Pemerintah menyerap dana Rp22 triliun dari lelang enam seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dengan total penawaran masuk Rp93,9 triliun.
Keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, Selasa, menyatakan lelang tersebut telah melebihi target indikatif yang ditetapkan Rp15 triliun.
Untuk seri SPN03190527, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,79 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 27 Mei 2019 ini mencapai Rp6,1 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 5,79 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 5,98 persen.
Untuk seri SPN12200213, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,0725 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 13 Februari 2020 ini mencapai Rp5,61 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 6,00 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,85 persen.
Untuk seri FR0077, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,62091 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2024 ini mencapai Rp39,71 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,125 persen ini mencapai 7,62 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,9 persen.
Untuk seri FR0078, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,8254 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2029 ini mencapai Rp22,54 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 7,8 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,03 persen.
Untuk seri FR0068, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp5,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,15998 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp12,9 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 8,13 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,32 persen.
Untuk seri FR0079, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,26156 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2039 ini mencapai Rp7,04 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 8,22 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,0 persen.
Sebelumnya, pada lelang tujuh seri SUN pada Selasa (12/2), pemerintah menyerap dana sebesar Rp25 triliun dari penawaran masuk mencapai Rp66,35 triliun.
Baca juga: Penuhi sebagian APBN, Pemerintah serap lelang SUN Rp25 triliun
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, Selasa, menyatakan lelang tersebut telah melebihi target indikatif yang ditetapkan Rp15 triliun.
Untuk seri SPN03190527, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,79 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 27 Mei 2019 ini mencapai Rp6,1 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 5,79 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 5,98 persen.
Untuk seri SPN12200213, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,0725 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 13 Februari 2020 ini mencapai Rp5,61 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 6,00 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,85 persen.
Untuk seri FR0077, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,62091 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2024 ini mencapai Rp39,71 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,125 persen ini mencapai 7,62 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,9 persen.
Untuk seri FR0078, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,8254 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2029 ini mencapai Rp22,54 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 7,8 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,03 persen.
Untuk seri FR0068, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp5,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,15998 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp12,9 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 8,13 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,32 persen.
Untuk seri FR0079, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,26156 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2039 ini mencapai Rp7,04 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 8,22 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,0 persen.
Sebelumnya, pada lelang tujuh seri SUN pada Selasa (12/2), pemerintah menyerap dana sebesar Rp25 triliun dari penawaran masuk mencapai Rp66,35 triliun.
Baca juga: Penuhi sebagian APBN, Pemerintah serap lelang SUN Rp25 triliun
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019