Badung (Antaranews Bali) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, Bali, siap meluncurkan "Green Mangupura Award" mengampanyekan penanganan sampah dan limbah.
"Green Mangupura Award akan diberikan kepada instansi dan industri yang telah melakukan upaya-upaya untuk menjaga kebersihan lingkungannya dari sampah dan limbah," ujar Kepala DLHK Badung, Putu Eka Merthawan, di Mangupura, Minggu.
Ia mengatakan, sektor usaha merupakan salah satu penghasil sampah paling banyak terkait dengan temuan sampah dan limbah yang diolah dengan tidak maksimal.
"Sektor industri merupakan sumber sampah hulu yang paling banyak. Hotel penyumbang sampah terbesar di Badung hampir 40 persen sampah terbesar Badung, restoran juga menghasilkan air limbah cair yang banyak," katanya.
Ia menjelaskan, pada bulan Januari, Februari dan Maret pihaknya akan melakukan sosialisasi terkait dengan Perbub dan peluncuran Green Mangupura Award. Yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi kembali dan pemberian penghargaan pada triwulan terakhir tahun 2019.
"Penghargaan itu mahal dan dapat menjadi nilai jual bagi industri. Seperti hotel yang berhasil meraih penghargaan dapat digunakan untuk mendukung pemasarannya," kata Eka Merthawan.
Ia menambahkan, penghargaan "Green Mangupura Award" akan diserahkan kepada sejumlah instansi dan pelaku industri seperti Bandara Ngurah Rai, destinasi wisata, hotel, restoran, pusat perbelanjaan modern, minimarket, pasar tradisional, rumah sakit, puskesmas, katering dan laundry.
"Kriteria penilaiannya contohnya untuk hotel memiliki ISO, pengelolaan limbah dan instalasi pengolahan air limbah yang bagus, pemilahan sampah, dan program-program pro-lingkungan lainnya," katanya.
Ia menambahkan, tim penilai yang dibentuk nantinya akan objektif dalam melakukan penilaian. Sehingga tidak ada istilah suka atau tidak suka dan penilaian akan dilakukan sesuai dengan fakta yang ada.
"Nanti ada tingkatan penghargaannya, yang bagus yang dapat Gold, ada yang dapat silver. Dan yang jelek akan kami beri 'punishment' dan dapat dicabut ijin lingkungannya," ujarnya.
Terkait penganggaran "Green Mangupura Award", ia menjelaskan bahwa itu tidak perlu anggaran yang besar. Dan akan langsung dikerjakan oleh tim monitoring dan evaluasi tahunan yang sudah dimiliki.
"Tidak perlu jor-joran, selembar penghargaan ini nilainya mahal. Nanti kami sampaikan siapa yang dapat "Green Mangupura Award", itulah hotel yang layak dikunjungi, yang tidak ya tidak usah dikunjungi," katanya.
Ia berharap, dengan adanya "Green Mangupura Award" nilai jual dan citra pariwisata Bali khususnya Badung dapat meningkat.
"Karena isu lingkungan merupakan problem utama dunia. Jadi ini akan mendukung pariwisata yang berkualitas, bukan pariwisata yang murah tapi kacau dengan sampah yang berserakan," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Green Mangupura Award akan diberikan kepada instansi dan industri yang telah melakukan upaya-upaya untuk menjaga kebersihan lingkungannya dari sampah dan limbah," ujar Kepala DLHK Badung, Putu Eka Merthawan, di Mangupura, Minggu.
Ia mengatakan, sektor usaha merupakan salah satu penghasil sampah paling banyak terkait dengan temuan sampah dan limbah yang diolah dengan tidak maksimal.
"Sektor industri merupakan sumber sampah hulu yang paling banyak. Hotel penyumbang sampah terbesar di Badung hampir 40 persen sampah terbesar Badung, restoran juga menghasilkan air limbah cair yang banyak," katanya.
Ia menjelaskan, pada bulan Januari, Februari dan Maret pihaknya akan melakukan sosialisasi terkait dengan Perbub dan peluncuran Green Mangupura Award. Yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi kembali dan pemberian penghargaan pada triwulan terakhir tahun 2019.
"Penghargaan itu mahal dan dapat menjadi nilai jual bagi industri. Seperti hotel yang berhasil meraih penghargaan dapat digunakan untuk mendukung pemasarannya," kata Eka Merthawan.
Ia menambahkan, penghargaan "Green Mangupura Award" akan diserahkan kepada sejumlah instansi dan pelaku industri seperti Bandara Ngurah Rai, destinasi wisata, hotel, restoran, pusat perbelanjaan modern, minimarket, pasar tradisional, rumah sakit, puskesmas, katering dan laundry.
"Kriteria penilaiannya contohnya untuk hotel memiliki ISO, pengelolaan limbah dan instalasi pengolahan air limbah yang bagus, pemilahan sampah, dan program-program pro-lingkungan lainnya," katanya.
Ia menambahkan, tim penilai yang dibentuk nantinya akan objektif dalam melakukan penilaian. Sehingga tidak ada istilah suka atau tidak suka dan penilaian akan dilakukan sesuai dengan fakta yang ada.
"Nanti ada tingkatan penghargaannya, yang bagus yang dapat Gold, ada yang dapat silver. Dan yang jelek akan kami beri 'punishment' dan dapat dicabut ijin lingkungannya," ujarnya.
Terkait penganggaran "Green Mangupura Award", ia menjelaskan bahwa itu tidak perlu anggaran yang besar. Dan akan langsung dikerjakan oleh tim monitoring dan evaluasi tahunan yang sudah dimiliki.
"Tidak perlu jor-joran, selembar penghargaan ini nilainya mahal. Nanti kami sampaikan siapa yang dapat "Green Mangupura Award", itulah hotel yang layak dikunjungi, yang tidak ya tidak usah dikunjungi," katanya.
Ia berharap, dengan adanya "Green Mangupura Award" nilai jual dan citra pariwisata Bali khususnya Badung dapat meningkat.
"Karena isu lingkungan merupakan problem utama dunia. Jadi ini akan mendukung pariwisata yang berkualitas, bukan pariwisata yang murah tapi kacau dengan sampah yang berserakan," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019