Alat berat dikerahkan untuk membuka akses menuju lokasi tertimbunnya puluhan penambang emas di areal Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Jumat.

"Setelah jalur terbuka menggunakan alat berat kita segera melakukan langkah-langkah terbaik," kata Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP atau Basarnas) Marsdya TNI Bagus Puruhito.

Memasuki hari kelima penanganan korban longsor PETI di desa Bakan, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sebanyak 28 korban (20 orang selamat dan delapan orang meninggal dunia).

Bagus mengatakan, jumlah personel yang ada saat ini dari Basarnas, TNI-Polri, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), masyarakat serta pihak lainnya dirasakan sudah cukup.

Bahkan kata dia, apabila dilakukan penambahan personel dikhawatirkan akan membahayakan karena kondisi tanah di sekitar lokasi tempat evakuasi rawan longsor.

"Kita bekerja optimal, memaksimalkan yang kita miliki dalam melaksanakan tugas kemanusiaan ini," ujarnya.

Langkah evakuasi yang dilakukan, selalu diawali dengan "briefing" tim SAR gabungan yang dilakukan pagi hari, siang atau bahkan malam hari.

"Terima kasih kepada semua pihak yang bekerja bersama melakukan proses evakuasi, mari kita sama-sama saling memotivasi," ajaknya.

Bagus mengingatkan, tim SAR gabungan yang terus bekerja tidak mengabaikan keselamatan ketika berada di titik evakuasi.

"Berhati-hatilah ketika melakukan proses evakuasi," katanya mengingatkan.

Saat ini jumlah tim SAR gabungan yang melaksanakan tugas kemanusiaan berjumlah 505 orang yang terdiri dari Basarnas (50 orang), TNI (60 orang), Polri (200 orang), BPBD Bolmong (15 orang), Dinkes Bolmong (30 orang), tim JRBM (50 orang), Orari (lima orang), PMI Bolmong (10 orang), serta masyarakat (100 orang).

 Baca juga: Puluhan penambang emas tertimbun longsoran di Bolaang Mongondow
 Baca juga: 23 korban longsor tambang rakyat Bakan dievakuasi

(AL)

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019