dari seluruh Indonesia, bahkan di sejumlah negara," ujarnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Ritual Melasti adalah sebuah proses untuk membersihkan arca-arca untuk pembersihan secara spiritual tersebut dengan menempuh jarak lebih kurang 70 kilometer dari Pura Agung Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
Awal dari rangkaian upacara ritual tersebut, "Jempana" yang berjalan dan paling depan adalah Betara Catur Lawa, yakni Ida Ratu Bagus Pande, Ida Ratu Pasek, Ida Ratu Penyarikan, dan Ida Ratu Dukuh.
Pengusung dari "Jempana" Ratu Pande, semuanya menggunakan kostum serba merah, begitu juga pengusung Ida Betara Pasek memakai busana warna putih-putih kuning, Ida Ratu Penyarikan mengenakan pakaian serba putih dan Ida Betara Dukuh "pemundut jempana" memakai pakaian putih dipadu dengan kuning.
Suasana selama iring-iringan perjalanan ritual Melasti Betara Pura Besakih, sepanjang akses jalan menuju pura tersebut untuk sementara ditutup dan dialihkan ke jalan alternatif lainnya.
Umat Hindu yang datang dari pelosok desa, dan bahkan dari luar Pulau Dewata dengan tertib berjalan mengiringi proses Melasti Betara Pura Besakih ke Pantai Watu Klotok, Kabupaten Klungkung.
Sepanjang perjalanan umat yang panjangnya hampir 2 kilometer itu, di setiap desa pakraman yang dilewati prosesi iring-iringan tersebut, umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan umat manusia dan alam semesta ini.
Bendesa Pakraman Besakih yang sekaligus Prawartaka Upacara Panca Walikrama Pura Besakih Jero Mangku Widiarta mengatakan prosesi ini sudah diawali dengan 'Nedunang Ida Batara' pada Kamis (1/3) yang dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakilnya Cok Ace, Ketua PHDI Bali Gusti Ngurah Sudiana, rohaniawan Hindu dan masyarakat.
Ia mengatakan proses Melasti ke Segara Watu Klotok adalah serangkaian upacara "Pancawali Krama" yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali di Pura Agung Besakih.
"Oleh karena itu, umat sedharma pada ritual pemelastian ini pasti ramai melakukan persembahyangan dan mengiringi ritual tersebut. Masyarakat Hindu yang hadir tidak saja dari Bali, tapi juga dari seluruh Indonesia, bahkan di sejumlah negara," ujarnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019