Jakarta (Antaranews) - PT Bank Negara Indonesia mengucurkan dana Rp207 miliar dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat kepada 9.536 petani sebagai bagian dari Program Kewirausahaan Pertanian.
"Untuk mempermudah apliasi KUR dan monitoring produksi pertanian telah ada fasilitas digital melalui aplikasi Logistik Tani (Logtan)," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dalam Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober 2018 - Maret 2019 (OKMAR 2018/2019) di Garut, Jawa Barat, Sabtu,
Keikutsertaan BNI sebagai bank BUMN dalam program tersebut untuk memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan selama musim tanam Oktober – Maret.
"Gerakan ini diharapkan menjadi salah satu penopang program pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas petani, pemerataan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan," kata Achmad Baiquni. Pada program itu juga petani pangan akan mendapatkan pembeli siaga atau offtaker.
Gerakan Mengawal Musim Tanam (GMMT) OKMAR 2018/2019 merupakan sinergi antara BNI dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memastikan seluruh kegiatan produksi petani dapat dikawal sedini mungkin dalam hal penyediaan seluruh sarana dan prasarana produksi pertanian.
Di setiap lokasi GMMT aktivitas yang dilakukan meliputi pelaksanaan padat karya tunai normalisasi saluran irigasi (kurang lebih lima kilometer), penyaluran KUR & Kartu Tani, serta kegiatan tanam massal.
GMMT OKMAR 2018/2019 di Garut merupakan bagian dari kegiatan serupa yang rencananya secara simultan dilakukan di 56 titik sentra komoditas pertanian unggulan di Seluruh Indonesia.
Program lanjutan Gerakan Mengawal Musim Tanam (OKMAR 2018/2019) ini dilaksanakan secara simbolis pada hamparan lahan seluas lebih dari dua hektare di Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut. Kawasan ini memiliki luas lahan lebih dari 2.500 Hektare.
Kabupaten Garut merupakan salah satu dari sembilan titik lokasi rintisan Program Kewirausahaan Pertanian di Jawa Barat. Pelaksanaan Kewirausahaan Pertanian di Propinsi Jawa Barat diawali dengan peresmian Kewirausahan Pertanian di Sliyeg, Indramayu pada bulan Juni 2018 oleh Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Rini jelaskan cara kerja Program Kewirausahaan Pertanian tingkatkan kesejahteraan petani
"Sampai dengan bulan Desember 2018, kegiatan Program Kewirausahaan Pertanian yang sudah dilakukan meliputi penyediaan saprotan, penyerapan gabah kering panen petani sebanyak 8.099 ton, penjualan beras 1.169 ton, hingga penyediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
Selain itu, kata Baiquni, Program Kewirausahaan Pertanian ini juga telah mengelola dan mengoperasionalkan Rice Mill Unit (RMU) modern yang sudah dibangun oleh BUMN PIC. Melalui program ini, pemerintah juga mampu melakukan pendataan potensi petani yang ada di area kewirausahaan pertanian sebanyak 629.000 petani. Dari jumlah tersebut terdapat 250 orang di antaranya penerima KUR Tani dengan fasilitas sebesar Rp1,25 miliar.
KUR tersebut menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI di mana hingga 31 Desember 2018, KUR yang telah disalurkan BNI mencapai Rp 15,99 triliun dan menyentuh 147.691 penerima KUR di seluruh Indonesia.
Baca juga: Presiden ajak ngobrol petani Garut di pinggir sawah
Baca juga: Pemerintah berikan fasilitas perumahan untuk tukang cukur di Garut
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Untuk mempermudah apliasi KUR dan monitoring produksi pertanian telah ada fasilitas digital melalui aplikasi Logistik Tani (Logtan)," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dalam Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober 2018 - Maret 2019 (OKMAR 2018/2019) di Garut, Jawa Barat, Sabtu,
Keikutsertaan BNI sebagai bank BUMN dalam program tersebut untuk memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan selama musim tanam Oktober – Maret.
"Gerakan ini diharapkan menjadi salah satu penopang program pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas petani, pemerataan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan," kata Achmad Baiquni. Pada program itu juga petani pangan akan mendapatkan pembeli siaga atau offtaker.
Gerakan Mengawal Musim Tanam (GMMT) OKMAR 2018/2019 merupakan sinergi antara BNI dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memastikan seluruh kegiatan produksi petani dapat dikawal sedini mungkin dalam hal penyediaan seluruh sarana dan prasarana produksi pertanian.
Di setiap lokasi GMMT aktivitas yang dilakukan meliputi pelaksanaan padat karya tunai normalisasi saluran irigasi (kurang lebih lima kilometer), penyaluran KUR & Kartu Tani, serta kegiatan tanam massal.
GMMT OKMAR 2018/2019 di Garut merupakan bagian dari kegiatan serupa yang rencananya secara simultan dilakukan di 56 titik sentra komoditas pertanian unggulan di Seluruh Indonesia.
Program lanjutan Gerakan Mengawal Musim Tanam (OKMAR 2018/2019) ini dilaksanakan secara simbolis pada hamparan lahan seluas lebih dari dua hektare di Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut. Kawasan ini memiliki luas lahan lebih dari 2.500 Hektare.
Kabupaten Garut merupakan salah satu dari sembilan titik lokasi rintisan Program Kewirausahaan Pertanian di Jawa Barat. Pelaksanaan Kewirausahaan Pertanian di Propinsi Jawa Barat diawali dengan peresmian Kewirausahan Pertanian di Sliyeg, Indramayu pada bulan Juni 2018 oleh Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Rini jelaskan cara kerja Program Kewirausahaan Pertanian tingkatkan kesejahteraan petani
"Sampai dengan bulan Desember 2018, kegiatan Program Kewirausahaan Pertanian yang sudah dilakukan meliputi penyediaan saprotan, penyerapan gabah kering panen petani sebanyak 8.099 ton, penjualan beras 1.169 ton, hingga penyediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
Selain itu, kata Baiquni, Program Kewirausahaan Pertanian ini juga telah mengelola dan mengoperasionalkan Rice Mill Unit (RMU) modern yang sudah dibangun oleh BUMN PIC. Melalui program ini, pemerintah juga mampu melakukan pendataan potensi petani yang ada di area kewirausahaan pertanian sebanyak 629.000 petani. Dari jumlah tersebut terdapat 250 orang di antaranya penerima KUR Tani dengan fasilitas sebesar Rp1,25 miliar.
KUR tersebut menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI di mana hingga 31 Desember 2018, KUR yang telah disalurkan BNI mencapai Rp 15,99 triliun dan menyentuh 147.691 penerima KUR di seluruh Indonesia.
Baca juga: Presiden ajak ngobrol petani Garut di pinggir sawah
Baca juga: Pemerintah berikan fasilitas perumahan untuk tukang cukur di Garut
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019