Denpasar (Antaranews Bali) - Rombongan Tim Penilai yang berjumlah sembilan orang dengan dipimpin Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dewa Gede Juli Astabrata bersama Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Made Wedana, mengawali penilaian 163 karya "ogoh-ogoh" (boneka raksasa) dari STT se-Kota Denpasar, dari Kecamatan Denpasar Timur, Senin.
Rombongan Tim Penilai dipimpin Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dewa Gede Juli Astabrata bersama Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Made Wedana dan akan berlangsung secara berturut-turut dari Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar Utara, Denpasar Barat dan berakhir di Kecamatan Denpasar Selatan
Dari keseluruhan peserta yang terdaftar, sebanyak 47 ogoh-ogoh berasal dari Kecamatan Denpasar Timur, 44 ogoh-ogoh berasal dari Kecamatan Denpasar Utara, 37 ogoh-ogoh berasal dari Kecamatan Denpasar Barat dan 35 ogoh-ogoh berasal dari Kecamatan Denpasar Selatan dan bersiap untuk mengikuti tahap penjurian.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dewa Gede Juli Astabrata menjelaskan bahwa pelaksanaan lomba ogoh-ogoh ini merupakan komitmen Kota Denpasar dalam pelestarian seni dan budaya. Dimana, ogoh-ogoh merupakan elemen penting yang patut dilestarikan, utamanya pakem-pakem ogoh-ogoh itu sendiri yang wajib mengangkat tema bhuta kala.
"Ini merupakan komitmen Pemkot Denpasar dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya di Kota Denpasar," ucapnya.
Dewa Juli menambahkan bahwa penilaian ini dilaksanakan oleh dewan juri yang profesional di bidangnya. Namun demikian pihaknya mengajak seluruh sekehe teruna di Kota Denpasar tidak hanya berorientasi pada nominasi semata, melainkan untuk bersama-sama memaknai lomba ini sebagai ajang pelestarian seni budaya.
“Mari kita jadikan lomba ogoh-ogoh ini sebagai ajang pelestarian tradisi, seni dan budaya Bali yang adi luhung,” jelas Dewa Juli sembari mengatakan pengumuman 32 nominasi di empat kecamatan akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret mendatang. Nantinya, dari hasil penjurian ini akan dicari nominasi sebanyak "8 besar" di masing-masing kecamatan, sehingga keseluruhanya akan berjumlah 32 yang akan mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp10 juta dipotong pajak.
Dewa Juli juga menekankan bahwa seluruh peserta lomba dan hasil penilaian lomba akan diserahkan ke desa pakraman untuk selanjutnya dilaksanakan pawai di masing-masing desa. Pihaknya juga berharap seluruh elemen yang terlibat saat malam pengerupukan agar tetap menjaga keamanan serta kondusifitas rangkaian Hari Suci Nyepi ini.
"Kepada semua pihak termasuk pesa pakraman, babinsa, Babinkamtibmas, Desa/lurah dan STT akan senantiasa mengawasi lingkungan sekitar agar terjaaga kondusifitasnya serta mentaati aturan pelarangan penggunaan soundsystem saat pawai ogoh-ogoh,” tegas Mataram
Salah seoarang Dewan Juri, I Gede Anom Ranuara bersama I Wayan Butuantara menjelaskan bahwa aspek penilaian lomba ogoh-ogoh ini meliputi tema, proposional, kombinasi dengan teknologo, ornamen serta penggunaan warna. Selain itu, dilaksanakannya kegiatan ini guna mensosialisasikan tentan pakem-pakem penting dalam ogoh-ogoh sebagai uperengga dalam rangkaian hari Suci Nyepi.
"Kami berharap pemahaman tentang seni budaya yang memiliki pakem seperti ogoh-ogoh ini dapt disosialisasikan sejak dini, sehingga pembuatan ogoh-ogoh dapat sesuai dengan tattwa agama Hindu," katanya.
Sementara, Ketua ST. Eka Dharma Canti, I Putu Oka Mahendra sanghat menyambut baik adanya lomba ogoh-ogoh ini. Dimana, selain menjadi wahana kompetisi juga dapat menjadi wadah edukasi tentang pemahaman tattwa agama serta membangkitkan kebersamaan dan gotong royong di dalam STT.
"Kami sangat menyambut baik kegiatan ini dan semoga dapat dilaksanakan setiap tahunya untuk mendukung kreatifitas STT di Kota Denpasar," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Rombongan Tim Penilai dipimpin Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dewa Gede Juli Astabrata bersama Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Made Wedana dan akan berlangsung secara berturut-turut dari Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar Utara, Denpasar Barat dan berakhir di Kecamatan Denpasar Selatan
Dari keseluruhan peserta yang terdaftar, sebanyak 47 ogoh-ogoh berasal dari Kecamatan Denpasar Timur, 44 ogoh-ogoh berasal dari Kecamatan Denpasar Utara, 37 ogoh-ogoh berasal dari Kecamatan Denpasar Barat dan 35 ogoh-ogoh berasal dari Kecamatan Denpasar Selatan dan bersiap untuk mengikuti tahap penjurian.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dewa Gede Juli Astabrata menjelaskan bahwa pelaksanaan lomba ogoh-ogoh ini merupakan komitmen Kota Denpasar dalam pelestarian seni dan budaya. Dimana, ogoh-ogoh merupakan elemen penting yang patut dilestarikan, utamanya pakem-pakem ogoh-ogoh itu sendiri yang wajib mengangkat tema bhuta kala.
"Ini merupakan komitmen Pemkot Denpasar dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya di Kota Denpasar," ucapnya.
Dewa Juli menambahkan bahwa penilaian ini dilaksanakan oleh dewan juri yang profesional di bidangnya. Namun demikian pihaknya mengajak seluruh sekehe teruna di Kota Denpasar tidak hanya berorientasi pada nominasi semata, melainkan untuk bersama-sama memaknai lomba ini sebagai ajang pelestarian seni budaya.
“Mari kita jadikan lomba ogoh-ogoh ini sebagai ajang pelestarian tradisi, seni dan budaya Bali yang adi luhung,” jelas Dewa Juli sembari mengatakan pengumuman 32 nominasi di empat kecamatan akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret mendatang. Nantinya, dari hasil penjurian ini akan dicari nominasi sebanyak "8 besar" di masing-masing kecamatan, sehingga keseluruhanya akan berjumlah 32 yang akan mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp10 juta dipotong pajak.
Dewa Juli juga menekankan bahwa seluruh peserta lomba dan hasil penilaian lomba akan diserahkan ke desa pakraman untuk selanjutnya dilaksanakan pawai di masing-masing desa. Pihaknya juga berharap seluruh elemen yang terlibat saat malam pengerupukan agar tetap menjaga keamanan serta kondusifitas rangkaian Hari Suci Nyepi ini.
"Kepada semua pihak termasuk pesa pakraman, babinsa, Babinkamtibmas, Desa/lurah dan STT akan senantiasa mengawasi lingkungan sekitar agar terjaaga kondusifitasnya serta mentaati aturan pelarangan penggunaan soundsystem saat pawai ogoh-ogoh,” tegas Mataram
Salah seoarang Dewan Juri, I Gede Anom Ranuara bersama I Wayan Butuantara menjelaskan bahwa aspek penilaian lomba ogoh-ogoh ini meliputi tema, proposional, kombinasi dengan teknologo, ornamen serta penggunaan warna. Selain itu, dilaksanakannya kegiatan ini guna mensosialisasikan tentan pakem-pakem penting dalam ogoh-ogoh sebagai uperengga dalam rangkaian hari Suci Nyepi.
"Kami berharap pemahaman tentang seni budaya yang memiliki pakem seperti ogoh-ogoh ini dapt disosialisasikan sejak dini, sehingga pembuatan ogoh-ogoh dapat sesuai dengan tattwa agama Hindu," katanya.
Sementara, Ketua ST. Eka Dharma Canti, I Putu Oka Mahendra sanghat menyambut baik adanya lomba ogoh-ogoh ini. Dimana, selain menjadi wahana kompetisi juga dapat menjadi wadah edukasi tentang pemahaman tattwa agama serta membangkitkan kebersamaan dan gotong royong di dalam STT.
"Kami sangat menyambut baik kegiatan ini dan semoga dapat dilaksanakan setiap tahunya untuk mendukung kreatifitas STT di Kota Denpasar," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019