Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Bali, mencatat kasus demam berdarah dangue (DBD) cenderung menurun dari tahun ke tahun, namun pihaknya tetap perlu melakukan antisipasi dengan melakukan penyemprotan massal (fogging massa) pada musim hujan secara berkesinambungan.

Kepala Bidang Bina Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar dr. Ida Bagus Gde Ekaputra di Denpasar, Rabu,777z mengatakan musim hujan sangat rawan akan terjadinya kasus demam berdarah dangue (DBD).

"Penyemprotan massal tersebut bertujuan membunuh nyamuk dewasa, namun tidak dapat membunuh jentik dan telur nyamuk demam berdarah," ujarnya.

Ia mengatakan dalam rentang dua tahun terakhir, kasus DBD sudah sangat menurun, terlihat dari angka kasus per tahun pada 2017 mencapai 928 kasus, dan menurun pada tahun 2018 menjadi 113   DBD di Denpasar.

Tetapi pada tahun 2019 harus tetap diwaspadai serta harus lebih aktif melakukan tindakan-tindakan pencegahan, sebab tahun ini merupakan sirklus tiga tahunan merebaknya kasus DBD.

Adapun upaya-upaya yang sudah dilaksanakan meliputi, sosialisasi pencegahan dan pengendalian DBD dan pentingnya PSN DBD di masing-masing rumah, pemantauan jentik berkala PSN ke masing-masing rumah.

Ia mengatakan para petugas centik nyamuk melakukan upaya pencegahan dengan melakukan penaburan bubuk larvasida dan "fogging" setiap harinya secara bertahap terus dilaksanakan di seluruh wilayah Kota Denpasar.

"Para petugas di empat kecamatan menggunakan mesin ULV (Ultra Low Volume) yakni penyemprotan keliling dengan mesin yang diangkut dengan mobil," katanya.

itu, kata dia, para Jumantik bersama masyarakat akan melakukan secara berkelanjutan setiap dua hingga tiga bulan sekali, serta penyuluhan pencegahan DBD melalui 4M Plus yakni menguras, menutup, mengubur dan memantau benda-benda yang bisa digenangi air, serta jangan menggantung pakaian.

"Dengan tindakan penyemprotan tersebut diharapkan tidak akan muncul lagi nyamuk-nyamuk baru yang dapat menularkan DBD," katanya.

Selain itu menaburkan larvasidasi selektif secara massal (abatisasi) di setiap rumah, pendistribusian larvasida sachet ke setiap rumah dengan jumlah 3-5 sachet per rumah langsung dengan tata cara pemakaiannya, dan penyemprotan yang diperluas pada setiap kasus DBD. (ed)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019