Singaraja, (Antaranews Bali) - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, yang mengusung pendidikan kedokteran pariwisata berkomitmen mendukung terwujudnya kenyamanan dalam sektor pariwisata.
"Pelayanan kesehatan yang prima juga menjadi salah satu bagian dalam mewujudkan kenyamanan dalam berwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Nyoman Sutrisna, dalam keterangan pers dari Humas Undiksha yang diterima, Jumat.
Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di FK Undiksha, Buleleng (10/1), Sutrisna mengatakan perkembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng beberapa tahun belakangan semakin pesat, baik kunjungan domestik maupun mancanegara.
"Ini perlu mendapat perhatian serius. Tidak hanya pada pelayanan umum di objek wisata, tetapi juga aspek lain, yakni dalam penanganan kesehatan," katanya.
Ia mencontohkan kunjungan wisatawan melalui kapal pesiar di Pelabuhan Celukan Bawang, perlu ada pelayanan pemeriksaan kesehatan, sehingga nantinya ada dokter-dokter yang khusus untuk itu, akan sangat bagus.
"Kami sangat mendukung Undiksha menggarap pendidikan kedokteran pariwsata," katanya.
Senada dengan itu, Direktur RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana, menjelaskan keberadaan FK Undiksha ini menguntungkan bagi rumah sakit, sebab sejumlah dokter spesialis yang dimilikinya kini "dipinang" menjadi tenaga pendidik.
"Demikian juga untuk lulusan FK, nantinya bisa mendongkrak pelayanan di rumah sakit. Respons tentu sangat baik karena saling menguntungkan antara rumah sakit dengan FK Undiksha," katanya.
Sejauh ini, belum ada dokter yang khusus kepariwisataan di rumah sakit yang berlokasi di Jalan Ngurah Rai itu. "Kalau pasien warga negara asing sudah ada dengan berbagai keluhan sakit," ucapnya.
Sementara itu, Rektor Undiksha, Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.,mengatakan FGD ini sebagai media untuk menerima masukan yang nantinya bisa dipakai sebagai pedoman dalam penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi, khususnya pada FK.
"Ini mengundang stakeholder terkait, dari FK Udayana, Dinas Pariwisata dan PHRI, selain dekan di Undiksha sendiri. Kami berharap melalui ini ada masukan untuk peningkatan kualitas, terutama dalam proses belajar mengajar," katanya.
Mantan Wakil Rektor II Undiksha ini menyatakan optimistis FK dengan basis kependidikan akan mampu mencetak dokter-dokter dengan kemampuan melampaui yang lain.
"Saya optimistis untuk itu, karena lebih banyak mendidiknya. Tidak hanya mengajarkan kemampuan akademik kepada mahasiswa, tetapi juga supaya menjadi lebih berkarakter, bisa bertanggung jawab dan terutama melayani," katanya.
Menghadapi revolusi industri 4.0, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada fakultas yang berdiri pada 8 Agustus 2018 itu akan terus dilakukan. Berkaitan erat dengan pariwisata, penguasaan bahasa asing wajib dilakukan.
"Mahasiswa wajib menguasai Bahasa Inggris dan bahasa asing lain. Ini penting untuk meningkatkan daya saing," katanya.
Pengembangan sarana-prasarana juga terus dilakukan sesuai rancangan fakultas yang bertaraf internasional tersebut. Hal ini sekaligus untuk mendukung tekad universitas bertaraf internasional yang dicanangkan mulai tahun 2019.
"Bertaraf internasional ini yang paling mudah dilakukan dari pada yang lain. Ini sejalan dengan pencanangan internasionalisasi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Pelayanan kesehatan yang prima juga menjadi salah satu bagian dalam mewujudkan kenyamanan dalam berwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Nyoman Sutrisna, dalam keterangan pers dari Humas Undiksha yang diterima, Jumat.
Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di FK Undiksha, Buleleng (10/1), Sutrisna mengatakan perkembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng beberapa tahun belakangan semakin pesat, baik kunjungan domestik maupun mancanegara.
"Ini perlu mendapat perhatian serius. Tidak hanya pada pelayanan umum di objek wisata, tetapi juga aspek lain, yakni dalam penanganan kesehatan," katanya.
Ia mencontohkan kunjungan wisatawan melalui kapal pesiar di Pelabuhan Celukan Bawang, perlu ada pelayanan pemeriksaan kesehatan, sehingga nantinya ada dokter-dokter yang khusus untuk itu, akan sangat bagus.
"Kami sangat mendukung Undiksha menggarap pendidikan kedokteran pariwsata," katanya.
Senada dengan itu, Direktur RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana, menjelaskan keberadaan FK Undiksha ini menguntungkan bagi rumah sakit, sebab sejumlah dokter spesialis yang dimilikinya kini "dipinang" menjadi tenaga pendidik.
"Demikian juga untuk lulusan FK, nantinya bisa mendongkrak pelayanan di rumah sakit. Respons tentu sangat baik karena saling menguntungkan antara rumah sakit dengan FK Undiksha," katanya.
Sejauh ini, belum ada dokter yang khusus kepariwisataan di rumah sakit yang berlokasi di Jalan Ngurah Rai itu. "Kalau pasien warga negara asing sudah ada dengan berbagai keluhan sakit," ucapnya.
Sementara itu, Rektor Undiksha, Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.,mengatakan FGD ini sebagai media untuk menerima masukan yang nantinya bisa dipakai sebagai pedoman dalam penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi, khususnya pada FK.
"Ini mengundang stakeholder terkait, dari FK Udayana, Dinas Pariwisata dan PHRI, selain dekan di Undiksha sendiri. Kami berharap melalui ini ada masukan untuk peningkatan kualitas, terutama dalam proses belajar mengajar," katanya.
Mantan Wakil Rektor II Undiksha ini menyatakan optimistis FK dengan basis kependidikan akan mampu mencetak dokter-dokter dengan kemampuan melampaui yang lain.
"Saya optimistis untuk itu, karena lebih banyak mendidiknya. Tidak hanya mengajarkan kemampuan akademik kepada mahasiswa, tetapi juga supaya menjadi lebih berkarakter, bisa bertanggung jawab dan terutama melayani," katanya.
Menghadapi revolusi industri 4.0, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada fakultas yang berdiri pada 8 Agustus 2018 itu akan terus dilakukan. Berkaitan erat dengan pariwisata, penguasaan bahasa asing wajib dilakukan.
"Mahasiswa wajib menguasai Bahasa Inggris dan bahasa asing lain. Ini penting untuk meningkatkan daya saing," katanya.
Pengembangan sarana-prasarana juga terus dilakukan sesuai rancangan fakultas yang bertaraf internasional tersebut. Hal ini sekaligus untuk mendukung tekad universitas bertaraf internasional yang dicanangkan mulai tahun 2019.
"Bertaraf internasional ini yang paling mudah dilakukan dari pada yang lain. Ini sejalan dengan pencanangan internasionalisasi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019