Denpasar (Antara Bali) - Sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu memberikan kontribusi sebesar 30,63 persen terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) Bali yang mencapai Rp17,99 triliun pada triwulan II (April-Juni) 2011 sesuai harga berlaku maupun harga konstan.
"Sektor pertanian menyusul menempati urutan kedua dengan memberikan andil sebesar 17,51 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, kedua sektor itu memberikan andil yang sangat dominan, jika digabungkan memiliki peran separuh dari pembentukan PDRB Bali.
"Ada hal yang menarik dari kedua sektor ini, yakni kontribusi sektor pertanian memiliki kecenderungan menurun dari 18,67 persen pada triwulan II-2010 menjadi 17,51 persen pada triwulan II-2011," tutur Gede Suarsa.
Ia menambahkan, kondisi itu agak berbeda dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menunjukkan arah kontribusi yang semakin meningkat, pada triwulan II-2010 sebesar 29,73 persen menjadi 30,63 persen pada triwulan II-2011.
Fenomena tersebut sejalan dengan dinamika pembangunan, baik dalam konteks pembangunan nasional maupun yang menyangkut berbagai aspek kehidupan di Pulau Dewata.
Gede Suarsa menjelaskan, berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan itu menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi yang disertai perubahan struktur ekonomi dari pertanian menuju industri atau jasa-jasa.
Selain itu pembangunan ekonomi dalam jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional dan daerah, guna membawa satu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi.
Perubahan struktur tersebut dari ekonomi tradisional dengan bidang pertanian sebagai sektor utama menuju ke sektor modern yang didominasi oleh sektor sekunder yang berbasis pada industri pengolahan dan sektor tersier berbasis jasa-jasa.
Dengan demikian mampu mewujudkan korelasi positif antara perubahan dengan pertumbuhan produktif yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.
Hal itu sekaligus mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur ekonomi melalui peningkatan pendapatan masyarakat, ujar Gede Suarsa.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Sektor pertanian menyusul menempati urutan kedua dengan memberikan andil sebesar 17,51 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, kedua sektor itu memberikan andil yang sangat dominan, jika digabungkan memiliki peran separuh dari pembentukan PDRB Bali.
"Ada hal yang menarik dari kedua sektor ini, yakni kontribusi sektor pertanian memiliki kecenderungan menurun dari 18,67 persen pada triwulan II-2010 menjadi 17,51 persen pada triwulan II-2011," tutur Gede Suarsa.
Ia menambahkan, kondisi itu agak berbeda dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menunjukkan arah kontribusi yang semakin meningkat, pada triwulan II-2010 sebesar 29,73 persen menjadi 30,63 persen pada triwulan II-2011.
Fenomena tersebut sejalan dengan dinamika pembangunan, baik dalam konteks pembangunan nasional maupun yang menyangkut berbagai aspek kehidupan di Pulau Dewata.
Gede Suarsa menjelaskan, berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan itu menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi yang disertai perubahan struktur ekonomi dari pertanian menuju industri atau jasa-jasa.
Selain itu pembangunan ekonomi dalam jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional dan daerah, guna membawa satu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi.
Perubahan struktur tersebut dari ekonomi tradisional dengan bidang pertanian sebagai sektor utama menuju ke sektor modern yang didominasi oleh sektor sekunder yang berbasis pada industri pengolahan dan sektor tersier berbasis jasa-jasa.
Dengan demikian mampu mewujudkan korelasi positif antara perubahan dengan pertumbuhan produktif yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.
Hal itu sekaligus mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur ekonomi melalui peningkatan pendapatan masyarakat, ujar Gede Suarsa.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011