Denpasar (Antara) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mendorong pengembangan desa wisata di daerah itu yang disesuaikan dengan potensi wilayah masing-masing.
"Jangan langsung membayangkan kalau desa wisata itu harus mendapat kunjungan turis asing," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat menerima jajaran Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) di Denpasar, Jumat.
Oleh karena itu, menurut dia, dalam pengembangan desa wisata agar pengelola tak serta merta menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Wagub yang juga Ketua PHRI Bali itu mencontohkan sejumlah desa yang sukses mengembangkan objek wisata spiritual seperti objek "pengelukatan" yang selalu ramai dikunjungi masyarakat lokal.
"Potensi seperti itu yang harus dikembangkan dan dikelola dengan baik sehingga dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat dan desa setempat," ujar Cok Ace.
Terkait dengan pengembangan desa wisata, Cok Ace minta Forkom Dewi mengambil peran lebih aktif dengan membentuk jejaring di Kabupaten/Kota se-Bali.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Wayan Sila menyampaikan terima kasih atas dukungan Wagub Cok Ace terhadap keberadaan forum ini.
Wayan Sila mengatakan Forkom Dewi terbentuk pada tahun 2014 dan menjadi satu-satunya wadah bagi keberadaan desa wisata. Awalnya, Forkom Dewi beranggotakan 180 desa wisata, namun pasca penataan jumlahnya ditetapkan menjadi 100.
"Banyak yang beranggapan kalau pariwisata itu tiba-tiba ada, tanpa perlu dirawat. Padahal agar berkelanjutan, kita harus merawatnya. Forum Dewi banyak mengambil peran dalam merawat budaya yang menjadi basis pariwisata Bali," ujarnya.
Untuk mendorong pengembangan desa wisata, Forum Dewi berencana menggelar penganugerahan Upakarti Desa Wisata Bali 2019. Guna menyukseskan ajang tersebut, ia berharap dukungan dari Pemprov Bali.
Ia pun berharap payung hukum yang lebih jelas terkait keberadaan Forkom Dewi. Wagub Cok Ace mendukung rencana penganugerahan Upakarti Desa Wisata Bali 2019, sementara terkait payung hukum akan dikoordinasikan dengan Biro Hukum.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Jangan langsung membayangkan kalau desa wisata itu harus mendapat kunjungan turis asing," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat menerima jajaran Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) di Denpasar, Jumat.
Oleh karena itu, menurut dia, dalam pengembangan desa wisata agar pengelola tak serta merta menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Wagub yang juga Ketua PHRI Bali itu mencontohkan sejumlah desa yang sukses mengembangkan objek wisata spiritual seperti objek "pengelukatan" yang selalu ramai dikunjungi masyarakat lokal.
"Potensi seperti itu yang harus dikembangkan dan dikelola dengan baik sehingga dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat dan desa setempat," ujar Cok Ace.
Terkait dengan pengembangan desa wisata, Cok Ace minta Forkom Dewi mengambil peran lebih aktif dengan membentuk jejaring di Kabupaten/Kota se-Bali.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Wayan Sila menyampaikan terima kasih atas dukungan Wagub Cok Ace terhadap keberadaan forum ini.
Wayan Sila mengatakan Forkom Dewi terbentuk pada tahun 2014 dan menjadi satu-satunya wadah bagi keberadaan desa wisata. Awalnya, Forkom Dewi beranggotakan 180 desa wisata, namun pasca penataan jumlahnya ditetapkan menjadi 100.
"Banyak yang beranggapan kalau pariwisata itu tiba-tiba ada, tanpa perlu dirawat. Padahal agar berkelanjutan, kita harus merawatnya. Forum Dewi banyak mengambil peran dalam merawat budaya yang menjadi basis pariwisata Bali," ujarnya.
Untuk mendorong pengembangan desa wisata, Forum Dewi berencana menggelar penganugerahan Upakarti Desa Wisata Bali 2019. Guna menyukseskan ajang tersebut, ia berharap dukungan dari Pemprov Bali.
Ia pun berharap payung hukum yang lebih jelas terkait keberadaan Forkom Dewi. Wagub Cok Ace mendukung rencana penganugerahan Upakarti Desa Wisata Bali 2019, sementara terkait payung hukum akan dikoordinasikan dengan Biro Hukum.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019