Jakarta (Antaranews Bali) – Bagi sebagian orang, belanja pakaian bekas menjadi pilihan karena bisa mendapatkan barang bermerek dengan harga yang terjangkau.
Salah satu pusat penjualan pakaian bekas di Jakarta adalah Pasar Senen. Jika Anda belum pernah mencobanya, ada tips-tips berburu pakaian bekas.
Pertama, lebih teliti saat memilih pakaian yang hendak dibeli.
"Dilihat saja ada enggak yang robek atau noda di barang itu. Kebanyakan kan barang reject jadi ya paling jahitan enggak rapi atau lubang kecil yang enggak kasat mata aja,” kata Andi (31), pelanggan barang bekas yang ditemui ANTARA, Senin.
Sementara Nesya (31), seorang ibu muda yang sering membeli baju bekas menyarankan untuk memilih baju yang digantung.
"Jangan yang ditumpuk atau di-‘cantolin’ di bawah karena biasanya sudah lusuh dan suka ada yang robek. Kan suka keinjak atau sudah sering dipegang dan dicoba orang," jelas Nesya.
Selanjutnya Nesya juga menjelaskan bahwa selisih harga yang diberikan oleh pedagang pasti akan mempengaruhi kualitas baju bekas tersebut.
"Cari yang harganya enggak terlalu miring lah, selisih Rp5.000 sampai Rp10.000 kan enggak apa-apa. Pedagang itu kasih selisih harga karena dilihat dari kualitasnya juga," tambah Nesya.
Bahan pakaian pun juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih pakaian bekas. Bahan baju bekas akan mempengaruhi seberapa lama pakaian bekas tersebut bertahan.
"Terus bahannya juga dicari sesuai yang diinginkan, jangan yang gampang lusuh soalnya rawan robek. Kalau sudah terlihat terlalu lungset jangan dipilih, itu rentan molor apalagi robek dan enggak bisa disetrika terlalu sering," tutup Nesya.
Sementara itu, untuk perawatannya agar baju tersebut tahan lama, harus dicuci dengan air hangat saat pertama membeli.
"Jangan air panas. Direndam lima menit saja. Terus kalau bisa pas awal-awal cuci baju bekas pakai sabun cair," jelas Hendrik (21), pedagang pakaian bekas di Pasar Senen.
Menurut Hendrik, hal tersebut untuk mencegah baju berkerut.
"Kalau yang (sabun) bubuk suka bikin baju berkerut terus kalau kelamaan direndam bisa gampang robek bajunya. Selain itu jemurnya jangan langsung kena (sinar) Matahari pas pertama kali jemur. Dan disarankan pakai pelembut pas setrika," katanya.
(Penulis: Peserta Susdape XIX/)Astrid Faidlatul Habibah)
Baca juga: Zimbabwe larang impor pakaian bekas
Baca juga: Meski dilarang, pakaian bekas impor tetap diminati
Baca juga: Pedagang jamin pakaian bekas tak berbakteri
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Salah satu pusat penjualan pakaian bekas di Jakarta adalah Pasar Senen. Jika Anda belum pernah mencobanya, ada tips-tips berburu pakaian bekas.
Pertama, lebih teliti saat memilih pakaian yang hendak dibeli.
"Dilihat saja ada enggak yang robek atau noda di barang itu. Kebanyakan kan barang reject jadi ya paling jahitan enggak rapi atau lubang kecil yang enggak kasat mata aja,” kata Andi (31), pelanggan barang bekas yang ditemui ANTARA, Senin.
Sementara Nesya (31), seorang ibu muda yang sering membeli baju bekas menyarankan untuk memilih baju yang digantung.
"Jangan yang ditumpuk atau di-‘cantolin’ di bawah karena biasanya sudah lusuh dan suka ada yang robek. Kan suka keinjak atau sudah sering dipegang dan dicoba orang," jelas Nesya.
Selanjutnya Nesya juga menjelaskan bahwa selisih harga yang diberikan oleh pedagang pasti akan mempengaruhi kualitas baju bekas tersebut.
"Cari yang harganya enggak terlalu miring lah, selisih Rp5.000 sampai Rp10.000 kan enggak apa-apa. Pedagang itu kasih selisih harga karena dilihat dari kualitasnya juga," tambah Nesya.
Bahan pakaian pun juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih pakaian bekas. Bahan baju bekas akan mempengaruhi seberapa lama pakaian bekas tersebut bertahan.
"Terus bahannya juga dicari sesuai yang diinginkan, jangan yang gampang lusuh soalnya rawan robek. Kalau sudah terlihat terlalu lungset jangan dipilih, itu rentan molor apalagi robek dan enggak bisa disetrika terlalu sering," tutup Nesya.
Sementara itu, untuk perawatannya agar baju tersebut tahan lama, harus dicuci dengan air hangat saat pertama membeli.
"Jangan air panas. Direndam lima menit saja. Terus kalau bisa pas awal-awal cuci baju bekas pakai sabun cair," jelas Hendrik (21), pedagang pakaian bekas di Pasar Senen.
Menurut Hendrik, hal tersebut untuk mencegah baju berkerut.
"Kalau yang (sabun) bubuk suka bikin baju berkerut terus kalau kelamaan direndam bisa gampang robek bajunya. Selain itu jemurnya jangan langsung kena (sinar) Matahari pas pertama kali jemur. Dan disarankan pakai pelembut pas setrika," katanya.
(Penulis: Peserta Susdape XIX/)Astrid Faidlatul Habibah)
Baca juga: Zimbabwe larang impor pakaian bekas
Baca juga: Meski dilarang, pakaian bekas impor tetap diminati
Baca juga: Pedagang jamin pakaian bekas tak berbakteri
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019